Hukuman

"Gimana? Masih mau ngobrol sama cowok lain, hm?" tanya Aldo sembari mengusap bibir Atena yang bengkak.

Atena terengah sembari menggeleng cepat. Pria di depannya selalu memberikan hukuman di luar nalar Atena. Bagaimana bisa, pria itu menciumnya dengan begitu kasar sampai-sampai dirinya kehabisan napas dengan bibir yang bengkak.

Tubuhnya yang merasa lemas padahal tidak melakukan kegiatan lain selain duduk di pangkuan Aldo dan meladeni bibir pria itu. Atena menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Aldo dengan kedua tangan yang memeluk tubuh atletis milik kekasihnya.

"Capek," ujar Atena dengan pelan.

Aldo terkekeh gemas sembari tangannya mengusap rambut Atena, sesekali ia mengecup puncak kepala kekasihnya itu. "Padahal belum aku apa-apain, sayang," jawab Aldo benar-benar di luar perkiraan Atena.

Atena memukul dada bidang milik Aldo tanpa mengangkat wajahnya dari ceruk leher pria itu. "Gak jelas!"

Aldo lagi-lagi tertawa cukup nyaring karena merasa puas dengan respon kekasihnya. Ia juga melihat bagaimana raut kesal bercampur lucu dari wajah Atena hang membuatnya gemas.

Merasa cukup tertawanya, Aldo membenarkan posisi Atena senyaman mungkin di pangkuannya. Kedua tangannya ikut melingkar di pinggang Atena, dan semakin mengeratkan pelukannya kepada sang kekasih.

Rasa amarah dan cemburunya sudah hilang karena sudah memberikan hukuman kepada Atena. Tetapi belum sepenuhnya reda, masih ada rasa cemburu di dalam dirinya. Apalagi jika kembali mengingat wajah cantik kekasihnya dipandang oleh pria lain.

Aldo meletakkan dagunya di kepala Atena. Memikirkan hukuman lain yang harus di terima kekasihnya agar jera. Hukuman yang barusan tidak terlalu berat, justru malah Atena terlihat keenakan.

"Sayang kok diem aja, sih? Masih marah sama aku?" tanya Atena pelan.

Aldo menggeleng, "marah aku udah hilang. Tapi, rasa cemburu aku masih ada sayang, makanya aku lagi mikirin hukuman apalagi yang cocok buat kamu supaya kamu jera gak deket-deket dan ngobrol sama cowok lain," jawab  Aldo membuat bola mata Atena melotot hampir keluar.

Atena langsung menjauhkan tubuhnya dari Aldo. Menatap sengit sang kekasih yang malah terlihat santai dan tersenyum layaknya orang bodoh di mata Atena. Tetapi sialnya malah terlihat semakin tampan.

Atena berusaha fokus dan memprotes ucapan Aldo. "Aku kan udah kamu hukum barusan. Lagian tadi aku cuman konsul buat seminar, sayang. Gak aneh-aneh, dan gak genit juga," ujar Atena membela dirinya.

Kepala Aldo mengangguk-anggukkan pelan sembari membelai wajah Atena yanh yang terlihat sangat mulus itu. "Tapi siapa yang tahu kalau dia gak genit sama pacar aku? Coba aku tanya pria mana yang tidak tertarik sama wajah cantik kamu, hm?" tanya Aldo penuh penekanan. "Aku gak suka wajah kamu jadi fantasi mereka sayang."

Atena memajukan bibirnya ke depan, dan terlihat sangat lucu di mata Aldo. Tanpa menunggu lama, Aldo mengecup bibir merah tersebut.

"Ish! Aku lagi kesel gak usah cium-cium!" ujar Atena memalingkan wajahnya.

Aldo terkekeh pelan sembari menarik Atena agar kembali bersandar kepadanya. Mengusap penuh kasih sayang dan juga penuh perhatian kepada gadis 20 tahun tersebut.

"Kita pulang ke apartemen aku, sayang. Hukuman buat kamu sudah menanti," bisisk Aldo membuat bulu kuduk Atena meremang, apalagi suara Aldo yang terdengar serak dan juga berat.

.....

Atena menatap sengit Aldo yang tengah menata makanan untuk makan malam di meja makan. Seolah tidak merasa terganggu dengan tatapan sengit yang Atena berikan.

Masih dongkol dengan hukuman yang diberikan Aldo, padahal Atena merasa tidak salah sama sekali. Dan mengobrol dengan dosennya pun benar-benar karena ada urusan penting bukan karena genit atau tebar pesona. Tetapi Aldo tetaplah Aldo, dengan segala kecemburuannya. Pria itu tetap saja memberikan hukuman tambahan bagi Atena, padahal ketika di kantor tadi Atena sudah diberikan hukuman.

Sungguh menyebalkan ketika melihat Aldo yang nampak tidak merasa bersalah sama sekali, padahal sudah menambah hukuman Atena yang sebenarnya tak perlu diberikan kepada sang kekasih.

"Kamu mau berdiri aja, sayang?" tanya Aldo ketika sudah mendudukkan bokongnya di kuris. Melirik Atena sekilas, kemudian kembali fokus kepada makanannya.

Atena merasa geram melihat Aldo yang seakan tak peduli dengan kemarahannya. "Ish! Aku lagi marah sama kamu, kenapa gak dibujuk sih!?" Kesal Atena kepada Aldo.

Aldo menaikkan satu alisnya, "kenapa marah? Bukannya seharusnya aku yang marah sama kamu karena kamu berani ngobrol sama dosen cowok?"

Masalah itu lagi yang Aldo ungkit. Sungguh Atena merasa jengah mendengarnya, padahal sudah beberapa kali Atena menjelaskan tetap saja pria itu cemburu. Sikap Aldo yang posesif benar-benar membuat Atena mengelus dada.

Atena mendengus mendengar perkataan Aldo. Dengan kasar menarik kursi di samping kekasihnya. Ia yakin jika dirinya tidak mengalah masalahnya tidak akan cepat selesai. Mana mungkin laki-laki dengan gengsi selangit mau mengalah, sekalipun Atena yang tidak membuat masalah.

Aldo menoleh kearah Atena, kemudian mengusap kepala Atena dengan sayang. "Gak usah cemberut,  kamu masih bisa pake handphone aku buat komunikasi." Atena mengangguk malas menanggapi perkataan Aldo.

"Dan mulai sekarang kamu gak akan punya handphone, cukup pakai handphone aku aja selama kuliah. Kalau sampai rumah kamu gak perlu pegang handphone sama sekali. Semua media sosial kamu aku yang pegang," ujar Aldo final tanpa bisa dibantah.

Atena semakin memajukan bibirnya ke depan, merasa tidak selera melahap makanan yang sudah Aldo siapkan.

"Terus kamu apain handphone aku?" tanya Atena penasaran.

"Aku cek semua sosmed kamu, mungkin aja banyak cowok yang cyat kamu meskipun gak direspon sama sekali tetap aja buat aku emosi." Dengan santai Aldo menjawab. Kedua tangannya sibuk menambahkan beberapa lauk ke piring Atena.

"Ish! Yang penting aku gak respon, sayang. Kok kamu jadi merembet kemana-mana sih," ujar Atena merasa tak setuju dengan Aldo.

Aldo menghadap Atena sepenuhnya, menatap kekasihnya dengan tatapan yang dalam. "Aku coba menghilangkan segala kemungkinan yang bisa ngebuat kita renggang. Apalagi tadi kamu udah mulai berani ngobrol sama cowok sampai abai sama pesan aku," jawab Aldo membuat Atena menghela napas.

Kedua tangan Atena memegang wajah Aldo, mengusap pipi pria itu dengan ibu jarinya. "Sebanyak apapun cowok chat aku, sesering apapun aku ngobrol sama cowok lain selain kamu, aku gak bakalan tertarik sama mereka. Kan yang aku sayang sama aku cinta cuman kamu, Mas," ujar Atena dengan lembut berusaha meluluhkan Aldo agar tidak serius dengan hukumannya kali ini.

Aldo dengan cepat menggelengkan kepalanya. "Hukuman itu tetap berlaku. Cuman ada dua pilihan buat kamu, sayang. Terima hukuman ini atau akan ada tambahan hukuman lain kalau kamu tetep berusaha nego sama aku. Gimana, hm?" Aldo menatap Atena dengan dalam.

Mengetahui tidak akan berhasil jika membujuk Aldo dan akan semakin memperparah hukumannya, akhirnya Atena mengangguk menyetujui itu. Toh, sama saja menggunakan handphone Aldo atau miliknya juga. Paling kekasihnya itu hanya ingin memantau pesan dari siapa saja yang masuk ke handphone miliknya.

Aldo tersenyum lebar hingga membuat kedua matanya menyipit, kemudian tangannya mengacak-acak rambut Atena.

"Ish, kusut tahu!" kesal Atena mengerucutkan bibirnya. Sang pelaku hanya tertawa melihat reaksi kekasihnya.

Namun tawa Aldo harus terhenti ketika mendengar suara notifikasi dari handphone Atena. Tangannya langsung mengambil kasar handphone milik Atena, membuka notifikasi yang masuk. Seketika raut wajah Aldo berubah menjadi datar, matanya melirik tajam ke arah Atena.

Atena setengah panik melihat lirikan tajam Aldo. "Kamu kenapa sayang?" tanya Atena dengan gugup.

Aldo tersenyum miring kemudian wajahnya berubah dingin seketika. "lanjut makan. Bahas nanti aja," jawabnya datar dan dengan nada dingin, membuat Atena terdiam.

Sepertinya setelah makan selesai Atena tidak akan baik-baik saja.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Awal cerita yg bucin dan posesif,Takutnya di tengah2 cerita pasti akan ada yg selingkuh ..Kompilk nya jgn yg berat2 ya thor, Karena kehidupan ku di dunia nyata udah berat.🥺

2023-10-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!