Rumah Sakit

Syila mengenakan Off Shoulder dress berwarna merah menyala yang memperlihatkan sebagian punggung seksi dan mulusnya. Gadis itu terlihat semakin cantik dengan tatanan rambut yang sedikit di angkat keatas dan meninggalkan beberapa helai sebagai pemanis.Wajahnya semakin cantik dengan riasan tipis khas anak remaja.

"Putri Papa cantik sekali" puji Abyan melihat penampilan putrinya.

"Memang kemarin Syila tidak cantik?" kata Syila.

"Tidak sayang, Syila cantik selalu cantik dan tetap cantik di mata Papa" ujar Abyan menggandeng putrinya.

"Jangan pulang terlalu malam ya" kata Abyan mengingatkan Syila, pria paruh baya itu akan mengantarkan Syila ketempat night prom itu di adakan.

"Ya" jawab Syila masuk kedalam mobil Papa nya.

"Pah, boleh Syila tanya sesuatu?" tanyanya.

"Apa?" Abyan mulai mengemudikan mobilnya.

"Arasy itu siapa?" tanya Syila, Abyan menoleh kearah putrinya.

"Syila tidak sengaja melihat nama itu di buku usang milik Mama" jelas Syila.

"Arasy Alvarez, dia Kakakmu" sahut Abyan.

"Kakak? Tapi Papa dan Mama tidak pernah mengatakan jika Syila punya Kakak, dimana dia? Dan...."

"Dia sudah meninggal, dia saudara kembarmu. Tapi Arasy tidak bisa bertahan karena jantung nya tidak berkembangnya dengan baik. Mama dan Papa sangat terpukul dengan kepergiannya, itu sebabnya kami tidak pernah membahasnya, bahkan denganmu sekalipun" jelas Abyan mengenang mendiang putri kecilnya yang harus kembali berpulang setelah dua hari dilahirkan.

"Jadi Syila punya saudara? Bahkan kembar" ucap Syila tak percaya.

"Papa tidak punya fotonya?" tanya Syila.

"Tidak, tapi Papa selalu melihat nya setiap hari" ujar Abyan, Syila mengerutkan keningnya.

"Kalian kembar identik sayang, jadi wajah kalian sangat mirip. Lagi pula Papa tidak ingin terlalu meratapi nya" kata Abyan.

"Pasti sekarang Arasy sudah bahagia bersama Mama" kata Syila.

"Dan disini Papa bahagia menjagamu dan sangat mencintaimu" sahut Abyan tersenyum, mobil itu berhenti di sebuah lobby Hotel bintang lima dimana acara itu berlangsung. Syila turun dari mobil dang langsung menuju Ballroom Hotel membaur bersama teman-temannya.

🌸🌸🌸

Malam prom itu berlangsung sangat meriah dan mewah, semua murid menikmati malam itu bersama dengan pasangannya masing-masing kecuali Syila. Gadis itu hanya duduk diam disudut ruangan sambil melihat teman-temannya yang bersenang-senang.

Keenan bahkan terlihat asik berdansa dengan Amanda, kekasihnya.

"Menyebalkan" gumam Syila melihat kebucinan Keenan. Gadis itu menyesal mocktail nya dan melihat kearah lain.

"Syila, Syila....." Keenan menghampiri meja Syila, gadis itu menatap heran pada Keenan.

"Ken...."

"Ayo ikut aku" Keenan langsung menarik tangan Syila dan berlari keluar ballroom.

"Ken, Lo apaan sih" heran Syila, tapi Keenan hanya diam bahkan terus berlari tanpa menghiraukan protes Syila.

"Lo kesambet apa sih Ken?" kesal Syila, namun lagi-lagi Keenan hanya diam, hingga akhirnya Syila menghempaskan tangan Keenan.

"Syila, Lo apa-apaan sih?" seru Keenan marah.

"Lo yang apa-apaan? Kenapa riba narik tangan gue dan....."

"Awhhhh Ken, turunin gue, sumpah ini gak lucu" teriak Syila saat Keenan memanggul tubuh mungilnya.

Aksi Keenan menjadi perhatian orang-orang di sekitarnya, namun Keenan tidak perduli dan terus memanggil Syila yang meronta sampai ke mobilku.

"KEENAN" pekik Syila setelah di turunkan oleh Keenan.

"Diam dan ikut gue!" seru Keenan mengemudikan mobilnya meninggalkan Hotel itu, Keenan bahkan melakukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, membuat Syila semakin bingung.

"Kita mau kemana?" tanya Syila berpegangan erat karena Keenan mengemudikan mobil seperti orang kesetanan.

Keenan hanya diam tanpa menjawab pertanyaan Syila, pria itu fokus mengemudikan hingga tiga puluh menit kemudian mobil itu berhenti di sebuah rumah sakit besar.

"Rumah sakit, siapa yang sakit?" lirih Syila.

"Ayo turun" ajak Keenan mengulurkan tangannya, ia menatap sendu Syila.

"Wait, Lo ngapain bawa gue ke rumah sakit?" Syila menepis tangan Keenan.

"Syila please, ayo turun" ajak Keenan dengan lembut, antah mengapa Syila luluh dan menurut begitu saja pada Keenan.

Keenan membawa Syila ke ruangan operasi, diam disana ada kedua orang tua Keenan dan dua orang polisi.

"Sayang" ibu Keenan yang menangis langsung memeluk Syila yang tak tahu apa-apa.

"Bunda kenapa menangis? Dan kenapa kita disini?" tanya Syila, hatinya mulai gelisah.

"Sabar sayang, semua pasti akan baik-baik saja" ucap wanita paruh baya itu, Emran, ayah Keenan juga ikut memeluk Syila.

"Sebenarnya ada apa ini? Kenapa kalian begini?" bingung Syila.

"Ayah, kanapa kita disini? Dan kenapa ada polisi disini?" tanya Syila pada Emran.

"Sayang, Pap...."

Pintu ruangan operasi itu terbuka dan beberapa suster mendorong brankar berisikan pasien yang baru saja melakukan operasi.

"Papa" lirih Syila melihat pasien itu, Syila sangat mengenali cinta pertama nya itu.

"Ayah, itu....." suara Syila tercekat melihat kondisi Papa nya.

"Apakah dia keluarga korban?" tanya salah satu polisi.

"Ya, ini putrinya" kata Emran menggenggam tangan Syila.

"Ayah...." lirih Syila.

"Abyan mengalami kecelakaan tunggal sepulang mengantar mu sayang" kata Emran membuat jantung Syila berdetak kencang.

"Papah...." lirih Syila, mencerna situasi. Seberapa dahsyat kecelakaan yang dialami oleh Papa nya sehingga kondisi Papa nya sangat memprihatinkan seperti itu?.

Syila tidak bisa membayangkan apa yang terjadi pada Papa nya, seluruh tubuh pria itu dibalut dengan kain kassa. Itu artinya papanya terluka parah?.

"Ak-aku mau melihat Papa" ucap Syila terbata.

Ayah dan Bunda Keenan langsung membawa Syila keruang perawatan Abyan. Pria itu berada di ruangan ICU karena kondisinya sangat kritis. Bahkan dokter melarikan Syila untuk menemui nya saat ini, gadis itu hanya bisa melihat Papa nya di balik pintu kaca.

"Papa pasti akan baik-baik saja" ucap Syila meyakinkan dirinya sendiri, tidak ada air mata di wajah gadis itu. Syila tidak ingin terlihat lemah dengan menangis, Syila akan membuktikan pada Papa nya jika dirinya gadis yang kuat.

"Menangislah Syila" kata Keenan mendekat Syila.

Brukkkkkkkk

Syila mendorongku kuat tubuh Keenan hingga pria itu tersungkur kebelakang.

"Gue gak akan nangis, Papa baik-baik aja" seru Syila menatap tak suka pada Keenan.

"Bunda berhenti nangis, Papa baik-baik saja" Syila menghapus air mata Zahra.

Didalam ruangan ICU, suster berlarian memanggil dokter karena mesin monitor yang memantau kondisi vital pasien tiba-tiba saja menurun, bahkan berhenti bekerja.

Dokter dengan sigap menggunakan Defibrillator beberapa kali untuk mengembalikan detak jantung pasien.

"Papa, baik-baik saja, Papa baik-baik saja" ucap Syila seperti merapalkan sebuah doa.

Hingga tak lama kemudian sang dokter menghentikan kegiatannya setelah monitor itu kembali normal.

"Ada yang bernama Emran?" tanya seorang suster yang baru saja keluar dari ruang ICU.

"Saya" ucap Ayah Keenan.

"Silahkan masuk, Tuan Abyan memanggil anda" kata suster itu, tanpa menunggu lama Emran masuk untuk melihat kondisi sahabatnya.

Emran memakai pakaian khusus dan mendekati brankar Abyan yang tergolek tak berdaya. Beberapa kali Emran menundukkan tubuhnya untuk berbicara dengan Abyan, dan semua itu tak luput dari pandangan Syila, Bunda Zahra dan juga Keenan yang hanya bisa melihatnya dari balik kaca transparan sebagai dinding pemisah.

🌸

🌸

🌸

🌸

🌸

TBC 🌺

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!