"Iya juga sih, tapi udah ah jangan banyak berharap. Gak baik juga, nanti kita yang kecewa kalo gak terwujud. Mending kita cepat kekamar biar bisa istirahat. Hari ini benar-benar melelahkan,"
ucap Andana sambil merangkul Gita dan berjalan keluar dari lift sesaat setelah lift itu terbuka.
Namun saat kami sudah dekat dengan kamar kami, kembali lagi kami dikejutkan dengan ada beberapa wartawan yang berdiri tidak jauh dari kamar kami.
Dan itu membuat aku dan Gita kembali tercengan dengan saling tatap.
"Mams, apakah sekarang yang ada dalam pikiran
Mams sama dengan apa yang aku pikirkan,Mams?" tanya Gita pada An.
"Jangan bilang kamar Abang disana, Ta?"
tanya Andana dengan tatapan tidak percaya.
Sedangkan Gita yang mulai tersenyum lebar dengan perlahan.
"Jadi kita harus gimana?"
tanya Andana yang bingung.
"Apa kita juga akan ikut menunggu Abang masuk kedalam kamarnya, Mams?"
tanya Gita yang mulai usil.
Aku langsung menyentil kening Gita dengan sediikit
keras hingga Gita meringis.
"Aduh, bercanda Mams," ringis Gita sambil
mengusap-usap keningnya yang terasa pedas itu.
"Ya udah ayok masuk kamar dan cepat
istirahat." ajak Andana pada Gita.
Namun baru mereka ingin membuka pintu kamar,
sebuah tangan menggenggam tangan Andana yang sedang memegang handle pintu itu.
Andana sangat terkejut, sebab tangan itu begitu dingin.
Langsung saja Andana menatap si empu tangan itu.
Seorang pria tinggi dengan memakai jaket hitam dan topi yang menutupi separuh wajahnya.
Andana terpaku dan tercengang melihtanya, namun dengan cepat pria itu berbisik padanya.
"Help me, please," bisiknya sambil memohon.
"Abaaang," pekik Gita tapi suranya tidak keluar.
Dan itu semakin membuat Andana terkejut lalu ia mencoba untuk menatap
sepasang mata bening yang nyaris tidak terlihat itu.
Seketika pupil mata Andana membesar kala ia dengan jelas
mengenali siapa pria yang tengah berdiri didepannya sambil memegang tangannya
ini. Andana hanya bisa terdiam mematung melihat idolanya begitu dekat dengannya
seperti ini. Debar jantungnya tidak bisa lagi ia kendalikan. Rasanya Jantungnya
ingin keluar dari tempatnya.
"Please, help me," ucapnya sekali lagi sambil meremas tangan Andana.
Dan itu menyadarkan diriku.
Dengan reflek Andana membuka pintu kamar hotel itu dan mendorong pria itu masuk kedalam terlebih dahulu disusul oleh mereka berdua.
Dan dengan cepat Andana menutup pintu kamar itu sedikit keras. Hingga membuat
para wartawan yang ada diluar itu menoleh pada kamar mereka.
Namun karena Andana panik dan reflek mendorong Abang, Andana
tidak sadar membuat Abang jatuh tersungkur karna Andana mendorong terlalu kuat.
Andana yang baru sadar bahwa Abang jatuh jadi bingung dan langsung menolong Gita yang membantu
Abang untuk berdiri.
"Aduh, kebablasan. I'am so sorry,"
ucap Andana sambil membantu Abang berdiri dan membimbing duduk di pinggiran ranjang tidur milik Andana.
"I apologize for what I have done, I did not mean it. Once again forgive me,"
ucap Andana dengan panik.
"Please don't worry, everything is alright. I appreciate your assistance.,"
ucap Abang lembut.
"Masya Allah, apa aku ini lagi mimpi ya?"
Ucap Andana yang terpaku saat mendengar suara Abang dari dekat.
Sedangkan Gita yang masih tercengang sambil tersenyum itu membuat Abang bingung.
"Um, what's going on?" Tanya Andana mencoba bersikap biasa saja.
Meskipun sebenarnya ia sangat gugup dan bingung bagaimana mengekspresikan kebahagiaan dalam dirinya ini.
"Um, first, let me introduce. My name is Prachaya.
I'm sorry to trouble you like this.
Can I stay here for a while until they leave and I can go back to my room?"
Tanya Prachaya lagi.
"Of course it's okay," sahut Gita kemudian.
"You can sleep here tonight, it's okay,"
tambah Gita lagi dengan wajah polosnya.
"Gita, mana bisa begitu," timpal Andana yang terkejut dengan ucapan Gita.
"Ya kan kalo Abang mau, mams. Gak apa-apa lho.
Kan bantuin orang itu dapet pahala," tambah Gita lagi sambil terkekeh.
Andana hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah polos Gita.
Sedangkan Prachaya hanya tersenyummelihat tingkah Andana dan Gita yang sangat lucu.
"Please forgive us. You can stay here until the situation is conducive.
It's no problem for us. Hi, my name is Andana,
you can call me An. And this is Gita. We are from Indonesia."
Ucap Andana lagi sambil menjulurkan tangan.
Andana mencoba untuk bisa berbicara dalam bahasa Inggris semampu yang ia bisa.
Dengan ramah, Abang menjabat tangan Andana.
Tangannya masih dingin namun sangat lembut.
"Masya Allah, tangannya lembut banget. Malunya,
dia pasti merasakan tanganku yang begitu kasar kayak parut ini,"
batin Andana namun mencoba tersenyum.
"Gita," ucap Gita sambil bersalaman dengan
Prachaya.
"Prachaya," sambut Abang.
"We know you, we are one of your fans.
And we just got back from your birthday party," cerita Gita.
"Really?" Jawab Prachaya dengan senyuman sumringahnya namun juga terkejut.
"He'em, but you don't have to worry. We won't do
anything wrong. We're admirers of yours, but we're not excessive
admirers," jelas Gita lagi.
"Thank you," jawab Prachaya sambil tersenyum
menatapku.
Andana hanya bisa terdiam sambil memandangi wajah Prachaya yang sangat mengagumkan itu.
Ia bahkan tidak bisa berkedip melihat senyuman Prachaya yang sangat manis itu.
Hingga mata Prachaya menangkap basah Andana yang tengah memperhatikannya. Dan itu membuat Andana terperanjat lalu mengalihkan pandangannya. Jelas saja itu membuat Prachaya tersenyum.
Andana yang salah tingkah itu hanya menundukkan wajahnya
dan berjalan mendekati koper untuk mengambil pakaian ganti dan bergegas mandi.
"Mau kemana mams?" Tanya Gita.
"Mandi, nanti biar gantian temenin Abang,"
ucap Andana tanpa menoleh.
"Oke deh." Timbal Gita.
Prachaya hanya memandangi Andana yang terus berjalan masuk kekamar mandi.
Sedangkan Andana yang berada didalam kamar mandi itu
hanya bisa terdiam dengan wajah pias karna malu.
"Suatu kebetulan yang benar-benar tidak bisa di katakan hanya kebetulan.
Sudah seperti novel-novel yang ku baca saja.
Apa yang terjadi hari ini benar-benar diluar dugaan. Seperti mimpi.
Apa ini hanya mimpi ya, tapi kenapa begitu nyata," batin Andana sambil memegangi dadanya yang masih berdebar itu.
Lalu Andana mencoba menyadarkan dirinya kembali dan bergegas mandi lalu berganti pakaian.
Setelah selesai mandi aku keluar dari kamar mandi dan mendapati Gita juga Prachaya yang menatap kearah Andana.
Membuatku kikuk dan bingung.
"Why?" Tanya Andana bingung.
"Mams mandi apa tidur?" Tanya Gita kemudian.
"Kenapa emangnya?" Tanya Andana yang masih bingung.
"Lama banget. Aku kebelet," jawab Gita sambil meringis dan segera berjalan masuk kekamar mandi.
Andana sedikit terkekeh melihat tingkah Gita, dan segera
berjalan mendekati Prachaya yang duduk bersandar di ranjang miliknya itu.
"I'm sorry, it's very noisy here. It's just us.
Sorry if it makes you uncomfortable," ucap Andana sambil duduk didepan meja
kaca didepan tempat tidur.
Prachaya hanya tersenyum kearah Andana tanpa menjawab.
Matanya yang juga ikut tersenyum itupun memperhatikan diri Andana. Padahal sedari
Andana keluar dari kamar mandi, ia memainkan ponselnya.
"Why are you looking at me like that? Is there something strange on my face?" Tanya Andana kikuk karena terus diperhatikan oleh Prachaya.
Dan Prachaya masih saja tersenyum namun sambil menggeleng.
"You're so adorable, I just realized that I have an admirer as cute as you," jawabnya sambil tersenyum.
Psshh.....
Rasanya ada asap keluar dari ubun-ubun Andana.
"Ini Abang buta apa lagi mabok ya? Bisa-bisanya
bilang aku imut. Amit-amit iya yang ada," batin Andana yang terlihat memaksakan senyumannya.
"Do all actors always say sweet things like this to tease their fans?" Tanya Andana mencoba untuk sebiasa mungkin.
Dan pertanyaan Andana itu langsung membuat Prachaya tertawa.
Semakin membuat matanya tenggelam dan membentuk lengkungan seperti bulan sabit.
Rentetan giginya yang putih itu terlihat jelas.
Andana yang menatapnya dari pantulan cermin didepannya itu sangat terpesona.
Suara ketawa yang selama ini hanya bisa ia nikmati dari story-story Abang atau bahkan dari rekaman video itu,
kini bisa ia dengar langsung. Dan itu membuat jantung Andana rasanya mau meledak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
luisuriel azuara
Jalan ceritanya keren abis.
2023-10-04
1