"Mas Aldo aja yang pegang, blok semua nomer cowok yang genit sama aku." Atena menyedot minuman di depannya. "Aku lebih nyaman pakai handphone mas Aldo aja," lanjutnya lagi membuat Aldo tersenyum penuh kemenangan.
"Oke, kalau kamu maksa," jawab Aldo dengan cool.
Mereka berdua sedang jalan-jalan dan berakhirlah di cafe karena Atena merengek ingin datang ke cafe yang sedang hits dikalangan para mahasiswa. Bisa saja ia pergi bersama temannya tapi tentu saja Aldo akan melarangnya dan jika memaksakan kehendak maka Atena akan mendapatkan hukuman. Memang lebih baik mencari aman saja dengan datang bersama Aldo.
"Makan lagi, Na. Kamu kurusan gara-gara kita marahan," ujar Aldo melirik Atena yang sibuk dengan minumannya.
Atena memberengut kesal, ia merasa tidak sedang marah dengan Aldo. Bukankah pria itu yang lebih dulu mengajaknya berperang?
"Mas Aldo aku pengen nonton konser tau," ucap Atena menatap Aldo penuh harap.
Aldo menaikkan satu alisnya menatap Atena dengan tatapan tak terbaca. "Konser siapa?"
Senyum Atena merekah, menatap Aldo dengan mata yang berbinar. "Ada artis korea, mas! Sumpah mereka ganteng-ganteng banget, aku sama Alica kadang suka meleleh sendiri kalau liat mereka, apalagi badan mereka yang aduhay bagus banget bikin ngiler!" jawab Atena dengan menggebu-gebu. Jiwa-jiwa centil dalam dirinya terpancing jika sedang menceritakan artis favoritnya.
Wajah Aldo mengeras mendengarkan cerita Atena yang terlihat berbinar ketika membicarakan artis favoritnya. Dan sudah bisa dipastikan artis yang disukai kekasihnya itu laki-laki. Membayangkan Atena yang begitu menggilai laki-laki lain selain dirinya membuat Aldo kegerahan sendiri.
"Gak!" jawab Aldo dingin.
Atena memajukan bibirnya ke depan, padahal dia berharap sekali Aldo mengizinkan dirinya. Atau jika Aldo ingin ikut pun tidak masalah, asalkan ia bisa melihat kekasih halunya.
"Datangnya sama mas Aldo aja. Yuk, nonton yuk?" pinta Atena lagi, berharap kekasihnya memberinya izin.
Aldo mendengus sembari menatap kekasihnya. Tubuhnya ia sandarkan di kursi dengan kedua tangan terlipat di depan dada. Matanya menyorot tajam Atena yang begitu memaksanya untuk melihat konser. Tidak sadarkan perempuan itu jika Aldo sedang marah dan cemburu karena Atena terlalu memuja pria lain.
"Aku kurang tampan kah? Sampai kamu tergila-gila dengan laki-laki lain?" tanya Aldo dengan wajah datar dan juga terdengar sinis.
Atena menganga mendengar penuturan Aldo. Bagaimana bisa pria di depannya cemburu kepada artis yang dia sukai? Sudah jelas ia hanya sekedar mengagumi dan tidak lebih. Lagipula artis favoritnya sulit untuk digapai.
"Kamu cemburu?" tanya Atena polos.
Sudah jelas Aldo cemburu, apalagi Atena memuji dengan mata yang berbinar-binar. Jiwa-jiwa posesif Aldo semakin menjadi-jadi.
"Menurutmu?" tanya Aldo dingin.
Atena meringis melihat tanggapan Aldo yang begitu sinis dan juga dingin. Atena hanya berniat mengajak saja, kenapa kekasihnya malah terlihat cemburu dan marah kepadanya.
"Jadi gak boleh, ya?" lirih Atena sedih. Sudah dipastikan Aldo akan menolaknya mentah-mentah. "Padahal mereka jarang datang ke Indonesia, aku juga niat ngajak mas Aldo biar sekalian ngedate," ujar Atena pelan, masih berusaha membujuk Aldo.
"Aku juga kan mau pamer sama mereka kalau aku juga punya cowok yang gak kalah ganteng dari mereka. Aku bukan cuman pengen nonton konser tapi pengen ikut fansign juga, pengen ngobrol dan ngasih tahu sama mereka kalau aku punya pacar yang gak kalah hebat dari mereka, gak kalah ganteng, selain itu juga pacar aku kaya raya dan terkenal juga kaya mereka. Aku salah, kah?" tanya Atena menatap Aldo dengan wajah melas andalannya.
Aldo berusaha menahan senyumnya, bibirnya sudah berkedut karena pujian sang kekasihnya. Tetapi harus ingat satu hal, jika Aldo harus memasang wajah cool dan terkesan angkuh agar tidak terlihat bucin terhadap kekasihnya. Bisa dikatakan bahwa Aldo gengsi mengakui bahwa dirinya lebih tergila-gila kepada kekasihnya.
Hati Aldo yang sekeras batu pun perlahan meleleh akibat pujian sang kekasih, apalagi dengan bangga Atena akan memamerkan dirinya kepada artis favoritnya.
"Terserah," jawab Aldo datar, padahal mati-matian dalam hatinya agar tidak tersenyum.
"Ngasih izin!?" tanya Atena dengan mata berbinar.
"Datang sama aku. Kalau gak mau, gak usah datang sekalian," jawab Aldo final tanpa bisa dibantah.
Atena mengangguk semangat, ia tidak peduli datang bersama siapa. Yang terpenting dia bisa bertemu dengan artis favoritnya.
Hampir saja Atena melupakan sesuatu hal. Aldo yang posesif dan sangat dominan ini tidak mungkin cuma-cuma memperbolehkan dirinya pergi, pasti harus ada imbalannya.
"Gak gratis," ucap Aldo sembari tersenyum miring.
Sesuai dengan perkiraan Atena pasti ada imbalan yang harus Atena beri kepada sang kekasih. Sudah jelas Aldo itu pria licik dan tidak akan semudah itu memberikan Atena izin, apalagi bertemu dengan laki-laki yang berpotensi bisa merebut hati Atena.
"Apa?" tanya Atena lesuh. Semoga saja tidak macam-macam, tanda di dadanya saja belum hilang sepenuhnya.
Aldo memasang wajah mesum yang membuat Atena bergidik ngeri. Tidak menyangka jika Atena akan tahan dengan sikap dan sifat Aldo yang menyebalkan, pemaksa, dan juga mesum ini.
"Nanti juga kamu tahu, Ana," jawab Aldo dengan tenang. Kemudian fokusnya teralihkan kepada ponsel Atena yang ada di tangannya.
Atena memberengut sebal, ia harus menyiapkan dirinya untuk nanti. Tetapi tidak apa-apa, terpenting Atena bisa menonton artis kesukaannya.
"Sial!" maki Aldo tiba-tiba. Matanya menajam melihat handphone Atena.
Hati Atena tiba-tiba menjadi was-was, takut jika Aldo emosi dan marah sehingga membatalkan janjinya tadi.
"Kenapa mas?" tanya Atena hati-hati.
Aldo tak menjawab, pria itu berdiri dari duduknya dan langsung menghampiri Atena yang masih kebingungan dengan sikap Aldo yang berubah tiba-tiba.
Tiba-tiba Aldo merengkuh pinggang Atena dengan mesra, kemudian dengan cepat ia menggambil gambar antara dirinya dan Atena dengan pose yang terlihat begitu mesra.
Sebenarnya Atena tidak masalah, namun ia masih bingung saja dengan sikap Aldo yang tiba-tiba. "Kenapa?"
Masih dengan merengkuh pinggang Atena dengan mesra dan posesif, Aldo menggulir handphone Atena. Dan terlihat memposting begitu banyak foto kebersamaan mereka berdua yang begitu intim. Padahal setahu Atena, Aldo itu paling tidak suka mengumbar hubungan keduanya di media sosial.
"Kamu harus banyak-banyak posting foto kita berdua, terutama foto-foto aku," ujar Aldo dengan wajah yang menekuk kesal.
"Loh, bukannya mas Aldo gak suka kalau hubungan kita diumbar ke media sosial, ya?"
"Sekarang berubah pikiran. Biar cowok-cowok brengsek yang sering godain kamu tahu kalau kamu udah punya pacar yang sempurna," jawab Aldo terdengar begitu emosi.
Atena terkekeh kecil, menggelengkan kepalanya pelan. "Terserah mas Aldo," jawabnya pasrah, toh tidak ada salahnya juga.
"Ya, aku gak butuh persetujuan kamu, semua kendali ada di tangan aku." Aldo menjawab sambil menggulir beberapa foto.
"Kayanya harus posting foto panas kita juga deh, biar mereka tahu kalau kamu udah hak milik aku." Aldo berucap dengan santainya, sedang Atena memelototkan matanya lebar-lebar.
"MAS ALDO!" pekiknya kesal tetapi hanya dijawab dengan tawa menggelegar dari Aldo.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments