Wasiat

Rintik hujan mengiringi pemakaman seorang Abyan Alvarez, beberapa sahabat dan rekan bisnis mengantarkan Abyan keperistirahatan terakhirnya. Suasana duka terasa begitu dalam dengan kompaknya para pelayat mengenakan pakaian hitam.

Syila menatap sendu gundukan tanah merah yang masih basah itu, netranya tak lepas dari nama yang tertera di batu nisan. Ya, cinta pertamanya kini terbaring didalam tanah itu, tidak akan ada yang perlakuan manja dan perdebatan yang sering Syila lakukan dengan Papanya.

"Sayang, ayo kita pulang" ajak Zahra, namun gadis itu tidak bergeming.

"Sayang" Zahra merangkul pundak Syila, gadis itu menoleh kearahnya.

"Ayo kita pulang" ajak Zahra.

"Bunda pulang duluan saja, Syila masih ingin disini" lirih Syila memeluk erat bingkai foto yang ada potret Papanya.

"Bunda tidak mungkin meninggalkan Syila sendirian disini" kata Zahra.

"Queen akan menemani Kak Syila disini Bun" ujar Queensha, putri bungsu Zahra dan Emran.

"Keenan juga akan menemani kalian disini, Bunda mau membereskan rumah" kata Zahra melihat Keenan bersama Amanda dan juga Alex.

"Ken, Bunda titip Queen dan Syila. Jaga mereka dan jangan pulang terlalu siang" ucap Zahra, Keenan hanya mengangguk.

"Bunda pulang dulu" pamitnya menuju mobil suaminya.

"Kamu pulang di antar Alex ya sayang" kata Keenan, tadinya berniat mengantarkan Amanda, tapi ternyata malah mendapat tugas dari ibu negaranya.

"Ya, jangan lupa kabari aku" kata Amanda mengerti jika Keenan harus memperhatikan Syila yang tengah berduka.

Keenan menatap kepergian Amanda dan Alex, pria itu belum memberitahu kekasihnya jika dirinya saat ini sudah menjadi suami orang.

"Huffff" Keenan menghela nafas panjang dan kembali ke pusara papa mertuanya, disana Keenan melihat Syila kembali menangis dalam pelukan adiknya.

"Kalian tega meninggalkanku sendirian dan memilih bersama dengan Arasy. Aku juga putri kalian, tapi kenapa membiarkanku seorang diri?" bisik Syila dalam hati menatap kedua makam Papa dan Mama nya.

Keenan dan Queen diam saja mendampinginya Syila, mereka sangat tahu jika Syila masih sangat teramat sedih dan terguncang. Gadis itu tidak butuh kalimat-kalimat basa-basi untuk menguatkannya, kedua Kakak beradik itu sangat tahu jika yang saat ini Syila butuhkan hanyalah tempat yang tenang, sapi seperti sekarang ini.

"Ayo kita pulang" bisik Keenan ditelinga istrinya setelah hampir dua jam dalam kebisuan.

Tanpa sepatah kata Syila beranjak dari duduknya bersama dengan Queen yang masih setia mendampinginya meninggalkan area pemakaman itu.

🌸🌸🌸

Syila berada dikamar Ayahnya, gadis itu duduk diam dilantai dengan memeluk lututnya. Syila menjadi semakin pendiam, bahkan sejak sah menjadi istri Keenan, gadis itu belum mengatakan satu katapun pada suaminya.

"Aku sendirian, benar-benar sendirian" batin Syila, hatinya masih begitu perih dengan kenyataan yang ada.

"Lagi-lagi Tuhan menghukum mu dengan kehilangan, sampai akhirnya aku tidak punya siapa-siapa lagi" gumam Syila, gadis itu menangis menyembunyikan wajahnya diantara lututnya.

Ceklek.....

Pintu kamar itu terbuka, seseorang masuk dan langsung duduk disebelah Syila yang tubuhnya masih bergetar karena menangis.

"Leave me alone" lirihnya tanpa mengubah posisinya.

Orang yang tak lain adalah Keenan langsung memeluk Syila, meski gadis itu menolak dan memberontak tapi Keenan tetap memeluknya.

"Menangislah sepuas mu, tapi setelah itu kau harus bangkit dengan jiwa yang lebih kuat" bisik Keenan, akhirnya pemberontakan Syila melemah dan bersandar dalam pelukan Keenan.

"Ini terlalu berat, rasanya duniaku sangat gelap. Aku seperti jatuh kedalam lubang dalam tanpa ada seorangpun bersamaku. Hiks....aku sendirian" Syila mengatakan isi hatinya yang terdengar sangat menyedihkan.

"Kau tahu kenapa Tuhan memberikan ujian ini padamu?" kata Keenan, Syila hanya menggeleng di pelukannya.

"Karena Tuhan tahu jika Arsyila Alvarez adalah gadis yang sangat kuat, kau bisa melewati semua ini Syila, aku akan selalu menjadi pendiam dan penopang hidup mu" janji Keenan.

"Aku sangat rapuh Ken, dan kau tahu itu. Tidak perlu menguatkan ku dengan kata-kata bijak itu, karena aku tahu seperti apa hatiku" kata Syila menyangkal apa yang Keenan katakan.

"Aku tahu itu, kau hanya tidak mau menyadari jika dirimu tidaklah serapuh itu. Kau gadis yang kuat, bahkan lebih dari yang kau tahu. Kau bisa menghadapi semua ini, percayalah" Keenan menyakinkan Syila.

🌸🌸🌸

Diruang keluarga, Emran, Zahra, Hans, dan seorang pengacara membicarakan wasiat mendiang Abyan. Mereka juga membicarakan tentang pernikahan Keenan dan Syila yang belum di sahkan di mata hukum negara.

"Karena Nona Arsyila adalah putri tunggal mendiang Tuan Abyan, maka seluruh harta mendiang jatuh ke tangan Nona Arsyila. Tapi...." pengacara itu menjeda kalimatnya.

"Nona Arsyila akan kehilangan 50 persen harta itu jika terjadi perceraian antara Nona Arsyila dan suami yang telah dipilihkan oleh Tuan Abyan" jelas pengacara itu.

"Tunggu dulu, sebaiknya kita panggil Syila agar mendengar semua ini" kata Emran, Zahra langsung beranjak memanggil menantunya.

Hanya selang beberapa menit Zahra sudah kembali bersama Syila dan juga Keenan.

"Sayang, ada beberapa wasiat terakhir yang di tinggalkan oleh Papa mu" kata Emran menarik Syila duduk diantara dirinya dan sang istri, Syila hanya mengangguk pasrah, sedangkan Keenan duduk bersama dengan Hans.

"Begini Nona, Tuan Abyan telah menikahkan anda dengan pria yang menurutnya sangat tepat mendampingi Anda. Dan Tuan Abyan tidak ingin anda berpisah atau lebih tepatnya bercerai dengan suami anda, atau anda akan kehilangan 50 persen harta peninggalan Tuan Abyan jika anda bercerai dengan suami anda" jelas pengacara itu.

Keenan tercengang mendengar penjelasan dari pengacara ayah mertuanya, pria itu tidak menyangka jika dirinya akan terlibat dalam masalah serumit ini.

"Aku tidak masalah kehilangan lima puluh persen dari harta itu" kata Syila mengejutkan semua orang.

"Sayang" ucap Emran dan Zahra bersamaan.

Syila membuang muka saat Keenan menatapnya, bukan tanpa alasan Syila berkata seperti itu. Syila melihat keterkejutan di wajah Keenan saat pengacara itu selesai menjelaskan wasiat Papanya.

Terlebih Syila juga sangat tahu jika dihati Keenan ada wanita lain, bukankah sangat menyakitkan jika kita menikahi pria yang mencintai wanita lain? Syila memang belum mencintai Keenan, tapi Syila juga tidak mau hidup bersama dengan pria yang tidak mencintainya.

"Ayah tidak setuju jika terjadi perceraian antara kamu dan Keenan" tegas Emran, pria paruh baya itu merasa bertanggung jawab menjaga putri mendiang sahabatnya yang sekarang sudah menjadi menantunya.

"Bunda juga tidak setuju, pernikahan kalian adalah amanah terakhir dari almarhum Papa kamu sayang. Papa kamu pasti sangat sedih jika kalian berpisah, bahkan Keenan sudah berjanji untuk menjaga dan membahagiakan mu, mengambil alih tanggung jawab Papa mu. Pernikahan kalian suci dan jangan mengingkari janji yang kalian buat dihadapan Tuhan" tutur Zahra panjang lebar menatap putra dan menantunya.

Keenan seolah mati kutu, pria itu tidak bisa berkata apa-apa karena apa yang dikatakan oleh ibunya adalah suatu kebenaran, ya kebenaran yang menyakitkan bagi Keenan.

"Aku mau ke kamar" Syila berlari menuju kamarnya, gadis itu juga tidak ingin menghancurkan permintaan terakhir Papa nya, tapi untuk hidup bersama dengan

Keenan, Syila tidak yakin bisa menjalaninya.

🌸

🌸

🌸

🌸

🌸

TBC 🌺

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!