Samhudi lebih akrab dipanggil Sam adalah seorang kontraktor yang lumayan sukses. Karena itu ia serìng dapat proyek.
Meskipun bukan orang pertama. Ngesub pun sudah bagus. Sebab proyek yang sekarang Sam ngesub lumayan besar. Keseluruhan proyek nilainya sepuluh miliar.
Sam jadi sub kontraktor dapat proyek satu miliar. Itu sudah lumayan daripada tidak dapat.
Ini terjadi karena perusahaan kontraktor milik Sam kelasnya masih rendah atau kecil. Sehingga kalau ada proyek besar Sam cuma bisa jadi sub kontraktor.
Kali ini Sam bekerjasama dengan kontraktor besar asal Surabaya. Bos kontraktor asal Surabaya itu bernama Bob.
Entah Bob siapa, tetapi orang-orang terlanjur mengenalnya sebagai Bob.
Awalnya tidak masalah. Bob sepintas terlihat supel. Itu yang membuat Sam sangat percaya.
Maka begitu dikasih proyek Sam langsung mengerjakannya. Saat proyek rampung sepertiga. Pembayaran termin berjalan lancar. Tidak masalah Tagihan Sam pada Bob berjalan lancar.
Namun sampai pada termin ketiga Bob selalu menghindar. Ditelpon Sam tidak pernah diangkat. Didatangi kantornya di Surabaya anak buahnya selalu mengatakan Bob sedang keluar kota.
Karena jengkel terpaksa miinta bantuan Prapto seorang debt colector yang bertubuh kekar dan sangar.
"Mas Prapto..saya bisa minta tolong kepada sampean untuk ikut nagih hutang ke Surabaya...!" Ujar Sam kepada Prapto.
"Siap..!!! Jika perlu nagih ke neraka pun saya siap..!" Jawab Prapto kepada Sam.
Nama Prapto memang cukup beken di Pemalang. Dia selalu bertubuh kekar wajah sangar. Dia juga dikenal sebagai jawara kickboxing.
Karena itu ia sangat tepat jadi debt colector. Dan itu sebabnya Sam minta bantuan untuk menagih termin.
Besarnya tagihan lumayan besar. Sekitar enam ratus juta rupiah. Meskipun Prapto sangat pede. Karena agar tagihan berhasil dia menyarankan Sam agar minta bantuan dan ngajak serta Abah Tohir, seorang paranormal kondang sahabat Prapto
"Ya saya setuju Mas...segera àkan saya hubungi Abah Tohir..!" Ujar Sam. Rumah Abah Tohir di daerah Randudongkal. Yakni Pemalang ke Selatan sekitar dua puluh lima kilometer.
"Besok saya ke Randudongkal. Jika Mas Prapto tidak sibuk. Bareng ke Abah Tohir malah bagus..!" Ujar Sam dan Prapto mengangguk setuju.
"Boleh Mas...saya besok senggang Mas..!" Jawab Prapto.
"Okey...besok jam 06.00 pagi. Saya samperi sampean ya..!?" Tegas Sam.
"Ya-ul...siap Bos..!" Jawab Prapto.
Pagi hari sekitar pukul 05.00 WIB Sam sudah ngecek minyak rem, olie dan ban mobil. Ya karena sekitar pukul 06.00 WIB harus jalan ke Randudongkal.
Jika Abah Tohir bersedia rencananya hari itu juga Sam dan Prapto bersama Abah Tohir akan langsung cabut ke Surabaya.
Sam temui Prapto tepat pukul 06.00 WIB dan mereka langsung tancap gas menuju Randudongkal.
Empat puluh menit kemudian mereka sampe ke rumah Abah Tohir.
"Assalamualaikum...!" Ujar Sam disambut langsung Abah Tohir.
"Maaf sampean siapa darimana?" Tanya Abah Tohir kepada Sam dan Prapto.
"Saya Samhudi Bah..tetapi orang kerap memanggil saya Sam. Ini Mas Prapto teman Bah. Kami datang dari Pemalang..!" Jelas Sam.
"Ohw ya mari masuk ke dalam..!" Ajak Abah Tohir kepada keduanya. Dua karib itu masuk. Setelah dipersilahkan duduk. Barulah Abah Tohir menanyai keperluan mereka.
Sam tanpa ragu menceriterakan kronologi kasus tersebut.
"Jadi Pak Bob hutang pembayaran proyek kepada saya senilai enam ratus juta Bah. Karena Pak Bob orang licik. Saya mohon bantuan Abah juga Mas Prapto..!" Ungkap Sam.
Singkat cerita Abah Tohir bersedia karena Sam juga menjanjikan imbalan menggiurkan.
Sam bersama Prapto dan Abah Tohir segera berangkat ke Surabaya. Sebab harus kejar-kejaran dengan waktu mumpung Bob baru saja menerima pembayaran termin dari Direktorat Jendral Hubla Kementerian Perhubungan.
Yah proyek yang dikerjakan perusahaan kontraktor milik Bob adalah proyek pelabuhan dari Dirjen Hubla. Termasuk yang dikerjakan Sam.
"Lagi ada uang saja ditagih sulit apalagi tidak ada. Karena itu kita harus kerja ekstra cepat..!" Ujar Sam kepada kedua temannya itu.
Sampe di kantor Bob disana sudah berjejer orang-orang berwajah sangar. Tetapi Prapto memang bisa diandalkan. Dia dengan tidak megenal takut menanyakan keberadaan Bob.
"Maaf Bang...apa Pak Bob ada!?" Tanya Prapto kepada centeng yang berbahasa dialek Madura.
"Kalian siapa nyari Bos heh..!?" Jawab lelaki sangar itu kepada Prapto dengan nada setengah membentak.
Prapto tidak keder. Dengan tegas Prapto mengatakan dia dan kawan-kawan hendak nagih hutang kepada Bob.
"Apakah kami boleh masuk ke dalam untuk mencari Pak Bob !?" Ujar Prapto tetap tenang.
"Tidak boleh...dan kami yang melarang kalian masuk..!!!" Tegas lelaki Madura itu. Prapto mau marah tetapi tangannya segera ditarik Sam.
"Sabar Mas...kita gunakan cara lain..!" Ujar Sam menenangkan Prapto. Dan Sam akhirnya yang mengambil alih diplomasi itu.
"Jika kami dilarang masuk kami akan berkemah disini sambil nunggu munculnya Pak Bob..!!!" Ujar Sam. Si Madura itu diam tak bereaksi.
Omongan ternyata tidak cuma gertakan. Tetapi dia membuktikannya dengan tenda atau kemah depan kantor Bob.
Setelah tiga hari berkemah munculah Bob. Melihat Bob tanpa ragu Sam segera menghampirinya.
"Selamat siang Pak Bob..!" Ujar Sam kepada Bob. Dan Bob tanpa basa-basi langsung mengatakan.
"Aku tak akan membayarmu....karena kerjaanmu buruk..!" Kilah Bob.
"Saya kira penilaian Pak Bob keliru. Kerjaan saya standard kok sesuai dengan bestek.
Jika tidak pasti sudah ditegur pengawas lapangan..!" Bantah Sam.
Namun jawaban Sam kembali dibantah Bob dengan ketus.
"Pokoknya tidak akan kubayar. Sebab kamu bekerja asal-asalan..!" Tegas Bob.
Semua perdebatan itu disaksikan Abah Tohir dan Prapto. Mereka bertiga geram. Ingin rasanya memukul lelaki gendut berhidung pesek dihadapan mereka. Tetapi mereka masih mencoba menahan diri.
"Jadi Bapak tetap gak mau bayar ya..!?" Sam mempertegas pernyataan Bob.
"Ya tetap tidak kubayar. Kalau kamu gak terima aku ladeni..!" Tantang Bob.
Mendengar omongan Bob dan melihat Sam yang sudah sangat emosi. Abah Tohir segera memberi isyarat agar mereka ngikutinya.
Setelah agak jauh Abah Tohir ngomong kepada Sam.
"Dah, orang ini memang licik dan nakal...dah kita kerjain saja dia...!" Ujar Abah Tohir.
"Maksud Abah..!?" Tanya Sam.
"Kita santet dia...asal kamu ikhlaskan uang yang ada padanya ya..!" Ujar Abah Tohir kepada Sam. Sam mengangguk.
"Jika begitu..ayoh kita pulang ke Pemalang dan lakukan ritual di Bantarbolang nanti ya..!?"Ujar Abah Tohir. Dan kembali Sam mengangguk setuju.
Akhirnya Sam, Prapto dan Abah Tohir pulang ke Pemalang tanpa hasil. Beberapa hari kemudian mereka bertiga melakukan ritual di komplek makam keramat Bantarbolang Pemalang.
Tujuan ritual itu adalah agar Bob segera menerima ganjaran akibat perbuatannya yang ingkar janji.
Sepekan sejak ritual santet dilakukan. Sam mendengar kabar jika mobil Bob menabrak pohon asem. Dan Bob disebutkan tewas ditempat. Mendengar berita itu Sam lega.
--
--
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
Astiah Harjito
Harusnya si dukun bisa mempengaruhi si Bob agar membayar utangnya bukan malah menyantetnya, gk menginspirasi sama sekali
2022-02-15
0
indhisya 16
knp ceritanya g nyambung tiap bab yaa
2021-12-12
0
Antara Ada Dan Tiada
ni penulis dr jateng ap y..ko hapal daerah pantura..ni q yg asli pemalang senyum trs soale tau smw daerah yg d sebutkn deket sm pemalang...semngt thor
2021-06-26
1