#02

Kelas 3/7 bukan hanya terkenal sebagai kelas VIP di mana semua siswa-siswi dari keluarga yang cukup memiliki pengaruh hampir di semua bidang berkumpul, namun juga dikenal sebagai kelas inti di bidang akademik dan merupakan ruang yang di huni oleh 91% merupakan anak orang kaya, para petinggi negeri dan sisanya adalah pelajar dengan jalur prestasi atau dengan kata lain meraka adalah penerima biaya siswa, sehingga kelas ini justru digawangi oleh para siswa yang nakal, usil, bahkan banyak diantara mereka yang kerap membuat para guru tidak betah lama-lama berada di sana.

Hans adalah murid yang paling berpengaruh di kelas tersebut, pembully nomor satu seantero sekolah, jika dia sudah beraksi maka semua murid lainnya akan diam bahkan berpura-pura tidak terjadi apa-apa. Namun demikian, Hans sama sekali tidak akan berani mengusik Arsakha dan para sahabatnya.

Pagi ini suasana kelas begitu berantakan, deretan meja depan yang semuanya di huni oleh para cewek yang hobi dandan, mereka terlihat sibuk dengan dunia mereka sendiri. Lalu di barisan sudut kiri terlihat para cowok yang sedang unjuk kekuatan, terlihat Dimas yang sedang adu panco dengan Tio serta beberapa siswa yang lainnya yang menjadi penonton sejati, deretan belakang sebelah kanan adalah barisan para siswa jalur biaya siswa mereka terlihat sibuk dengan buku bacaan mereka tanpa terusik sama sekali. Di kursinya sana tepatnya pada deret kedua dari kiri bersebelahan dengan para murid penerima bantuan biaya siswa, meja urutan ke tiga dari belakang, yang tak lain merupakan meja milik Adera, dia terlihat sibuk mengeluarkan buku dari tasnya lalu perlahan meletakkannya diatas meja, Rendra yang baru saja masuk langsung bergegas ke meja miliknya yang berada tepat dibelakang Dera dan Ayu.

“Ar mana?” Tanya Adera sesaat setelah Rendra duduk di bangkunya.

“Kalian nggak bareng?” Tanya Ayu yang segera menatap kearah Rendra.

“Noh, pangeran kalian datang!” Cetus Rendra dengan mengarahkan dagunya ke pintu belakang dimana sosok Arsakha perlahan masuk.

“Hadir…!” Ujar Arsakha dengan tertawa kecil lalu segera duduk disebelah sang sahabat baik siapa lagi kalau bukan Rarendra Hardian yang merupakan anak sang politikus terkenal dan tersohor di negeri ini.

“Mana PR-nya?” Tanya Rendra yang begitu semangat dan langsung membuka buku PR miliknya.

“Ogah!” Tegas Adera dan Ayu hampir bersamaan.

“Pagi…” Sapa Aldo dan Vian yang baru saja datang dan langsung duduk di belakang Rendra dan Arsakha.

“PR kalian mana? Pinjam, buruan!” Pinta Rendra yang lebih mirip sedang membegal buku milik Vian dan Aldo.

“Makanya tuh otak jangan sibuk sama game setiap detik! Nih…!” Gumam Vian kesal namun tetap saja menyerahkan buku miliknya yang langsung membuat Rendra segera menyalin tugasnya dengan begitu buru-buru.

“Yeeeeeeeee!” Teriak Dimas yang tampak begitu puas karena bisa mengalahkan Tio.

“Yaaaah!” Keluh Mira yang terlihat begitu kecewa karena sang kekasih kalah telak dalam pertarungan.

“Taruhannya, mana? Aku menang loh!” Jelas Dimas dengan penuh kesombongan, karena memang sebelum bertanding keduanya telah membuat kesepakatan tentang taruhan yang akan mereka menangkan.

“Heiii Cumia…!” Seru Tio dengan suara lantang hingga membuat langkah Zuha yang baru saja melangkah masuk seketika terhenti karena memang hampir seisi kelas menatap kepadanya.

“Buruan, kemari! Cepat!” Titah Tio dengan tangan yang langsung menunjuk kearahnya.

“Huuuufff!” Ucap Zuha pelan dengan mengatur nafas perlahan, lalu segera melangkah mendekati Tio dan gerombolannya.

“Mulai hari ini kamu adalah budaknya Dimas, ikuti semua perintahnya, paham!” Jelas Tio.

“Loh, kenapa jadi si Cumia? Bukannya tadi Mira yang jadi taruhannya?” Gumam Dimas yang mulai emosi.

“Apa kamu sudah gila? Bagaimana mungkin aku menyerahkan kekasih ku pada mu, jangan ngaco!” Tegas Tio.

“Haaaaah, bajingan! Sial….!” Cela Dimas yang merasa di permainkan oleh Tio.

“Selamat menikmati hadiahnya.” Jelas Tio yang langsung mendorong Zuha kearah Dimas sedangkan ia segera kembali ke mejanya bersama sang kekasih tercinta.

“Awas kamu Tio!” Gumam Dimas yang terlihat begitu kesal.

“Bubar, aku bilang bubar, kembali ke meja kalian semuanya, sial…!” Lanjut Dimas dengan suara lantang.

Teriakan Dimas membuat para murid lainnya mau tidak mau segera kembali ke tempat mereka masing-masing begitu pula dengan Zuha.

“Ets! Mau kemana?” Tanya Dimas dengan tangan yang langsung menarik tas Zuha dari belakang.

“Bukannya tadi kamu yang nyuruh semuanya kembali ke meja masing-masing.” Jelas Zuha.

“Konyol! Itu tidak berlaku bagi kamu, Cumia!” Gumam Dimas dengan tangan yang langsung menarik kasar tas Zuha.

Ulah Dimas membuat tubuh Zuha terayun beberapa langkah ke belakang hingga membuat ia kehilangan keseimbangan lalu terjatuh ke lantai tepatnya di kaki meja milik Hans.

“Sial…!” Gumam Hans yang merasa terusik dengan tangan Zuha yang tanpa sengaja menyentuh sepatunya.

“Apa kamu sudah gila?” Tanya Hans dengan tatapan mematikan.

“Ups…!” Ucap Dimas yang perlahan kembali duduk di kursi miliknya seolah dia tidak melakukan apa-apa.

“Maafkan aku, aku benar-benar minta maaf!” Pinta Zuha yang seketika langsung ketakutan.

“Kamu tau berapa harga sepatu ku? Bahkan dengan menjual seluruh organ dalam mu sekalipun kamu tidak akan pernah bisa membelinya! Lalu, apa yang membuat mu begitu berani menyentuh sepatu ku!” Gumam Hans dengan teriakan keras diakhir ucapannya.

“Dia sudah keterlaluan!” Gumam Adera yang begitu kesal dengan kelakuan Hans. Ia hendak beranjak dari kursinya namun segera dicegah oleh Vian.

“Jangan ikut campur! Itu lahan mereka.” Jelas Vian.

“Tapi…” Keluh Adera.

“Biarkan saja! Duduklah kembali!” Ujar Arsakha lalu menenggelamkan wajahnya diatas kedua tangan yang sejak tadi ia letakkan diatas meja.

“Udahlah, Dera, hmmm…” Ujar Ayu yang langsung menyentuh tangan Adera membujuknya untuk segera duduk kembali.

“Aaaah, bikin kesal!” Cetus Adera dengan menghela nafas kasar namun tetap menuruti permintaan Ayu.

“Aku benar-benar nggak sengaja, tolong maafkan aku!” Pinta Zuha.

“Maaf? Aaah, maaf kata mu? Okay, aku akan memaafkan mu tapi…” Jelas Hans terhenti lalu tangannya perlahan mencengkam bagian belakang kepala Zuha.

“Tolong maafkan aku!” Lirih Zuha penuh harap.

“Akan aku maafkan, tapi…! Bersihkan sepatu ku. Buruan…” Bentak Hans.

Zuha segera merogoh sakunya mencari tissue untuk mengelap sepatu milik Hans, namun aksi Zuha langsung terhenti saat tangan Hans mendorong kepalanya kearah sepatu milik Hans.

“Gunakan jilbab mu!” Tegas Hans yang sontak membuat Zuha tercengang kaget.

“Selamat pagi semuanya…” Sapa guru yang baru saja memasuki kelas tersebut.

Kedatangan sang guru sama sekali tidak membuat para siswa duduk di kursi masing-masing, mereka sama sekali tidak peduli dan masih tetap melanjutkan apa yang sedang mereka kerjakan.

“Buruan! Sebelum perintah ku berubah menjadi pukulan.” Tegas Hans dengan tatapan yang begitu menakutkan.

“Apa kalian mengabaikan ibu? Segera kembali ke kursi kalian dan buka buku kalian semua.” Tegas sang guru dengan tatapan honor yang beranjak mengintimidasi para murid secara bergantian.

~~

Terpopuler

Comments

Efvi Ulyaniek

Efvi Ulyaniek

wihhh serem bgt bully an nya

2023-10-26

0

lihat semua
Episodes
1 {Season 1} #01
2 #02
3 #03
4 #04
5 #05
6 #06
7 #07
8 #08
9 #09
10 #10
11 #11
12 #12
13 #13
14 #14
15 #15
16 #16
17 #17
18 #18
19 #19
20 #20
21 #21
22 #22
23 #23
24 #24
25 {Season 2} #25
26 #26
27 #27
28 #28
29 #29
30 #30
31 #31
32 #32
33 #33
34 #34
35 #35
36 #36
37 #37
38 #38
39 #39
40 #40
41 #41
42 #42
43 #43
44 #44
45 #45
46 #46
47 #47
48 #48
49 #49
50 #50
51 #51
52 #52
53 #53
54 #54 {Season 3}
55 #55
56 #56
57 #57
58 #58
59 #59
60 #60
61 #61
62 #62
63 #63
64 #64
65 #65
66 #66
67 #67
68 #68
69 #69
70 #70
71 #71
72 #72
73 #73
74 #74
75 #75
76 #76
77 #77
78 #78
79 #79
80 #80
81 #81
82 #82
83 #83
84 #84
85 #85
86 #86
87 #87
88 #88
89 #89
90 #90
91 #91
92 #92
93 #93
94 #94
95 #95
96 #96
97 #97
98 #98
99 #99
100 #100
101 #101
102 #102
103 #103
104 #104
105 #105
106 #106
107 #107
108 #108
109 #109
110 #110
111 #111
112 #112
113 #113
114 #114
115 #115
116 #116
117 #117
118 #118
119 #119
120 #120
121 #121
122 #122
123 #123
124 #124
125 #125 {Season 4}_Zunan Armada Argrara
126 #126
127 #127
128 #128
129 #129
130 #130
131 #131
132 #132
133 #133
134 #134
135 #135
136 #136
Episodes

Updated 136 Episodes

1
{Season 1} #01
2
#02
3
#03
4
#04
5
#05
6
#06
7
#07
8
#08
9
#09
10
#10
11
#11
12
#12
13
#13
14
#14
15
#15
16
#16
17
#17
18
#18
19
#19
20
#20
21
#21
22
#22
23
#23
24
#24
25
{Season 2} #25
26
#26
27
#27
28
#28
29
#29
30
#30
31
#31
32
#32
33
#33
34
#34
35
#35
36
#36
37
#37
38
#38
39
#39
40
#40
41
#41
42
#42
43
#43
44
#44
45
#45
46
#46
47
#47
48
#48
49
#49
50
#50
51
#51
52
#52
53
#53
54
#54 {Season 3}
55
#55
56
#56
57
#57
58
#58
59
#59
60
#60
61
#61
62
#62
63
#63
64
#64
65
#65
66
#66
67
#67
68
#68
69
#69
70
#70
71
#71
72
#72
73
#73
74
#74
75
#75
76
#76
77
#77
78
#78
79
#79
80
#80
81
#81
82
#82
83
#83
84
#84
85
#85
86
#86
87
#87
88
#88
89
#89
90
#90
91
#91
92
#92
93
#93
94
#94
95
#95
96
#96
97
#97
98
#98
99
#99
100
#100
101
#101
102
#102
103
#103
104
#104
105
#105
106
#106
107
#107
108
#108
109
#109
110
#110
111
#111
112
#112
113
#113
114
#114
115
#115
116
#116
117
#117
118
#118
119
#119
120
#120
121
#121
122
#122
123
#123
124
#124
125
#125 {Season 4}_Zunan Armada Argrara
126
#126
127
#127
128
#128
129
#129
130
#130
131
#131
132
#132
133
#133
134
#134
135
#135
136
#136

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!