Abyan menatap lemah pada sahabatnya, pria paruh baya itu sangat tak berdaya dengan kondisinya, ia hanya mampu mengedipkan matanya dan berbicara sangat pelan.
"Kau harus sembuh, Syila sangat membutuhkan mu" kata Emran berbisik di telinga Abyan.
"Panggil Hans" lirih Abyan.
"Untuk apa?" tanya Emran tak paham, untuk apa Abyan memanggil asisten nya?.
"Waktuku tidak banyak, to-long cepat panggil Hans. Aku ingin menitipkan Syila padanya" jelas Abyan, membuat Emran semakin bingung.
"Soal Syila, kamu tenang saja. Aku akan menjaganya, kenapa malah menitipkan Syila pada Hans?" Emran merasa jika dirinya sangat mampu untuk menjaga putri sahabatnya.
"Aku ingin menikahkan Syila, aku ingin menjalankan tugas ku sebagai ayahnya" jelas Abyan membuat Emran paham. Pria itu mengangguk dan pergi keluar untuk menghubungi Hans.
...
"Apa yang Abyan katakan?" tanya Zahra pada suaminya.
"Dia ingin menikahkan Syila dengan Hans, tapi pria itu tidak bisa dihubungi" kata Emran berulang kali menghubungi Hans namun nihil.
"Apakah separah itu kondisinya?" tanya Zahra, kembali menangis melihat Syila.
"Kita sangat tahu kondisi nya seperti apa" lirih Emran memeluk istrinya.
"Bagaimana jika Keenan saja yang menikahi Syila?" ujar Zahra.
"Tapi..."
"Anggap saja jika ini sebagai rasa terima kasihku pada Hasna. Karena kemurahan hatinya aku bisa hidup sampai sekarang" ucap Zahra mengingatkan suami ya atas jasa mendiang ibu Syila.
"Kau benar, aku akan bicara dengan Keenan" kata Emran, lalu membawa Keenan menjauh dari Syila untuk berbicara.
🌸🌸🌸
"Ayah bercanda? Aku tidak mungkin menikahi Syila, dia sahabat Keenan" tolak Keenan saat Emran mengutarakan keinginannya.
"Bukan masalah Ken, ini semua tidak sebanding dengan pengorbanan dan jasa orang tua Syila pada keluarga kita" ujar Emran.
"Ayah, Keenan ingin menikahi wanita yang Keenan cintai. Dan wanita itu bukan Syila" ucap Keenan.
"Bagaimana jika ini adalah permintaan terakhir Abyan? Abyan sangat menyayangimu seperti putranya sendiri, tidakkah kau bersedia membuatnya bahagia di akhir hidupnya?" kata Emran.
"Tapi Yah...."
"Ken please, menikahlah dengan Syila. Ayah yakin kamu tidak akan sulit mencintai gadis sebaik Syila" bujuk Emran.
"Keenan masih ingin kuliah dan menikmati masa muda" tolak Keenan.
"Kau masih bisa kuliah dan menikmati masa muda mu. Papa janji pernikahan ini tidak akan menghambat kuliahmu" ujar Emran.
"Tapi masalahnya Ken....."
"Papa tidak mau tahu, kau harus menikah dengan Syila malam ini juga! Tidak ada penolakan atau penawaran apapun. Karena ini sebuah perintah dari Ayah!" tegas Emran meninggalkan Keenan di lorong rumah sakit.
"Ckkk, kenapa jadi begini sih? Terus hubungan gue sama Amanda gimana?" gumam Keenan kesal dengan ayahnya.
...
"Papa sangat mencintaimu, kamu tahu itu kan?" kata Abyan menatap putri cantiknya.
"Hemm, Papa harus sembuh dan jangan tinggalin Syila seperti Mama" ucap gadis itu menahan air matanya.
"Papa ingin menikahkan Syila, Syila mau kan?" lirih Abyan.
"Ya, Papa bisa menikahkan Syila dan kita akan buat pesta resepsi yang meriah" kata Syila.
"Tidak, Papa ingin menikahkan mu sekarang"
"Tapi...."
"Papa mohon kali ini jangan membantah" ucap Abyan membuat Syila hanya bisa mengangguk pasrah.
🌸🌸🌸
Malam itu disebuah ruang ICU, terjadi pernikahan antara Keenan dan Syila dengan hanya disaksikan beberapa Dokter dan suster, juga kedua orang tua Keenan.
Jangan tanyakan bagaimana perasaan kedua mempelai, yang pasti keduanya tidak ada yang bahagia, terlebih Keenan yang memang memiliki kekasih. Sedangkan Syila tidak terlalu menganggap pernikahan itu, karena Syila berpikir hanya untuk menyenangkan hati Papa nya, dan saat nanti Papa nya sudah sehat, Syila akan membicarakan baik-baik jika pernikahan antara dirinya dan juga Keenan tidak seharusnya terjadi.
Namun sepertinya semua itu hanya ada di angan-angan Syila, karena tepat sepuluh menit setelah pernikahan itu terjadi, kondisi Abyan kembali menurun, dan meskipun Dokter sudah melakukan yang terbaik, nyawa Abyan tetap tidak bisa diselamatkan.
"TIDAKKKKK.......PAPA TIDAK BOLEH PERGIIII......." teriak Syila.
"PAPA UDAH JANJI, PAPAAAA" teriak Syila tangisnya pecah melihat tubuh cinta pertamanya terbujur kaku.
"Sayang, ada bunda dan ayah Nak. Syila tidak sendirian" Zahra memeluk menantu barunya.
"Nggak, Syila mau Papa, Syila gak mau yang lain" seru Syila menggelengkan kepalanya.
Keenan menatap sendu gadis yang baru saja resmi jadi istrinya itu. Pria itu mengingat semua kata-kata yang diamanahkan oleh ayah mertuanya untuk selalu menjaga dan memastikan kebahagiaan Syila.
Jenazah Abyan langsung dibawa ke kediaman nya dan akan langsung di kebumikan besok pagi mengingat saat ini sudah lewat dini hari. Syila beberapa kali pingsan dirumah sakit mendapati kenyataan pahit ini.
Kini Syila seorang diri, tanpa Papa dan Mama nya, Syila tidak pernah membayangkan jika di usianya yang baru delapan belas tahun akan menjadi anak yatim-piatu. Syila merasa dunia terlalu kejam karena telah merenggut satu-satunya keluarga yang Syila miliki.
Keenan terus mengekori Syila dan bunda Zahra yang memang tidak melepaskan Syila sedikitpun sejak dari rumah sakit. Gadis yang biasanya terlihat kuat dan tegar, hari ini Keenan melihat Syila yang lemah dan rapuh, tatapan mata gadis itu kosong dan sayu. Mata Syila tak lepas menatap sendu tubuh yang terbujur kaku dihadapannya.
"Papa kenapa tega ninggalin Syila? Sekarang Syila gak punya siapa-siapa, Syila sendirian Pah. Papa tahukan jika Syila takut dengan hujan? Papa kenapa jahat sama Syila? Kenapa Papa lebih memilih bersama Arasy dan Mama dari pada bersama dengan Syila?" bisik Syila dalam hati, perasaannya sangat hancur.
"Sayang, ayo ke kamar ganti baju" ajak Zahra, karena Syila belum mengganti bajunya.
Gadis itu bangun dari duduknya tanpa menolak ajakan sang ibu mertua, namun baru beberapa langkah Syila kembali jatuh pingsan.
"Ken, bawa Syila ke kamarnya" titah Zahra pada putranya, tanpa menunggu lagi Keenan langsung membopong Syila menuju kamarnya.
Direbahkan nya tubuh Syila diatas ranjang, dengan telaten Keenan menyelimuti tubuh istrinya tanpa berniat membangunkan Syila. Keenan membiarkan Syila istirahat karena ia tahu jika apa yang dihadapi oleh istrinya itu bukanlah perkara yang mudah.
"Lo pasti bisa melewati semua ini" ucap Keenan menatap iba pada Syila, Keenan belum tahu langkah apa yang harus ia ambil untuk nasib pernikahannya dengan Syila. Keenan sangat menyayangi Syila, dan Keenan pun tidak keberatan jika harus menjaga Syila. Tapi tidak dengan pernikahan yang mengikatnya.
Keenan mencintai Amanda, dan Keenan harus menjaga hati Amanda agar tidak terluka. Tapi dengan dirinya menikahi Syila, bukankah itu sudah suatu pengkhianatan yang cukup besar? bagaimana jika nanti Amanda tahu dirinya telah menikahi Syila?.
"Aku harus mencari waktu yang tepat untuk mengatakan semua ini pada Amanda, aku tidak ingin dia salah paham. Yahh Amanda pasti akan mengerti posisiku, Amanda gadis yang sangat pengertian" gumam Keenan melepaskan Jas nya dan masuk kedalam kamar mandi Syila untuk mencuci muka.
Syila membuka matanya saas Keenan masuk kamar mandi, gadis itu menitikan air matanya dan menatap kosong langit-langit kamarnya.
"Bawa aku pergi Pah" lirih Syila kembali menutup matanya, kenyataan kali ini sungguh berat bagi Syila yang sejatinya sangat rapih setelah kepergian Mama nya.
🌸
🌸
🌸
🌸
🌸
TBC 🌺
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments