Episode 04

"Aku ga boleh terus menangis seperti ini, aku harus kuat. Di dunia ini memang tidak ada yang baik terhadap ku kecuali diriku sendiri"

Wulan mengusap sisa air mata di pipinya dan berusaha kuat meski hatinya kini sedang pilu.

Untuk menghibur diri, Wulan pergi ke taman untuk sekedar duduk menikmati udara dan pemandangan hijau di sana.

Untuk sesaat hati dan pikirannya kembali tenang saat tubuhnya di terpa hembusan angin sepoi-sepoi yang menyibakkan rambutnya.

Harum dari bunga bunga di sekelilingnya menambah tenang jiwanya.

Di tengah ketenangannya tiba-tiba ada yang mengganggu, suara keroncongan dari perutnya terdengar begitu keras.

Wulan memegang perutnya lalu menoleh ke kanan dan kirinya.

"Memang tidak ada hari tanpa tidak makan, bahkan saat aku sedang stres pun aku harus makan" keluhnya

Segera wulan mencari warung bakso, di matanya seperti sudah terlihat jelas merahnya bakso yang bercampur saos kecap di tambah lagi dengan cabai, hm... Air liurnya seketika membanjiri isi mulutnya, kebayang bagaimana nikmatnya menyantap semangkuk bakso pedas di sore hari.

__________

Pagi pun datang dan sinar mentari menyapa, cahayanya yang terang menyeruak masuk melalui celah gorden yang sedikit menyilaukan mata.

Wulan kini sudah rapi dengan kemeja putihnya, rambutnya ia biarkan terurai dengan bagian ujungnya yang sedikit ikal.

Makeup tipis agar terkesan natural membuat kecantikan Wulan semakin terpancar.

Alisnya yang sudah cantik sejak lahir tak perlu tambahan pensil alis, bibir pink nya hanya di olesi lip balm agar tidak kering.

"Dah siap...." Wulan berdiri di depan kaca riasnya lalu menyimpulkan senyuman manis, tampak sangat cantik

"Ya Tuhan, beri kelancaran untuk ku hari ini. Aku sudah berusaha semaksimal mungkin, kali ini aku pasrahkan sisanya pada mu"

Dengan penuh semangat dan energi Wulan melangkah keluar dan menuju kantor.

Di sana ia langsung interview meski cukup lama, namun semuanya berjalan lancar.

Sepertinya nasib keberuntungan kini sedang ada di pihaknya, Wulan berhasil di terima bahkan bisa langsung mulai bekerja hari ini juga.

Wulan sangat bahagia, akhirnya ia bisa bekerja kembali. Ya meskipun posisi pekerjaan nya saat ini hanyalah office girl tapi Wulan sangat senang.

Setelah mengganti pakaiannya dengan seragam kantor Wulan mulai di bekerja.

Ia memerhatikan betul apa yang menjadi pekerjaannya, karena beberes sudah menjadi kebiasaannya maka pekerjaan ini tidaklah sulit baginya.

Hari baru, pekerjaan baru, di tempat baru dan lingkungan baru. Wulan dengan cepat bisa bergaul dan berteman dengan yang lainnya.

Sosoknya yang humble dan ceria di senangi banyak orang.

Namun ada juga beberapa yang tidak suka dengannya, karyawan lama yang merasa Wulan akan menjadi saingan.

Dia adalah Siska, ia memang terkenal cuek dan suka menyuruh sesama rekan.

HRD meminta Siska untuk mengajari Wulan jika ada yang tidak ia fahami, dan Siska tidak akan melewatkan kesempatan ini begitu saja.

Siska meminta Wulan untuk membuatkan kopi untuk CEO.

"Maaf kak, kalau boleh tau bapak CEO sukanya kopi apa ya?" tanya Wulan

"Ceo kita sukanya kopi manis, oh ya jangan lupa bawakan juga camilan roti yang ada di sana" jawab Siska dengan menunjuk ke meja di samping Wulan

Wulan mengangguk faham lalu segera membuatkan kopi nya.

Dengan hati-hati Wulan membawa nampan itu agar tidak tumpah, ia tidak ingin melakukan kesalahan di hati pertamanya.

Tok tok tok....

Setelah mengetuk pintu Wulan dengan pernikahan membukanya.

Terlihat seorang pria yang sedang duduk di kursi kebesarannya menghadap ke luar jendela.

"Permisi pak, ini saya bawakan kopi untuk bapak" ucap Wulan dengan suara lembutnya.

Pria dari balik kursi itu hanya memberi isyarat lewat jemarinya yang lentik untuk meminta Wulan meletakkan kopi yang ia bawa di atas meja.

Wulan meletakkan kopinya lalu melangkah mundur untuk keluar dari ruangan itu.

Begitu hendak membuka pintu, CEO itu mencegahnya.

"Tunggu!"

Terdengar suaranya yang tegas membuat Wulan terkejut, Wulan berbalik menghadap CEO itu yang saat ini juga sedang menatapnya.

Untuk sesaat kedua pasang mata mereka saling bertemu sebelum Wulan akhirnya sadar lalu menundukkan pandangannya.

Wajah CEO yang tampan untuk sejenak membuat Wulan langsung terkesima, namun beruntung ia cepat sadar posisinya.

"Kemari" panggil CEO

Wulan mendekat dan berdiri tepat di depan meja sambil memegang nampan di tangannya.

"Iya, pak. Ada apa"

CEO itu mengambil secangkir kopi buatan Wulan lalu meneguknya, belum sempat kopi itu di telan CEO itu langsung memuntahkannya dengan menyemburkan ke lantai.

Wulan terkejut karena itu, ia pikir kopinya masih terlalu panas, dengan reflek Wulan langsung mengambil tisu dan langsung mengelap bekas kopi di jas bagian lengan CEO.

"Kopi apa ini, hah!!" bentak CEO itu pada Wulan yang seketika membuat Wulan langsung berdiri bulu kuduknya hingga membuat nampan di tangannya jatuh ke lantai.

CEO itu langsung menarik tangan Wulan dan mencengkeramnya dengan kuat.

"Aduh sakit pak, sakit..." rintih Wulan

Kulit di pergelangan tangannya mengerut, bahkan langsung memerah. Itu jelas terlihat di kulit Wulan yang putih nan cerah.

"Kau ingin membunuh ku?!" tanya CEO dengan wajahnya yang menakutkan

"Ti tidak pak, saya hanya membuat kopi biasa untuk bapak" jawab Wulan dalam ketakutannya.

"Kau tau berapa kesalahan mu sejak kau masuk ke ruangan ku?!!"

Wulan menggeleng, ia menunduk melihat tangannya yang semakin kesakitan.

"Bedebah!!" Wulan di dorong oleh CEO itu hingga tubuhnya membentur lantai.

Wulan meringis kesakitan bahkan air matanya langsung keluar saking sakitnya benturan itu.

Tepat saat itu juga ada seseorang yang masuk

"Maaf tuan, kalau boleh saya tau ada masalah apa?" tanya Rendy selaku asisten pribadinya

"Bawa wanita bodoh ini keluar dari ruangan ku" titah CEO itu dengan penuh emosi

"Baik tuan"

Rendy membantu Wulan berdiri dan membawanya keluar.

Rendy melihat wajah wulan yang sembab

"Aku tidak pernah melihat mu sebelumnya, apa kamu karyawan baru di sini?" tanya Rendy

Wulan menganggu sambil mengusap air matanya "Iya pak, ini hari pertama saya bekerja di sini" jawabnya

"Apa yang sedang kamu lakukan di sana, kenapa tuan Abi sampai marah besar kepada mu?"

"Saya tidak tau pak, saya kesana hanya untuk mengantar kopi dan kue kering untuk bapak, tapi malah___"

"Kopi? Kopi apa yang kamu berikan?"

Wulan lalu menjelaskan kalau dirinya di suruh oleh Siska untuk membuatkan kopi manis.

"Apa tidak ada yang memberi tahu kamu kalau tuan Abi tidak suka kopi manis?"

Wulan menggeleng, kepalnya terus menunduk dan tangannya selalu memegangi pergelangan tangannya yang sakit.

"Ikut saya"

Rendy mengajak Wulan ke satu ruangan dan mengumpulkan semua tim office boy/girl di sana.

Siska melihat wajah Wulan yang sembab senyum-senyum sendiri.

"Pasti dia habis kena omelan tuan Abi, emang enak. Haha... Pasti pak Rendy mau kasih tau kalau gadis itu sudah di pecat karena melakukan kesalahan, syukur deh" batin Siska

"Apa kalian semua sudah tau apa yang tuan Abi suka dan apa yang tidak di suka?" tanya Rendy dengan tegas

"Tahu, pak" jawab semua dengan serentak

"Siapa di sini yang bernama Siska?"

Dengan percaya diri Siska mengangkat tangannya, ia pikir dirinya akan di jadikan contoh oleh pak Rendy karena cara kerjanya yang baik.

"Saya Siska, pak"

"Sudah berapa lama kamu kerja di kantor ini?"

"5 tahun, pak"

"Apa kamu yang meminta Wulan membuatkan kopi untuk tuan Abi?"

"I iya pak"

Rendy kemudian memberi peringatan kepada semua agar berhati-hati dalam bekerja, terutama jika menyangkut apa yang tuan Abi tidak suka.

"Dan kamu Siska, sebagai senior seharusnya kamu bisa mengajari karyawan yang baru. Jika saya dapati ada karyawan baru yang melakukan kesalahan yang sama, kamu yang harus bertanggung jawab"

Setelah Rendy keluar Siska langsung menghampiri Wulan dan mendorong bahunya

"Apa yang lo aduin ke pak Rendy, songong lo ya, batu pertama kerja udah cepu"

Karyawan lainnya yang sudah tau bagaimana watak Siska sudah tak heran jika ada karyawan baru yang ia kerjain.

"Emang perkataan pak Rendy barusan kurang jelas apa? Apa perlu aku panggil pak Rendy lagi kesini" ujar Revi

"Yuk kita pergi dari sini, di sini panas" Revi menarik tangan Wulan membawanya keluar meninggalkan Siska di sana.

BERSAMBUNG

🏵️🏵️🏵️🏵️🏵️

Terpopuler

Comments

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

knp ga di pecat aja tuh si siska minimal di kasih sanfsi gitu..kasihan wulan smg kamu bertahan ya wulan..

2023-10-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!