Episode 05

"Makasih ya udah nolongin aku" ucap Wulan

"Iya sama-sama. Oh ya, nama ku Revi, aku udah 2 tahun kerja di sini" ucap Revi sambil mengulurkan tangannya

Wulan tersenyum membalas uluran tangan Revi

"Aku Wulan"

Revi terkejut melihat pergelangan tangan Wulan yang merah "Tangan kamu kenapa gini?"

"Di cengkeram pak Abi" jawab Wulan pelan

"Di cengkeram? Kok bisa?"

Wulan lalu menceritakan bagaimana kejadian di ruangan CEO itu.

"Pantes tuan Abi marah. Pertama kamu memanggilnya pak Abi bukan tuan Abi. Tuan Abi tidak suka di panggil bapak. Yang kedua kopi manis, tuan Abi itu tidak suka gula, baik itu makanan ataupun minuman. Dan yang ketiga mungkin karena kamu menyentuhnya" jelas Revi

"Oo gitu, pantes pak Abi marah, eh tuan Abi. Baru pertama kerja aku langsung melakukan 3 kesalahan".

"Udah ga usah di pikirin, yah namanya juga karyawan baru. Oh ya lain kali kalo si Siska itu nyuruh nyuruh kamu lagi jangan mau, dia itu ya emang gitu sama semua karyawan baru"

"Apa kamu pernah di kerjain juga?"

Revi mengangguk "Iya, bahkan gue hampir di pecat"

"Oh ya, kok bisa?"

"Ceritanya panjang, oh ya tangan kamu itu gapapa? Apa ga mau di obatin dulu?"

"Ga usah, ga papa kok. Oh ya, apa tuan Abi memang seperti itu ya?"

"Maksud kamu kejam?"

Wulan mengangguk iya

"Tuan Abimana Artha Wijaya memang seperti itu, kejam, jahat, sombong dan angkuh" jawab Revi berbisik di telinga Wulan

"Apa benar seburuk itu sifatnya?" tanya Wulan memastikan

"He'em, dia itu sangat sensitif sama wanita kecuali sama adiknya, karena itulah sampe sekarang tuan Abi tetap jomblo"

"Kok bisa?"

"Sifat tuan Abi itu 190° berbeda dari rupanya. Wajahnya sangat tampan, hidung mancung, mata lebar, senyumnya yang manis tapi tidak dengan kata yang keluar dari mulutnya. Ah sudahlah jangan bicarakan tuan Abi lagi, di sini tuh banyak telinganya."

"Ya udah kita balik ke sana yuk" ajak Wulan

Sejak saat itu Wulan dan Revi menjadi teman akrab.

Wulan yang awalnya merasa takut akan berbuat kesalahan lagi kini menjadi lebih tenang karena ada temannya yang akan selalu memberi tahunya.

______

Hari ini Wulan benar-benar merasa capek, kepalanya tiba-tiba terasa sedikit pusing.

Sejak pulang kerja tadi badannya terasa sedikit tidak nyaman.

Ia mencari obat di dalam lacinya namun tak ia temukan.

"Aduh... obat ku habis lagi, gini amat ya nasib hidup sendiri. Mana lagi sakit harus keluar pula beli obat ke apotik" serunya

Segera ia mengambil uang dari dalam tasnya dan pergi ke apotik.

Tak lupa Wulan mampir ke warteg langganannya untuk membeli makan.

Terpaan angin membuat Wulan merasa sedikit kedinginan, ia memasang kancing sweater nya lalu berjalan dengan langkah cepat agar bisa segera sampai di kosannya.

Namun langkahnya terhenti ketika matanya melihat seorang wanita dengan perutnya yang membesar berdiri di pinggiran jembatan.

"Hah? Sedang apa wanita itu di sana? A apa dia mau bunuh diri? Ya tuhan, jangan jangan, aku harus selamatkan dia ya aku harus selamatkan dia"

Wulan berlari ke arah jembatan dan ketika jaraknya sudah lebih dekat Wulan memelankan jalannya agar tidak menimbulkan suara derapan langkahnya.

Wanita dengan rambut sebahu itu menunduk memperhatikan derasnya air sungai di bawahnya.

Nafasnya tampak terisak seperti sedang menangis.

Tepat saat wanita itu menutup mata dan akan melompat, dengan cepat Wulan menarik tubuh wanita itu hingga mereka jatuh bersamaan.

Wanita itu jatuh di atas tubuh Wulan, hingga membuat kepala Wulan terbentur ke aspal.

Namun sakitnya itu tak Wulan hiraukan, ia lebih mementingkan wanita itu.

Wulan bangun dan memegang pundak wanita itu

"Mbak, mbak ga papa? Apa ada yang terluka?"

Bukannya menjawab Wulan malah di dorong oleh wanita itu.

"Kamu ngapain selamatin aku, hah! Kenapa kamu tidak membiarkan aku jatuh??"

"Mbak mau bunuh diri? Di sini? Mbak ini gila ya?"

"Ga usah sok peduli, minggir sana"

Wanita itu berdiri dan hendak naik lagi.

Wulan semakin terkejut karena wanita itu sedang hamil, tampak perutnya yang membesar dan sepertinya sudah hamil tua.

"Wah wah, wanita ini memang tidak ada belas kasihnya ya"

Wulan menarik tangan wanita itu lalu memeluknya.

"Mbak aku ga tau masalah apa yang sedang mbak hadapi, tapi bunuh dir bukanlah solusi"

"Solusi? Ini satu satunya solusi dari masalah ku, lepas...!" lagi lagi wanita itu mendorong Wulan hingga kantong keresek di tangannya terlepas dan jatuh ke sungai.

Mata Wulan seketika melongo melihat makannya terbawa arus sungai

"Yah... Yah... nasi dan obat ku.... Ish, mau makan apa nanti aku mbak, kamu membuat makanan ku jatuh ke sungai"

"Bodo amat" sahut wanita itu yang langsung pergi, seperti nya dia kesal karena rencana bunuh dirinya gagal.

"Ish dasar betina, bukannya bilang makasih udah aku selamatin malah nasi ku di lempar ke sungai. Ya Tuhan... Apes banget aku hari ini" gerutu Wulan

Wulan mengejar wanita itu berniat untuk meminta ganti, namun ia malah melihat wanita itu pingsan terjatuh ke tanah.

"Lah, dia kenapa, pingsan kah?"

Segera Wulan berlari menghampirinya, Wulan melihat perut wanita itu yang masih bergerak, takut terjadi apa-apa wulan segera meminta pertolongan untuk membawa wanita itu ke rumah sakit.

______

Wulan menunggu di depan IGD sambil memegangi kepalanya yang sakit.

Di tambah lagi perutnya yang keroncongan karena rasa lapar.

Tak lama dokter pun keluar segera Wulan menghampiri dokter untuk menanyakan keadaan wanita tadi.

"Dok, bagaimana keadaan dia dok?"

"Ya, ibu dan bayinya baik baik saja. Apa anda keluarganya?" jawab sekaligus pertanyaan balik dari dokter

"Iya dok, dia kakak saya" Terpaksa Wulan mengangguk iya karena ia tidak tau harus apa.

"Baiklah ikut ke ruangan saya sekarang, ada yang harus di bicarakan"

Wulan mengikuti langkah dokter menuju ruangannya.

Di sana dokter bilang kalau kondisi bayi di dalam kandungannya tidak benar benar baik 100%. Itu bisa di picu gara-gara stress atau kecapekan yang berlebih.

"Kalau boleh tau apa kakak mu juga bekerja?" tanya dokter

"Ha, e... e... Iya dok" jawab Wulan dengan gelagapan.

"Mulai hari ini kakak kamu tidak boleh lagi bekerja, kandungannya sudah masuk usia 8 bulan. Dia butuh lebih banyak istirahat. Kondisi janinnya melemah jadi pasien harus istirahat total. Kami sudah memberikan suntikan penguat janin, semoga janinnya tetap kuat mampu bertahan hingga waktunya lahir nanti"

"Baik dok, terima kasih. Oh ya apa saya boleh masuk dan melihat kakak saya?"

"Boleh, asal jangan mengganggunya jika pasien sedang istirahat"

______

Kini jarum jam sudah menunjukkan pukul 8 malam, melihat wanita tadi belum sadarkan diri Wulan pergi ke kantin untuk membeli makanan.

Wulan tidak tau harus menghubungi siapa, melihat wanita itu yang tertidur pulas Wulan merasa kasihan.

"Rasanya aku pernah melihatnya, tapi dimana ya? Aa.. Ya aku ingat, aku pernah menegurnya saat di bar. Kasihan sekali wanita ini, dia pasti sangat stres..." gumam Wulan di dalam hatinya.

Sesekali janin dalam kandungan wanita itu bergerak, Wulan tersenyum melihatnya.

Wulan memegang perut wanita itu dan mengelusnya dengan lembut.

"Aku tidak kenal dengan ibu mu. Aku tidak tau masalah apa yang membuat ibu mu stres hingga berniat untuk mengakhiri hidupnya. Aku minta kamu tetap kuat ya, doakan ibu mu agar tetap bisa bertahan"

Wanita itu langsung memegang tangan Wulan hingga membuat Wulan terkejut.

Ia takut wanita itu akan marah padanya karena memegang perutnya tanpa seizinnya.

BERSAMBUNG

🏵️🏵️🏵️🏵️🏵️

Terpopuler

Comments

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

wulan yg dasary hatiy lembut dan baik jd ga tega sm penderitaan orang lain..

2023-10-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!