"MAS ALDO!" teriak Atena, kemudian berlari dan memeluk Aldo erat dari balakang.
"Aku gak bakal lepasin mas Aldo, mas Aldo gak boleh pergi! Aku gak mau jauh," ujar Atena terdengar putus asa.
Aldo tersenyum miring, merasa bahagia karena sudah membuat Atena benar-benar bertekuk lutut di bawahnya. Rasanya begitu bahagia melihat kekasihnya benar-benar sudah bergantung pada dirinya. Otomatis Atena tidak bisa hidup jika tidak melibatkan Aldo di dalam kesehariannya.
"Saya harus ke kantor," jawab Aldo masih berusaha mempertahankan dirinya.
Atena menggeleng cepat, "gak mau! Aku bakal tahan mas Aldo sampai mau memaafkan aku, dan gak nyuruh aku pergi lagi," jawab Atena semakin mengeratkan pelukannya.
Aldo menghela napasnya, "saya harus apa?" tanya Aldo. "Saya hanya berusaha membebaskan kamu," ujarnya lagi.
"Aku gak mau bebas! Aku cuman mau sama mas Aldo," jawab Atena.
"Mas," panggil Atena lirih. "Maafin aku, ya? Kita baikan lagi? Jangan marahan kaya gini, jangan nyuruh aku pergi juga," ujar Atena dengan suara paraunya. "Aku gak bisa kalau harus jauh dari mas Aldo. Hidup aku udah bergantung sama mas, kalau misalnya kita gak sama-sama lagi aku kayanya gak bakal bisa lanjutin hidup," ujar Atena benar-benar putus asa.
Mendengar semua keluhan Atena membuat Aldo tidak tega untuk melanjutkan marahnya. Dalam hatinya ia tak kuasa melihat Atena yang menangis, apalagi tubuh kekasihnya yang benar-benar kurus dan juga wajahnya yang pucat. Sudah Aldo pastikan jika Atena tidak akan makan. Karena sejauh ini ia yang paling sering menyuruh hingga memarahi Atena agar makan. Tetapi akhir-akhir ini dia mejauhi kekasihnya.
"Maafin aku, jangan marahan terus. Aku tuh kangen sama mas Aldo," ucap Atena jujur membuat bibir Aldo tersenyum pongah.
"Hm." Aldo hanya membalas singkat, ia harus berusaha terlihat cuek.
Atena melebarkan matanya karena merasa Aldo sudah memaafkan dirinya. Dengan cepat ia beralih ke depan Aldo dan memeluknya erat. Wajahnya kembali cerah dan bibirnya tersenyum lebar. "Mas udah mau maafin aku? Kalau gitu cepet balas pelukan aku!" kata Atena memaksa Aldo.
Dengan perlahan pertahanan Aldo runtuh, kemudian membalas pelukan kekasihnya yang sangat ia rindukan. Selama menjaga jarak, Aldo merindukan pelukan Atena sebelum tidur.
"Aku sayang sama mas Aldo," ucap Atena dengan tulus dan hanya dijawab deheman oleh Aldo.
Atena mendongak berusaha menatap wajah tanpa sang kekasih yang benar-benar ia rindukan. "Makasih, ya, mas." Atena tersenyum kemudian kembali menyembunyikan wajahnya di dada Aldo.
"Kamu gak bakal saya lepaskan Atena." Aldo berucap sembari mengusap rambut Atena.
"Ck! Jangan formal, mas. Kita kan udah damai," ucap Atena yang merasa asing dengan bahasa formal Aldo.
"Ya." Jawab Aldo singkat.
"Mas jangan ke kantor, ya? Aku masih mau pelukan sambil bobo. Aku kangen mas Aldo," ujar Atena yang langsung membuat wajah Aldo berseri.
Ayolah siapa yang tidak bahagia ketika sang kekasih ingin bermesraan. Apalagi setelah masalah menimpa hubungan mereka.
"Mas Aldo!" kesal Atena yang tidak mendapatkan jawaban apa-apa. Dan Aldo malah tersenyum mesum kepadanya.
"Jangan ke kantor, please!" pinta Atena sudah memasang wajah andalannya.
"Aku harus kerja, biar kamu gak selingkuh!" jawab Aldo sarkas.
Atena memajukan bibirnya. "Sehari aja, ya? Aku beneran kangen," ujar Atena memohon.
"Ya, kalau kamu memaksa." Aldo akhirnya pasrah. Tidak! Sebenarnya dia sangat senang dengan permintaan Atena dan tidak merasa terpaksa. Tetapi Aldo hanya sedang berlakon, supaya Atena tahu bahwa Aldo tidak segampang itu jatuh dalam rayuan perempuan itu. Aldo hanya ingin terlihat tidak terlalu mendambakan kemesraan mereka, padahal dalam hati kecilnya ia bersorak gembira.
"Yay! Ayo bobo mas. Aku kangen dipeluk sama di cium-cium mas Aldo," ujar Atena menarik tangan Aldo. Dan tanpa Atena sadari, ucapannya sudah memancing sisi liar Aldo yang beberapa waktu ini tertahan karena mereka sedang menjaga jarak.
"Santapan malam yang lezat," gumam Aldo melihat lekuk tubuh sang kekasih.
.....
Kelopak mata Atena perlahan terbuka, matanya berusaha menyesuaikan cahaya lampu yang langsung menyorot wajahnya. Tangan mungilnya meraba-raba tempat di sampingnya, tetapi ternyata kosong.
Mata Atena langsung melotot sempurna. Otak cantiknya langsung berfikir negatif, bahwa Aldo meninggalkan dirinya.
"Mas Aldo!" teriak Atena. Perempuan itu langsung berdiri dan keluar dari kamar, tidak peduli dengan keadaan pakaiannya yang entah sejak kapan sudah terlepas dari badan moleknya dan hanya tersisa bra dan celana hotpants saja.
Atena berjalan menuju dapur dan berharap bahwa Aldo ada di sana. Tidak mungkinkan pria itu pergi, sedangkan mereka sudah berbaikan.
Setelah di dapur Atena langsung menghembuskan napasnya karena merasa lega melihat Aldo berdiri disana dan sedang memasak. Hampir saja ia menangis jika tidak menemukan Aldo di apartemen milik pria itu.
Dengan langkah tergesa-gesa, Atena memeluk Aldo dari belakang. Aldo hanya mengenakan bokser tanpa atasan, dan jika dilihat pria itu sangat sexy dan juga menggoda.
"Kenapa, hm?" tanya Aldo yang sudah kembali lembut ketika berbicara dengan Atena.
"Takut kamu pergi," jawab Atena dengan jujur.
Aldo terkekeh mendengar jawaban sang kekasih. Mana mungkin Aldo meninggalkan Atena, bisa-bisa ia gila. Dan untuk ucapan Aldo yang menyuruh Atena pergi itu hanyalah bualan semata. Aldo tidak mungkin sebodoh itu.
"Lepas dulu, sayang. Aku lagi masak, jangan sampai kompor panas ini melukai kita berdua, okey?" ucap Aldo sembari mengelus tangan Atena.
Perlahan Atena melepas pelukannya dan berdiri di samping sang kekasih. Ia memerhatikan Aldo yang sibuk dengan masakannya, apalagi tangan laki-laki itu yang terlihat sangat lihai. Dan juga ketampanan Aldo bertambah berkali-kali lipat ketika sedang memasak, apalagi sambil bertelanjang dada.
Memikirkan Aldo yang tanpa baju membuat Atena tersadar pada dirinya sendiri yang hanya menggunakan dalaman saja. Matanya melotot sempurna ketika melihat hanya bra saja yang melekat pada tubuh bagian atasnya. Seketika wajahnya terasa panas dan memerah ketika melihat tanda-tanda kepemilikan Aldo di bagian dadanya. Tanda tersebut memenuhi hampir seluruh bagian dada Atena.
Atena bergerak menjauhi Aldo, tetapi dengan cepat tangan Aldo menahannya. "Mau kemana, hm?" tanya Aldo melirik Atena. Pria itu tersenyum nakal ketika melihat wajah sang kekasih yang memerah.
Sebenarnya Aldo sudah sadar jika Atena hanya memakai bra saja ketika perempuan itu memeluknya tadi. Aldo yakin jika Atena langsung bangun tanpa melihat keadaan dirinya yang acak-acakan akibat perbuatan dirinya.
"Pakai baju," cicit Atena setengah mati menahan malu.
Aldo tersenyum misterius menatap Atena dalam, menarik tangan perempuan itu dan membisikkan sesuatu. "Gak usah ganti sayang, kamu lebih sexy tanpa baju. Apalagi kalau tanpa bra," ucap Aldo membuat Atena mengerang malu.
"Dasar mesum!" pekik Atena yang ditanggapi oleh tawa keras dari Aldo.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments