Rayyan mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang. Waktu telah menunjukkan jam 5 sore ketika tubuh lelahnya berhasil direbahkan diatas kasur dalam villa yang ditempatinya selama berada di kota B.
Pembangunan cottage yang sedang dikerjakan oleh perusahaan Raka tengah berjalan setengah. Kendala kecelakaan kerja yang dialami oleh pengawas proyek dan beberapa pekerja membuat situasi panas di lokasi pembangunan tercipta.
Tuntutan dari para keluarga korban yang menuduh perusahaan Raka melakukan kecurangan mau tak mau harus dihadapi. Rayyan yang menjadi wakil dari Raka tentu telah membawa beberapa bukti autentik yang bisa digunakan untuk menyangkal tuduhan tersebut. Meski begitu, dia yang memang pernah berkecimpung di dunia keras bisa menarik kesimpulan lain. Adanya niat sabotase dan juga pencemaran nama baik perusahaan Aditama maupun nama baik Raka membuatnya bergerak cepat.
Dia yang merupakan salah satu mantan anak buah Frans tentu tak lagi asing dengan hal itu. Persaingan bisnis kerap terjadi dikalangan pengusaha. Mereka akan berlomba untuk bisa saling bersaing dan menjatuhkan tak peduli meski jalan yang mereka tempuh tak lagi sehat.
Kembali ke kota B dengan tujuan yang berbeda membuat seorang Rayyan hanya terfokus pada pekerjaannya saja.
Kejadian 6 bulan lalu semakin membuka mata hatinya untuk tak lagi berharap tentang hal baik dalam hidupnya. Baginya, keberuntungan telah didapat setelah keluarga besar Aditama menerimanya bahkan memperlakukannya layaknya manusia.
Kota B syarat akan makna baginya. Awalnya dia sangat terkejut ketika mengetahui jika gadis yang menjadi kekasihnya selama setahun belakangan terlahir di kota ini. Kota yang menyimpan banyak kenangan buruk tentang kenakalan nya semenjak hengkang dari keluarga Sanjaya.
Meski waktu telah lama berlalu namun dadanya masih terasa sesak kala masa itu kembali hadir dalam ingatannya. Masa dimana 12 tahun silam dirinya mendapati sang mama meregang nyawa didepan matanya sendiri. Fakta yang diketahuinya hingga membuat wanita yang amat disayanginya tersebut memilih jalan bunuh diri lebih membuat hatinya sakit.
Hingga hari ke 3 kepergian sang mama Rayyan mulai memberontak. Dia yang tak pernah melawan selama ini berubah menjadi anak pembangkang. Puncaknya, amarah Rayyan tak lagi bisa terbendung kala menyaksikan dengan mata kepala sendiri bagaimana sang ayahnya sedang bercumbu dengan seorang wanita yang diakuinya sebagai saudara sepupu itu.
Rayyan yang kecewa memilih pergi meninggalkan rumah besar tempatnya selama ini berlindung. Tak ada yang dia bawa kala itu, bahkan sang ayah memblokir semua fasilitas yang miliknya.
Rayyan yang kecewa semakin mengila setelah dirinya bergabung dengan genk jalanan. Lima tahun lamanya Rayyan menjadikan jalan sebagai rumahnya berpijak hingga suatu hari dia bertemu dengan lelaki 32 tahun yang bernama Javier Alando Gemas yang tak lain adalah kakak dari Frans Alando Gemas.
Javier yang kala itu tengah mengunjungi makam kedua orang tuanya berniat untuk singgah di kota B. Ketua mafia yang tengah menanggalkan kekuasannya kala berkunjung ke negara kelahiran sang momy itu mengalami kecelakaan tunggal. Javier yang tak paham medan hampir meregang nyawa andai saja Rayyan dan teman temannya tak menemukan lelaki itu.
Banyaknya pandangan miring tentang anak jalanan membuat mereka malah dicurigai sebagai penyebab kecelakaan yang menimpa Javier. Beruntung, nyawa lelaki itu bisa tertolong dan dengan kesaksiannya pula Rayyan dan teman temannya bisa bebas dari kurungan penjara.
Javier yang sedang merintis usaha di ibu kota tentu tak tinggal diam. Meski dalam keadaan lemah, dia memerintahkan anak buahnya untuk memantau Rayyan dan kelompoknya. Dari sana lah awal mula Rayyan bekerja di perusahaan Javier yang dikelola oleh Frans sebagai penyedia jasa bodyguard, detektif dan juga pengawalan.
Dua tahun berada dalam biro tersebut membuat Rayyan mempelajari banyak hal. Dunia jalanan dia tinggalkan dan memilih menjalani hidup yang lebih baik. Hingga mengantarkannya bertemu dengan seorang Raka Aditama.
Nama Rayyan kembali dikenal dengan konten yang berbeda dari nama yang melekat pada dirinya 7 tahun silam. Selama 5 tahun terakhir Rayyan dikenal sebagai asisten Rayyan, seorang asisten dengan tatapan tajam dan sikapnya yang dingin. Senyum seorang Rayyan adalah hal mahal yang tak semua orang bisa melihatnya.
.
.
"Siapkan semua berkasnya karena besok pagi pagi sekali kita akan berangkat ke lokasi. Aku sendiri yang akan turun lapangan guna menyelidiki semuanya. Pada saat itu, aku minta tak seorangpun diijinkan masuk lokasi sebelum ada perintah dariku." Ucapnya tegas pada seseorang disebrang sana melalui ponselnya.
Setelah mendapatkan jawaban yang diinginkan, Rayyan menutup panggilan dan kembali berkutat dengan laptop yang menyala di depannya.
Tok tok tok
Ketukan di pintu mengalihkan fokus Rayyan. Pemuda 27 tahun tersebut segera mematikan laptopnya setelah yakin semua berkas yang dikerjakannya tersimpan. Rayyan adalah pemuda dengan kewaspadaan yang tinggi, karena itulah dimanapun dia berada maka keamanan segala pekerjaannya adalah hal utama. Hal itu dia lakukan guna membalas segala kebaikan keluarga Raka padanya kini.
"Iya Pak tyo, ada apa?"
"Ada tamu menunggu diluar, Den. Katanya beliau sudah ada janji dengan Den Rayyan." Pak Tyo, lelaki berusia 50 tahun yang bekerja sebagai penjaga villa yang dibeli Raka tiga tahun lalu tersebut berucap pelan sambil menundukkan pandangannya.
"Oh, iya. Minta tolong bapak suruh masuk ke ruang tengah ya pak. Nanti saya menyusul kesana."
"Baik, den. Bapak permisi."
Rayyan mengangguk sebelum kembali menutup pintu kamarnya. Langkah panjangnya berhenti dipinggir meja dimana sebuah amplop coklat telah disiapkan nya disana. Rayyan kembali melangkah keluar dengan amplop tersebut ditangannya.
Di ruang tengah, nampak duduk seorang pemuda dengan usia tak jauh dari Rayyan. Penampilannya sederhana. Namun tatapan matanya yang tajam membuat orang yang menatapnya bergidik ngeri.
"Sekian lama tak bertemu kau tak berubah sedikitpun."
Pemuda dengan kaos berwarna hitam itu menoleh ke asal suara. Dimana Rayyan nampak melangkah menuju ke arahnya.
"Ckck, kau mau ngeledek atau apa? mentang-mentang sudah jadi orang terkenal kau melupakan kawanmu."
"Hei, kalau aku melupakan mu tidak mungkin hari ini aku menghubungimu."
"Itu karena kau sedang butuh bantuan, si@lan."
Rayyan tergelak, keduanya menyatukan kepalan tangan sebagai tanda persahabatan sebelum saling memberikan pelukan singkat sebagai tanda persaudaraan.
"Bagaimana kabarmu?" Rayyan menjatuhkan bokongnya pada sofa singgel yang berada disamping pemuda yang bernama Vino.
"Beginilah, benar katamu kalau tak ada yang berubah. Aku masih begini berbeda dengan mu."
Rayyan kembali tergelak sambil menggelengkan kepalanya. Vino adalah temannya sewaktu masih menguasai jalanan. Vino juga ikut tergabung dalam biro yang dikelola Javier.
"Bagaimana kabar keluarga mu? putramu pasti sudah besar ya."
"Dia sudah masuk kelas 2 SD, kalau nakalnya jangan ditanya lagi. Mungkin ini karma bagiku yang dulu selalu membuat ibu sakit kepala." Vino tergelak, putranya memang nakal namun bocah 8 tahun tersebut sangat pintar.
Vino sendiri bingung dari mana sang putra mewarisi kepintaran tersebut sedangkan dirinya dulu hanya sekolah sampai tingkat menengah. Selain tak adanya biaya juga karena Vino memang malas untuk melanjutkan pendidikannya. Dia lebih suka berjulaan koran atau sekedar membantu sang ibu mencari rumput untuk dijual. Hidup tanpa ayah sejak lahir membuatnya tak ingin menjadi beban bagi ibunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 178 Episodes
Comments
@☠A⏤͟͟͞Rini
berbeda kan dia mesti piye
2024-02-17
0
⏤͟͟͞R ve
Sedih...bapaknya selingkuh, mamaknya bunuh diri...😢
2024-02-14
1
⏤͟͟͞R ve
Waduhh kenapa sampai bunuh diri 😢
2024-02-14
0