Merasa ada yang berbeda

Sudah seminggu Aldo bersikap dingin dan juga acuh kepada Atena. Pria itu masih perhatian tetapi sifatnya tidak selembut biasanya. Atena jujur saja merasa kebingungan menghadapi sikap Aldo yang suka tiba-tiba berubah seperti ini. Dan Atena yakin jika perubahan sikap Aldo itu perkara notifikasi seminggu yang lalu ketika mereka di meja makan.

Memikirkan kejadian seminggu lalu membuat Atena menghela napas. Jujur saja Atena sendiri tidak tahu notifikasi apa, atau bahkan pesan dari siapa. Kontak di handphone miliknya hanya teman terdekat saja dan itupun perempuan. Kontak laki-laki di handphone miliknya hanya Aldo saja. Jadi, notifikasi dari siapa yang membuat Aldo berubah menjadi dingin dan acuh.

Atena menghela napasnya kasar. Menyandarkan tubuh di sofa yang ada di apartemen Aldo. Selama seminggu ini dia tinggal bersama Aldo. Meskipun laki-laki itu bersikap dingin kepadanya tetapi menahan Atena dan tidak mengizinkan keluar apartemen kecuali untuk kuliah.

"Kenapa, sih, Mas Aldo!?" Atena mengacak-acak rambutnya kasar. "Minimal kasih tahu kesalahan aku kalau emang buat salah. Ini malah tiba-tiba diem gak ngomong, terus malah sikapnya dingin banget lagi!" ujar Atena marah-marah sendirian.

Mata Atena melirik jam tangan yang sedang digunakan olehnya. Sekarang sudah menunjukkan pukul sembilan malam, biasanya Aldo selalu pulang lebih awal jika ada Atena di apartemen laki-laki itu. Tetapi, melihat waktu semakin larut dan Aldo tidak sama sekali menunjukkan batang hidungnya membuat Atena gelisah. Apakah separah itu kesalahan Atena, hingga membuat laki-laki itu enggan bertemu dengannya.

Dan Atena tersadar akan satu hal, selama seminggu Atena di apartemen Aldo, pria itu selalu pulang ketika dirinya sudah tidur dan pergi lagi ketika Atena belum bangun.

Memikirkan hubungannya yang renggang dan sikap Aldo yang berubah membuat mata Atena memanas. Apalagi pikiran Atena sudah kemana-mana, ia malah berfikir kalau Aldo sudah tidak mencintainya lagi. Mengingat sikap Aldo yang berubah akhir-akhir ini.

Atena sudah bergantung kepada Aldo. Hidup Atena hanya berporos kepada Aldo. Laki-laki itu yang selalu ada untuk hidupnya. Merasakan perubahan sikap Aldo membuat Atena merasa kehilangan separuh dari jiwa pria itu.

"Mas Aldo kenapa jadi gini? Aku salah apa?" lirih Atena. Kakinya iya tekuk, kemudian kepalanya ia tenggelamkan dilipatan kakinya yang menekuk.

Bahunya bergetar karena menahan tangisan. Atena takut ditinggalkan oleh Aldo, Atena takut dirinya dibuang karena membuat pria itu marah. Tetapi Atena sendiri tidak tahu apa yang membuat pria itu marah.

Tiba-tiba suara pintu apartemen terbuka membuat Atena mendongakkan kepalanya. Tidak jauh dari tempatnya duduk, seorang pria berdiri dengan napas terengah-engah. Menatap Atena dengan tatapan sayunya. Terlihat napasnya tersengal-sengal dan dengan bahu bergetar.

Terlihat kedua tangan Aldo mengepal, kemudian memejamkan matanya cukup lama. Bahkan hembusan napasnya terdengar begitu kasar di telinga Atena.

Kaki Aldo melangkah seakan-akan mendekat kepada Atena yang sedang menatap pria itu dengan mata sayunya, berharap pria itu akan merengkuhnya dan mengucapkan apa kesalahannya sehingga membuat sikap pria itu berubah.

Harapan Atena pupus, ternyata Aldo hanya melewati dirinya begitu saja. Tanpa tatapan sayang, penuh cinta, dan juga penuh damba seperti yang biasa pria itu berikan kepadanya.

Atena meraup udara sebanyak-banyaknya, merasakan sesak di dadanya karena kenyataan bahwa Aldo datang ke apartemen bukan untuk dirinya. Suara tangisan Atena terpendam karena perempuan itu menggigit bibirnya kencang, menahan agar tangisannya tidak terdengar Aldo.

Cukup lama Aldo berada di ruangannya, membuat Atena penasaran apa yang dilakukan pria. Dengan cepat ia menghapus air matanya yang tidak mau berhenti, kemudian kakinya melangkah menuju ruang kerja Aldo. Karena Atena yakin, bahwa Aldo berada di sana. Jika pria itu pulang bukan untuk bertemu dengannya, maka pria itu pulang untuk mengambil berkas yang sepertinya tertinggal di ruang kerja.

Badan Atena terlihat lemah dan juga tak bertenaga. Bagaimana mau berenergi, jika setiap hari ia hanya meminum segelas susu saja tanpa makan. Meskipun sudah banyak makanan yang tersedia, tetapi nafsu makannya hilang begitu saja.

Sejujurnya Atena ragu untuk menghampiri Aldo. Tetapi ia juga tidak tahan terus-terusan diam saja ketika Aldo mulai menjauhinya.

"Mas Aldo aku masuk, ya?" Tanpa menunggu jawaban, Atena langsung masuk ke dalam ruang kerja Aldo.

"Mas," panggil Atena lirih membuat Aldo menoleh.

Aldo tengah duduk di sofa yang berada di ruang kerjanya tanoa melakukan apapun. Pria itu hanya diam sembari memijat kepalanya.

Tetapi pergerakan Atena yang akan mendekat kepadanya, membuat Aldo segera bangkit dan menuju mejanya untuk mengambil berkas. Berusaha tidak memperdulikan Atena yang sedari tadi memandanginya dengan penuh harap dan juga wajahnya yang terlihat pucat

"Mau kemana?" tanya Atena dengan suara lembutnya, dan hampir saja membuat pertahanan Aldo runtuh.

Aldo memejamkan matanya, mengetatkan rahangnya. "Kantor. Saya pulang cuman ambil berkas," jawabnya terlampau dingin apalagi menggunakan bahasa formal yang membuat Atena semakin merasa jauh dengan laki-laki dihadapannya ini.

"Minggir!" ucap Aldo dengan wajah datar dan juga dinginnya.

Atena menggeleng lemah dengan air mata yang sudah bercucuran. Hatinya merasa remuk ketika melihat sikap Aldo yang benar-benar berubah. "Gak mau! Aku mau sama mas Aldo! Aku kangen sama mas Aldo!" ujar Atena sembari menangis, kemudian memeluk Aldo dengan erat.

Aldo masih bergeming dan tak membalas pelukan Atena. Ia benar-benar sebisa mungkin tidak goyah karena melihat sang kekasih yang menangis di pelukannya.

"Saya bilang minggir!"

Atena mendongak sembari menggeleng lemah. "Gak mau! Mas Aldo harus jelasin dulu kenapa berubah dan gak peduli lagi sama aku!" ujar Atena dengan mata sembabnya dan hidung yang memerah.

"Penting bagi kamu?" Atena mengangguk dengan semangat.

Aldo menghela napasnya kasar, menyeringai seakan mengejek Atena yang jatuh dibawahnya. "Bukankah kalau saya berubah dan tidak lagi memperhatikan kamu bisa menjadi kesempatan untuk kamu bebas?" tanya Aldo dengan nada dinginnya. "Kamu bebas bermain dengan teman-teman kamu, bisa bertemu laki-laki mana saja tanpa takut saya marah? Dan yang paling penting adalah kamu bisa bebas bersama dengan selingkuhan kamu!" ujar Aldo dengan mata menajam.

Atena yang masih memeluk Aldo semakin mengeratkan pelukannya. Menggeleng cepat dengan air mata yang semakin deras. "Gak mau!" ucap Atena dengan tegas.

Aldo tersenyum miring, "tidak mau pisah dengan selingkuhan kamu!?" tanya Aldo meninggikan suaranya.

"Gak mau mas Aldo berubah, gak mau mas Aldo gak perhatian sama aku lagi," ujar Atena dengan sesegukan. "Aku gak selingkuh! Aku gak punya selingkuhan!" ujar Atena berusaha meyakinkan Aldo.

"Oh, ya? Terus laki-laki yang mengirim pesan kepada kamu, itu siapa, hm?"

"Aku gak tahu, aku gak pernah save kontak laki-laki manapun kecuali kamu," jawab Atena menyembunyikan wajahnya di dada bidang Aldo.

Aldo tersenyum miring. Sejujurnya dia tahu jika Atena tidak berselingkuh, tetapi dirinya hanya mengetes apakah Atena sanggup hidup tanpa dirinya. Dan ternyata perempuan itu sungguh bergantung kepada dirinya, membuat Aldo bahagia bukan main.

Tetapi, saat ini bukan saatnya luluh. Ia harus memainkan perannya yang seakan-akan tak berharga dimata Atena, agar perempuan itu merasa bersalah san meminta maaf kepadanya.

Selama ini dia berusaha menjauh dari Atena supaya emosinya terkendali. Aldo takut ketika mengingat kembali pesan dari laki-laki lain yang ditujukan kepada Atena bisa memicu amarahnya dan dirinya hilang kendali dihadapan kekasihnya itu.

Aldo melepaskan pelukan Atena secara perlahan, menatap perempuan yang amat dia cintai dengan lamat. "Kamu boleh pergi kalau merasa terkekang jika bersama saya." Aldo menampilkan wajah lesuhnya apalagi sorot matanya yang seakan-akan terluka.

"Mungkin jika kamu jauh dari saya akan lebih baik. Carilah kebahagiaan bersama laki-laki lain, jika itu bisa membuat kamu tersenyum dan bahagia," ujar Aldo langsung mendapatkan gelengan dari Atena.

"GAK MAU MAS ALDO!" teriak Atena dengan histeris. "MAS UDAH GAK CINTA SAMA AKU!? UDAH GAK SAYANG!? SAMPAI-SAMPAI MAS ALDO NYURUH AKU PERGI!?" teriak Atena dengan napas memburu.

Aldo menggeleng lemah, "saya merasa kamu tidak bahagia bersama saya. Hanya ada air mata, dan juga saya hanya mengekang kamu. Mencintai tidak selamanya harus saling memiliki," jawab Aldo yang sedang memainkan perannya. Mana rela ia melepaskan Atena kepada laki-laki diluar sana.

"Gak mau, aku cuman mau sama mas Aldo," jawab Atena menangis kencang.

"Saya merasa tidak pantas!" jawab Aldo dwngan tegas.

Atena menggeleng lemah, "cuman mas Aldo yang pantes buat aku, gak ada laki-laki lain. Cuman mas Aldo yang bisa buat aku bahagia," jawab Atena dengan yakin.

Di dalam hatinya Aldo menjerit kesenangan, tetapi sebisa mungkin ia mengontrol wajahnya agar tetap terlihat datar dan sedih.

"Saya yang tidak pantas Atena!"

"Enggak mas! Aku mohon jangan suruh aku pergi, jangan suruh aku buat jauh dari mas Aldo. Jangan suruh aku nyari kebahagiaan diluar sana, karena kebahagiaan aku cuman mas Aldo." Atena menghela napasnya panjang, "aku tahu mas Aldo begini karena marah karena aku masih nakal dan gak mau nurut sama mas Aldo, kan? Tapi, aku mohon maafin aku, aku bakal lakuin apapun buat dapet maaf dari mas Aldo," ucap Atena dengan sungguh-sungguh.

"Really?" Atena mengganggu tanpa ragu.

Aldo menyeringai menatap sang kekasih, tetapi tiba-tiba wajahnya berubah kembali datar dan terlihat guratan kesedihan. "Apa yang kamu harapkan? Saya egois dan selalu mengekangmu. Silahkan pergi dan bereskan semua barang-barang milikmu," ujar Aldo tanpa ekspresi dan melenggang pergi dari ruang kerjanya.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Apa Atena anak yatim piatu gak punya keluarga,Kok gak ada info apa2 mengenai Atena sih?

2023-10-23

1

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Mending nikah aja dari harus tinggal satu atap tanpa iktan,Kenapa gak ada yg grebek?? Oh apa ini cerita bule ya??🤫

2023-10-23

1

Carlos Vazquez Hernandez

Carlos Vazquez Hernandez

Memberikan perspektif baru

2023-10-01

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!