BAB PHM : 2

Paginya setelah semua pakaian dan barang – barang yang Hillary butuhkan selesai terpacking, dimasukkanlah ke dalam bagasi mobil. Lalu dia yang mengenakan over size t- shirt berwarna putih dengan bahan yang sangat tipis dan short pant denim, siap melaju dengan mobilnya. Tak lupa kaca mata hitam dia kenakan, rambut panjangnya yang berwarna blonde tergerai indah.

Saat dia baru saja mau menyalakan mesin mobilnya, suara ketokan pintu mobil terdengar.

“TOK TOK TOK…”.

Jarrod mengetuk kaca mobilnya dengan wajah kusut. Hilary membuka kaca mobilnya lalu menatap suaminya yang tak pulang lagi tadi malam.

“Apa maumu?” tanya Hilary kesal.

“Buka pintunya, aku mau ikut” ujar Jarrod.

“Kenapa kamu harus ikut, kan tadi malam aku sudah mengirimimu pesan lokasi yang akan aku tuju” kata Hilary yang makin kesal dengan sikap Jarrod.

“Memangnya aku tidak boleh ikut, jangan banyak bicara buka pintunya aku mau masuk” kata Jarrod memaksa.

Hilary dengan setengah hati harus menerima sikap kekanak – kanakan suaminya itu, setelah dia membuka pintu mobil Jarrod duduk di sampingnya.

Jarrod merebahkan tubuhnya dengan jok di rendahkan, lalu menyetel lagu kesukaannya yakni album Adele dengan kencang.

“Kenapa kamu tidak tidur saja di rumah, kenapa harus ikut kalau hanya untuk tidur di mobil” kata Hilary yang menatap suaminya yang sudah memejamkan mata.

“Diam jangan ganggu aku, kamu menghalangi suara musiknya. Menyetir saja” ketus Jarrod yang memejamkan mata mencoba tidur.

“Huft… setidaknya kenakan sabuk pengamanmu, kita akan berkendara kurang lebih 5 jam” gerutu Hilary lalu membantu memasangkan sabuk pengaman ke tubuh suaminya yang terbaring.

“Honey…berikan ciuman untukku, aku membutuhkannya untuk membuatku terlelap” minta Jarrod manja dengan membuka matanya.

“Tubuhmu bau alcohol, sangat bau…aku tidak mau” tolak Hilary.

“Ayolah…aku tidak memintamu bercinta di mobil, hanya sebatas ciuman saja” kata Jarrod memaksa.

Lalu dia menarik tangan Hilary yang memalingkan wajahnya, dan mencium bibir istrinya dalam dekapannya.

“Aku suka bibirmu, menenangkan” aku Jarrod lalu melepaskan tubuh Hilary dan beranjak tidur.

Hilary makin kesal dengan ulah suaminya yang seenaknya sendiri, namun tak ada pilihan lain untuk menurutinya. Hilary lalu melajukan mobilnya dan mulai berkendara, sepanjang perjalanan Jarrod tidur dengan nyenyak.

Wajar saja dia tidur dengan nyenyak tadi malam untuk melepaskan penatnya atas pertengkaran dengan Hilary, dia hanya minum – minum dengan beberapa wanita di club malam. Tapi kepalanya terus memikirkan Hilary yang membuatnya marah.

Saat tahu Hilary akan ke villa di Country Durham, Jarrod menjadi cemas dan khawatir dia menyadari bahwa disana ada sepupu yang dia benci yakni Carlson Davis. Anak dari bibinya yang telah menikah dengan pria dari keluarga biasa dan menanggalkan kebangsawanannya. Carlson menjadi anak dari penduduk biasa di Inggris, kini dia tinggal di kawasan hutan Durham, dimana dia bekerja di sebuah organisasi konservasi hutan Inggris.

Dia tak mau masa lalu kembali terulang, dimana mantan pacarnya telah direbut oleh sepupunya. Seakan menjadi momok dan trauma yang besar bagi kehidupan Jarrod.

Setibanya di villa setelah menempuh perjalanan sekitar 4 jam 45 menit, Hilary mematikan mesin mobilnya lalu membangunkan suaminya.

“Bangunlah kita sudah sampai” kata Hilary.

“Benarkah, rasanya aku masih mengantuk” jawab Jarrod.

“Kamu bisa tidur di dalam villa, bukankah di dalam sana ada kamar. Atau kamu menikmati tidur di dalam mobil” kata Hilary sambil mengguncang – guncangkan tubuh suaminya.

“Aku senang hati tidur di dalam mobil sembari mendengar de$ahanmu, apa perlu kita melakukannya sekarang” goda Jarrod.

“Ku mohon hentikan candaanmu, aku sudah sangat lelah menyetir dari London hingga kesini. Ayo keluarlah, bantu aku menurunkan barang – barangku” kata Hilary bergegas keluar dari mobil.

Saat dia membuka bagasi mobilnya, dia di kejutkan oleh seorang pria tua penjaga villa yang memegang pundaknya.

“OMG! Siapa anda?” tanya Hilary memalingkan wajahnya kepada pria tua yang ada di belakangnya.

“Saya Berth nyonya, saya pengurus villa ini” katanya memperkenalkan diri.

“Owh senang bertemu denganmu, namaku Hilary Gracewell aku datang dengan suamiku” kata Hilary.

Jarrod lalu turun dari mobil dan malah langsung masuk ke dalam villa tanpa melihat istrinya tengah tegur sapa dengan pengurus villa.

“Itu tuan Jarrod bukan, dia kini tumbuh dewasa” kata Berth sembari menatap punggung Jarrod yang berjalan masuk ke dalam villa.

“Oh iya, maaf dia terlalu lelah tadi dia tidur di mobil dan ku suruh untuk langsung masuk ke dalam villa agar lekas beristirahat” kata Hilary yang tak enak suaminya tak menyapa Berth.

“Villa ini sudah bersih, kalian bisa beristirahat di kamar utama biarkan saya dan Gerald cucu saya menurunkan barang anda dan memasukkannya ke dalam villa” kata Berth.

“Baiklah kalau begitu, terimakasih atas bantuannya” kata Hilary lalu bergegas masuk mencari suaminya.

Sembari mencari suaminya, dia menatap setiap sudut villa bergaya modern dan mewah itu. Bangunan dua lantai itu sangat bersih dan banyak texture kayu dan batu dalam design interiornya.

“Jarrod…kamu dimana!” teriak Hilary mencari suaminya.

“Aku di lantai dua, datanglah kemari!” sahut Jarrod yang tengah merebahkan tubuhnya di ranjang di dalam kamar utama.

Saat Hilary naik ke lantai dua, ada sekelebatan bayangan hitam lewat di ujung tangga.

“Jarrod apa itu kamu?” tanya Hilary memastikan.

Tapi Jarrod tak menjawabnya, karena dia menyambung tidurnya di kamar utama.

Hilary berjalan sembari celingak – celinguk mencari Jarrod, sebuah pintu di ruangan ujung terbuka sedikit. Hilary pikir mungkin suaminya ada disana, saat dia mencoba memegang gagang pintu itu Berth memanggilnya dari belakang.

Ruangan itu padahal tak jauh dari tempat Berth berdiri, hanya selisih satu pintu dari sana.

“Nyonya, kamar utama tidak disana tapi disini” kata Berth yang membawa koper dan barang – barangnya bersama seorang anak muda.

Seketika Hilary menoleh ke sumber suara dan menghampiri Berth.

“Ku kira Jarrod ada di sana jadi aku kesana” kata Hilary.

“Tuan sedang terbaring disini nyonya” kata Berth sambil memasuki kamar dimana Jarrod terbaring.

“Tadi aku tidak melihatnya padahal aku melewati kamar ini” gumam Hilary.

“Anda belum pernah kesini ya nyonya, saya baru pertama kali melihat anda” kata anak muda itu merupakan cucu dari Berth bernama Gerald.

“Iya benar, aku baru pertama kesini” aku Hilary.

Setelah semua barang masuk ke dalam kamar, keduanya pamit pergi. Hanya tinggal Jarrod dan Hilary di dalam kamar.

Hilary kemudian membuka kopernya dan mencari pakaian, dia kemudian bergegas ke kamar mandi untuk menyegarkan diri.

Setelah selesai mandi, Hilary melihat pintu kamarnya masih terbuka dan menghampiri daun pintu untuk menutupnya rapat. Tapi saat di dekati ada sebuah bayangan lewat di luar pintu kamarnya. Hilary yang melihatnya berpikir mungkin itu Berth.

“Berth apakah itu kamu?” tanya Hilary memastikan.

Namun tak ada jawaban dari luar. Saat pintu di buka dia tak mendapati siapapun di luar kamarnya, akhirnya dia memutuskan masuk dan menutup pintu kamarnya dengan rapat.

Hilary melepaskan handuk yang ada di kepalanya, alih – alih mengeringkan rambutnya dia berbaring di samping suaminya karena lelah padahal itu senja hari terlalu dini untuk tidur.

XXXXXXXXXXX

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!