Udara pagi pegunungan terasa sangat sejuk. Angin yang berhembus dingin menyeruak masuk menusuk sumsum. Rayyan yang telah terjaga sejak subuh menjelang kini berada di halaman villa. Olah raga ringan dilakukan oleh pemuda itu untuk mengusir hawa dingin yang menusuk tulangnya.
"Den, kopi dan singkong goreng nya." Pak Tyo datang dengan nampan kecil di tangannya.
"Wah ada singkong goreng, bapak habis turun( ke pasar)"
"Tidak den, singkong ini ambil di halaman belakang. Dulu sebelum den Raka membeli villa ini, bapak memang sudah menggarap tanah di belakang villa. Disana bapak menanam singkong dan beberapa sayuran."
Rayyan menganggukkan kepalanya. Villa ini dibeli Raka pada masa terpuruknya setelah kepergian Denisa kala itu. Raka menghabiskan waktunya hampir 1 tahun lamanya.
"Ayo den silakan dicicipi."
Rayyan menyeruput kopinya pelan. Menikmati secangkir kopi ditemani singkong goreng diwaktu pagi hari dengan cuaca dingin sungguh terasa nikmat. Sudah bertahun-tahun lamanya dia tak lagi merasakan kehidupan yang damai seperti ini.
"Saya belum berkeliling disekitar sini, pak. Masih belum ada waktu." Ujarnya setelah menelan singkong yang tadi dikunyahnya.
"Nanti kalau aden sudah punya waktu senggang biar bapak temani. Disini juga ada peternakan ikan tuh ada diujung sana." Ujar Pak Tyo dengan senyum ramah yang selalu terlihat diujung bibirnya.
"Keluarga bapak disini semua? ehm maksud saya anak anak bapak juga tinggal di kota ini?"
"Anak bapak ada 2 den. Yang satu ikut suaminya dan menetap di Kalimantan. Sedangkan satunya lagi menempati rumah bapak di bawah sana." Rayyan menganggukkan kepalanya.
Dia yang terlahir di kota ini bahkan tak mengetahui dengan pasti seluk beluk kota tempatnya tinggal. Kehidupan keluarganya yang selalu serba ada dulu membuatnya tak pernah bahkan jarang berinteraksi dengan orang lain kecuali orang-orang yang bekerja pada keluarganya.
Lima tahun berada dijalanan juga tak membuatnya hafal. Dia yang kala itu hanya fokus untuk mencari jati diri dan mengobati luka hatinya tentu tak memperdulikan sekitarnya. Hanya untuk mencari kesenangan guna bisa membuatnya bahagia.
Kehidupan dan pandangan hidup seorang Rayyan berubah drastis kala dirinya di rekrut oleh Javier. Lelaki itu jugalah yang mengajaknya untuk pindah ke kota dan memperbaiki diri. Tinggal di sebuah tempat yang bisa disebut Cam membuat hidupnya perlahan mulai tertata.
Dua tahun lamanya Rayyan bekerja menjadi pengawal pribadi Frans. Saat Javier kembali ke luar negeri itulah, Frans mulai memperkenalkannya pada dunia luar. Rayyan beberapa kali diberi tugas untuk pengawalan dan terakhir Frans memberinya pekerjaan untuk menjadi pengawal seorang Raka Aditama. Siapa sangka, pekerjaan pengawal itu berubah menjadi seorang asisten pribadi seorang Raka karena kepintarannya.
Rayyan yang sejak kecil di didik dengan ketat dalam dunia bisnis tentu sangat memudahkannya untuk segera beradaptasi. Meski begitu tak lantas membuat seorang Rayyan mengumbar tentang kehidupannya dulu.
.
.
Jimmy menoleh beberapa kali sebelum benar-benar melajukan kendaraannya. Entah mengapa dia merasa gelisah untuk meninggalkan nona mudanya untuk kali ini. Padahal bukan sekali dua kali mereka begini.
"Aku harap engkau berhati-hati, nona." Gumamnya sebelum melajukan kereta besinya secara perlahan.
Sepeninggal Jimmy, asisten juga sahabat satu satunya yang dia miliki membuat Jennie kembali masuk ke dalam kamar yang di sewanya selama beberapa hari kedepan.
Ya, Gadis itu adalah Jennie Aquila Darou, putri dari Tuan Darou bersama dengan Reni Anggraini Daguan( yang baca novel Mati Rasa pasti tahu siapa mereka)
Gadis itu duduk di ujung kasur sambil memeluk kedua lututnya. Tak banyak yang tahu bagaimana rapuhnya seorang Jennie selama ini. Sifat arogan, angkuh dan juga cueknya sangat terkenal di kalangan pembisnis.
Meski dirinya memiliki Arlan yang sangat menyayanginya, tak serta merta membuat Jennie bangga. Bagaimanapun lelaki paruh baya itu memiliki putra kandung yang mestinya punya hak penuh akan kasih sayangnya. Meski sampai saat ini Arlan tak pernah membedakan antara keduanya.
"Andai aku tak lahir sebagai aib mungkin daddy bisa menerimaku tanpa syarat, dan mami juga tak akan menganggap ku tak berguna." Lirihnya pelan nyaris tak terdengar.
Menyandang nama Darou setelah umurnya yang ke sepuluh tahun hingga membuat dirinya menyaksikan dan mendengar secara langsung, bagaimana hujatan serta ujaran hina yang dilayangkan pada kedua orang tua kandungnya kala itu tak serta merta membuat orang lain bersimpati kepadanya. Hingga saat ini pun pengakuan dari keluarganya hanya sebatas keberhasilannya dalam hal bisnis.
Semenjak nama besar Darou disandang, maka sejak itu pula beban berat semakin Jennie pikul. Namanya memang dikenal dikalangan pembisnis muda bahkan setara dengan nama besar Raka Aditama akan tetapi semua itu tak membuat hidupnya berubah bahagia. Kesuksesannya hanya demi sebuah pengakuan dari keluarga besar dady kandungnya. Sayang sekali semua itu tak pernah mereka hargai mengingat statusnya yang hanya anak dari hasil hubungan gelap.
Keberhasilan Jennie hanya dianggap sebagai pendongkrak kesuksesan Albert Raja Darou. Putra mahkota kerajaan bisnis keluarga Darou dari istri sahnya.
Lalu bagaimana dengan sang mami?
Reni Anggraini Daguan, ahli waris perusahaan Daguan selama ini hanya mementingkan egonya sendiri. Bahkan terciptanya Jennie kala itu karena keegoisannya demi bisa mendapatkan laki-laki yang dicintainya. Karena itu, bagaimanapun Jennie tak pernah sekalipun dia peduli.
.
.
Rayyan mengedarkan pandangannya. Hari ini proyek kembali dilanjutkan. Meski demikian dirinya tak pernah menghentikan penyelidikan meski harus secara perlahan dan sembunyi sembunyi.
"Pak Yakup, apa semua bahan tersuplai dengan baik selama ini?"
"Setahu saya semuanya lancar, tuan. Hanya dua bulan sebelum kejadian nampaknya yang mulai sedikit tersendat. Menurut mandor yang lama, pihak penyuplai sedang mengalami penurunan produksi hingga bahan yang kita minta terlambat terkirim."
"Tapi dari laporan pengiriman dihentikan dari penyuplai awal dan beralih pada pihak lain." Rayyan membolak-balikan laporan ditangannya.
"Itu terjadi setelah telatnya bahan baku. Para pekerja bahkan sempat menganggur lama hanya untuk menunggunya. Karena itulah, saat Ardi mengajukan pihak lain sebagai penyuplai kami segera menghubungi tuan Raka. Dan atas persetujuan beliau kami melalui mandor yang lama mulai mendatangkan bahan dari pihak baru tersebut." Rayyan menganggukkan kepalanya.
"Pak Yakup bisa menunjukkan alamat toko penyuplai bahan yang baru ini?"
"Apa bahan dari mereka kwalitasnya jelek, tuan? dan itu yang menyebabkan bangunan jebol?"
"Tidak, bukan itu pak. Saya hanya ingin mengenal dan melihat langsung bahan yang mereka punya." Rayyan berujar sambil menampilkan senyum tipisnya.
"Baiklah, saya akan antar tuan Ray nanti."
"Bapak berikan saja alamatnya, biar saya sendiri yang akan kesana. Bapak lanjutkan saja pekerjaan disini."
"Baik, tuan. Sebentar saya cari kartu nama pemilik tokonya."
Rayyan menganggukkan kepalanya, setelah Pak Yakup berlalu dari ruangannya dia kembali menatap laporan tersebut dengan seksama. Langkah awal mengusut semua dugaan yang bersarang di kepalanya.
Rayyan bukan anak kemarin sore yang hanya diam setelah menganggukkan kepala. Sebagai mantan detektif dan juga pengawal pribadi, instingnya sangat peka akan segala bentuk cela kecil yang mungkin bagi orang lain nampak sempurna.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 178 Episodes
Comments
⏤͟͟͞R ve
Sama2 memiliki masa lalu yang kelam... apakah Ray lebih memilih Jennie atau masih mengharapkan Rani, yang notabene bapaknya kayak monster 😂😂
2024-02-14
3
ˢ⍣⃟ₛ🍁MPIT❣️💋🅚︎🅙︎🅢︎👻ᴸᴷ
hehehe blm baca 🤭🙏🏻
2023-12-17
0
@☠Arina
hmmm teh manis panas sama singkong goteng jiga mantep, tehnya jan terlalu manisss🏃♀️
2023-12-04
1