#05

Semua murid segera berlarian keluar kelas sesaat setelah bel istirahat berbunyi, bahkan sebelum Rizal keluar mereka sudah berlarian meninggalkan ruang kelas tersebut.

Rendra bukannya mengikuti para pasukan yang melangkah keluar ia justru melangkah mendekati meja Zuha.

"Ikut dengan ku!" Tegas Rendra dengan menyentuh tangan Zuha membuat sang empunya segera menoleh kearah Rendra.

Tanpa jawaban apapun Zuha langsung menurut, ia segera bangun lalu melangkah mengikuti Rendra yang berjalan tepat di depannya.

"Apa kamu melihatnya tadi?" Tanya salah satu siswa yang baru saja duduk di dekat meja dimana Arsakha dan para pasukannya sedang menikmati makanan mereka di kantin sana.

"Sudahlah, jangan bahas mereka. Aku tidak ingin berurusan dengan Ren, yang ada kita nanti yang jadi mangsa dia." Jelas Salah satunya lagi.

"Tapi, sudahlah, lagi pula itu si Cumia, biarkan saja toh dia emang objek bullying setiap hari kan!" Cetusnya lagi dan segera menikmati makanannya.

"Mau kemana?" Tanya Adera saat mendapati Arsakha yang tiba-tiba berdiri dari bangkunya.

"Ke kamar mandi." Tegas Arsakha dan lekas pergi begitu saja.

Setelah merasa bahwa bayangannya tidak lagi bisa di lihat oleh para sahabatnya, Arsakha langsung berlari menuju ruang kelasnya. Ketika mendapati ruang yang kosong tanpa penghuni sama sekali membuat Arsakha kembali berlari menuju lapangan, toilet, gudang, halaman belakang sekolah lalu berakhir di ruang seni, di sana ia menghentikan langkahnya saat matanya menemukan sosok Zuha yang sedang berdiri dengan bersandar pada lemari dan pandangan yang tertunduk lalu di sisi kirinya ada Rendra yang duduk di atas kursi dengan pandangan lurus ke depan, tidak ada suara percakapan sama sekali, keduanya terdiam bak patung pajangan. Perlahan Arsakha melangkah pelan mencoba mendekat sambil bersembunyi agar keduanya tidak menyadari kehadiran dirinya di ruangan tersebut.

Tubuhnya yang bersembunyi dibelakang sebuah lukisan besar, membuat dirinya bisa menatap jelas kearah Zuha dan Rendra. Lama terdiam akhirnya Rendra mulai angkat bicara.

"Maaf..." Ucap Rendra bersamaan dengan wajahnya yang tertunduk penuh rasa bersalah.

" Kenapa kamu yang minta maaf pada ku? kamu sama sekali tidak bersalah, dan juga aku mohon tolong jangan masuk ke dalam masalah ku." Pinta Zuha dengan ucapan yang begitu tenang namun terdengar begitu tegas jauh dari Zuha yang biasanya di kelas.

"Zuha...!" Ujar Rendra lalu beralih menatap kearah Zuha, dalam waktu yang bersamaan, untuk sesaat keduanya saling menatap lalu segera membuang pandangan mereka kearah lainnya.

"Aku sudah terbiasa menjadi bahan permainan mereka semua, jadi tidak ada yang harus diubah, aku mohon jangan ikut menceburkan diri dalam masalah ku, jujur aku lebih nyaman saat semua orang tidak menganggap aku sebagai manusia di kelas tersebut. Abaikan saja, biarkan semuanya berjalan seperti tahun-tahun sebelumnya dan juga terima kasih." Jelas dengan tatapan mata yang jelas terlihat begitu terluka.

"Tidak! Aku tidak akan terus berdiam diri seperti dulu. Aku akan mendatangi mu!" Jelas Rendra lalu beranjak dari kursinya.

Rendra perlahan melangkah meninggalkan ruangan tersebut namun langkahnya kembali terhenti saat ia mendengar suara isak tangis Zuha yang perlahan mulai pecah. Rendra kembali mendekat dan tanpa ucapan sepatah kata pun, Rendra langsung mendekap erat tubuh Zuha.

"Jika kamu tidak bisa datang dalam dunia ku, biar aku yang mendatangi mu. Aku akan membuat semua pengganggu itu menjauh darimu. Tidak, aku akan menyeret mereka semua agar pergi dari mu." Tegas Rendra dengan tangan yang perlahan mengusap lembut kepala Zuha yang terbalut rapi dengan jilbab putihnya yang terlihat kumuh dan lusuh.

"Terima kasih karena kamu adalah orang pertama yang memanggil nama ku sejak dua tahun yang lalu, aku bahkan berpikir tidak ada yang tau nama ku selain Ranum. Tapi, aku mohon jangan terlibat dalam masalah ku, aku tidak ingin membuat teman-teman mu malah meninggalkan kamu karena aku. Terima kasih karena sudah mau menganggap aku sebagai teman sekelas mu." Ucap Zuha lalu melepaskan tubuhnya dari pelukan Rendra dan lekas pergi dari ruangan tersebut.

Zuha terus melangkah meninggalkan Rendra begitu saja, Zuha terus berjalan menelusuri setiap lorong sekolah dengan kepala yang tertunduk, ia bahkan tidak peduli dengan mata-mata yang terus menatap sinis padanya bahkan ada beberapa siswa yang justru menggunjing dan menghina dirinya baik secara diam-diam maupun secara terang-terangan.

Zuha sama sekali tidak terusik meski ingin sekali memberontak pada keadaan namun pada akhirnya dia tetap harus meredam dan bertahan setidaknya sampai lulus nanti. Zuha semakin mempercepat langkah kakinya hingga sebuah tangan menarik kasar lengannya kearah ruang penyimpanan peralatan olahraga. Setelah Zuha tertarik kedalam ruangan seketika pintu ruangan tersebut langsung tertutup rapat.

"Hans, maaf!" Pinta Zuha dengan mengangkat wajahnya untuk menatap sosok yang kini berdiri tegak tepat di hadapannya.

Awalnya Zuha beranggapan bahwa orang yang menarik kasar dirinya ke dalam ruangan tersebut adalah Hans namun anggapan tersebut buyar seketika saat matanya menatap wajah pemilik tangan tersebut, kaki Zuha bahkan dengan spontan melangkah mundur menjauh dari siswa yang kini menatap horor padanya.

"Aku, aku...maaf, aku..." Ucap Zuha terbata-bata.

Raut wajah Zuha tegang seketika, hatinya seakan berusaha meyakinkan sang mata bahwa yang ia lihat adalah salah, bahwa sosok yang kini berada di depannya hanya halusinasi belaka. Kedua tangan Zuha menggenggam erat bagian ujung jilbabnya, dia terlihat begitu tertekan dan juga kecewa pada dirinya sendiri.

"Aku tidak bermaksud membuat teman mu berada dalam masalah, maafkan aku!" Pinta Zuha yang bahkan langsung berlutut di kaki siswa tersebut yang sejak tadi hanya diam dengan terus menatap tajam pada Zuha.

"Aku akan menjauhi Rendra." Tegas Zuha dengan suara lantang dan penuh harap.

"Apa kamu menyukai Ren?" Pertanyaan yang Arsakha ajukan sontak membuat Zuha syok seketika.

"Tidak! Aku sama sekali tidak menyukainya. Aku, aku masih waras kok, aku tidak akan berani menyukai teman mu. Percayalah!" Jelas Zuha.

"Menjauh lah dari Ren, jangan libatkan dia dalam masalah mu!" Tegas Arsakha seolah memberi peringatan agar Zuha tidak berani mendekati Rendra.

"Baik, aku janji, aku tidak akan mendekati teman-teman mu, bahkan seisi kelas pun tidak akan aku dekati, jadi aku mohon tolong, tolong biarkan aku pergi, tolong!" Pinta Zuha dengan sisa-sisa keberanian yang ia coba kumpulkan.

"Hmmmm!" Ujar Arsakha singkat dan langsung keluar dari ruangan tersebut begitu saja.

Setelah Arsakha pergi disaat itu pula tubuh Zuha ambruk ke lantai, dengan air mata yang langsung lolos dari pertahanannya, tangan kanannya dengan kasar memukul-mukul keras bagian dadanya yang terasa begitu sesak, Zuha benar-benar sangat terluka.

~~

Terpopuler

Comments

Sal Sabila

Sal Sabila

di tunggu lanjutannya kk
semangat

2023-10-03

1

lihat semua
Episodes
1 {Season 1} #01
2 #02
3 #03
4 #04
5 #05
6 #06
7 #07
8 #08
9 #09
10 #10
11 #11
12 #12
13 #13
14 #14
15 #15
16 #16
17 #17
18 #18
19 #19
20 #20
21 #21
22 #22
23 #23
24 #24
25 {Season 2} #25
26 #26
27 #27
28 #28
29 #29
30 #30
31 #31
32 #32
33 #33
34 #34
35 #35
36 #36
37 #37
38 #38
39 #39
40 #40
41 #41
42 #42
43 #43
44 #44
45 #45
46 #46
47 #47
48 #48
49 #49
50 #50
51 #51
52 #52
53 #53
54 #54 {Season 3}
55 #55
56 #56
57 #57
58 #58
59 #59
60 #60
61 #61
62 #62
63 #63
64 #64
65 #65
66 #66
67 #67
68 #68
69 #69
70 #70
71 #71
72 #72
73 #73
74 #74
75 #75
76 #76
77 #77
78 #78
79 #79
80 #80
81 #81
82 #82
83 #83
84 #84
85 #85
86 #86
87 #87
88 #88
89 #89
90 #90
91 #91
92 #92
93 #93
94 #94
95 #95
96 #96
97 #97
98 #98
99 #99
100 #100
101 #101
102 #102
103 #103
104 #104
105 #105
106 #106
107 #107
108 #108
109 #109
110 #110
111 #111
112 #112
113 #113
114 #114
115 #115
116 #116
117 #117
118 #118
119 #119
120 #120
121 #121
122 #122
123 #123
124 #124
125 #125 {Season 4}_Zunan Armada Argrara
126 #126
127 #127
128 #128
129 #129
130 #130
131 #131
132 #132
133 #133
134 #134
135 #135
136 #136
Episodes

Updated 136 Episodes

1
{Season 1} #01
2
#02
3
#03
4
#04
5
#05
6
#06
7
#07
8
#08
9
#09
10
#10
11
#11
12
#12
13
#13
14
#14
15
#15
16
#16
17
#17
18
#18
19
#19
20
#20
21
#21
22
#22
23
#23
24
#24
25
{Season 2} #25
26
#26
27
#27
28
#28
29
#29
30
#30
31
#31
32
#32
33
#33
34
#34
35
#35
36
#36
37
#37
38
#38
39
#39
40
#40
41
#41
42
#42
43
#43
44
#44
45
#45
46
#46
47
#47
48
#48
49
#49
50
#50
51
#51
52
#52
53
#53
54
#54 {Season 3}
55
#55
56
#56
57
#57
58
#58
59
#59
60
#60
61
#61
62
#62
63
#63
64
#64
65
#65
66
#66
67
#67
68
#68
69
#69
70
#70
71
#71
72
#72
73
#73
74
#74
75
#75
76
#76
77
#77
78
#78
79
#79
80
#80
81
#81
82
#82
83
#83
84
#84
85
#85
86
#86
87
#87
88
#88
89
#89
90
#90
91
#91
92
#92
93
#93
94
#94
95
#95
96
#96
97
#97
98
#98
99
#99
100
#100
101
#101
102
#102
103
#103
104
#104
105
#105
106
#106
107
#107
108
#108
109
#109
110
#110
111
#111
112
#112
113
#113
114
#114
115
#115
116
#116
117
#117
118
#118
119
#119
120
#120
121
#121
122
#122
123
#123
124
#124
125
#125 {Season 4}_Zunan Armada Argrara
126
#126
127
#127
128
#128
129
#129
130
#130
131
#131
132
#132
133
#133
134
#134
135
#135
136
#136

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!