Episode 5

Kalau di pikir-pikir sebenarnya Olivia tidaklah jelek, walau dengan tubuh gemuknya dia memiliki wajah yang cukup manis dan terlebih sifatnya pun yang cukup baik. Baiknya terbukti dengan dia yang mau bekerjasama

dengan Bram untuk membatalkan perjodohannya ini.

Tetapi sayang wajah manis tidak dapat meluluhkan Bram dipertemuan pertama mereka sehingga Bram  yang sudah mendoktrin dirinya untuk tidak berurusan dan jatuh cinta dengan wanita yang bernama Olivia itu, ditambah lagi Bram merasa jiwa kebebasannya terenggut dengan kehadiran Olivia yang seakan kini mengganggu

hidupnya. Jelas baginya, Olivia adalah sebuah pengganggu karena setiap hari Mamanya Bram seakan selalu meneror putranya yang berusaha sekuat tenaga untuk membuat Bram dan Olivia menikah.

Seperti saat ini, Bram yang telah habis rapat mendapatkan telepon dari Mamanya untuk makan malam di rumah sekaligus untuk membicarakan pernikahannya dengan Olivia.

“Pernikahan? Bukannya cewek itu sudah membatalkannya? Bagaimana bisa? Apa jangan-jangan dia tidak

membicarakannya dengan Orangtua nya? Enggak..enggak.. enggak  mungkin,gue yakin banget tuh, kemarin tuh

cewek keliatan juga ga mau nikah sama gue.. Ah sial! Gerutu Bram dalam hati.

“Kenapa lu Bram? Tanya Dion yang menyadarkan lamunannya.

“Ini biasa nyokap yang ngajak makan malam mau bahas pernikahan,” Kata Bram.

“Lah bukannya kemarin lu yakin banget tuh cewek mau ngebatalin?” Tanyaa Dion.

“Nah itu yang gue pikirin,” gerutu Bram.

“Ya, udah lu dateng aja ntar malem,” saran Dion.

Dugaan Bram sebenernya tidak sepenuhnya salah, malam setelah Olivia bertemu dengan Bram memang Olivia memberitahukan bahwa dia tidak bersedia dengan perjodohan itu karena bagi Olivia perjodohan bukan lah hal yang

tepat dan juga Bram dan Olivia sama-sama tidak memiliki rasa cinta mana mungkin pernikahan terjadi tanpa dasar cinta? Tetapi hal itu percuma karena mamanya Olivia yakin penuh kalau cinta itu bisa datang dengan sendiri nya dan juga karena silsilah Bram yang mungkin mamanya sangat tau betul sehingga dia sangat yakin kalau Bram adalah pilihan yang tepat tidak seperti pria yang bernama Doni yangmeninggalkan Olivia dengan menikah dengan sahabat Olivia sendiri.

Sebenernya Bram berusaha untuk tidak menghadiri makan malam itu dengan alasan kalau dia sibuk dengan pekerjaannya tapi apa daya mamanya adalah orang yang paling berkuasa di rumah dan katanya itu seakan titah yang harus di penuhi. Bram pun tak mau di cap sebagai anak yang durhaka.

Setelah pulang kerja, Bram merebahkan diri nya di sofa sambil memikirkan cara lain setelah rencananya gagal. Dia berencana untuk bertemu dengan Olivia kembali dan rencana ini harus benar-enar matang agar tidak gagal lagi karena masa depannya di pertaruhkan.

“Iya, gue harus bertemu dengannya sebelum makan malam bersama,” Guman Bram yang langsung bangkit dari sofa nya.

Di sepanjang jalan Bram memikirkan cara nya karena dia ingin masalah ini memiliki titik temu dan pencerahan demi kelangsungan kehidupannya kedepan.

***

Di kantor, Olivia termenung dengan apa yang akan dia alami. Sama dengan Bram, Olivia pun mendapatkan telepon dari Mama nya yang memberitahu bahwa nanti malam akan dia adalan pertemuan sekaligus makan malam untuk

membahas pernikahannya dengan Bram serta kedua Orang tua Bram.

Rupanya hal itu di perhatikan oleh teman sekaligus atasannya Ajeng. “Kenapa? Ada masalah? Udah ga usah mikirin Doni lagi,” kata Ajeng.

“Ga apa-apa, ini bukan masalah Doni,” sahut Olivia.

“Kamu yakin?” tanya Ajeng yang kembali membuyarkan lamunan Olivia.dan Olivia hanya mengganggukan kepalanya.

Ajeng yang dengan sangat yakin bahwa kegalauan Olivia saat ini ada sangkut pautnya dengan penikahan Doni dan wanita penggoda itu.

“Sudahlah.. lupakan pria itu, biarkan sih penghianat  bersama penggoda itu, toh sekarang mereka sudah menikah,” Kata Ajeng sambil menepuk pundak Olivia dengan pelan.

“Aku tidak memikirkannya,” Jawab Olivia dengan lirih.

Memang benar karena hal yang dia alami, dia sudah tidak memikirkan manusia yang bernama Doni itu.Tapi, saat Ajeng yang menyebut nama pria itu membuat dia kembali teringat pria itu yang membuat rasa sesak di dada

mengingat hal yang telah terjadi.

“Kau harus melupakannya dan aku yakin kamu akan mendapatkan jodoh yang lebih baik dari pria itu,” ungkap Ajeng.

“Dia sudah memiliki kehidupan yang baru, kenapa kamu tidak mencari mengganti Doni? Mungkin dengan itu kamu bisa benar-benar melupakan Doni,” ungkap Ajeng kembali.

Ceramah Ajeng dari tadi yang di anggap sebagai angin lalu langsung di dengar olehnya saat Ajeng menyarankan mencai pengganti.

“Pengganti? Mendapatkan pengganti dengan cepat? Dengan fisik gue yang kayak gini? Apa bisa?” Pikir Olivia.

Saat olivia sedang menunggu bis untuk pulang, tiba-tiba orang yang membuat dia galau seharian hadir depannya. Betul.. Bram menemuinya di pemberhentian bis atas saran Olivia, Bram yang menurunkan kaca mobilnya dan

langsung memberi perintah untuk masuk kedalam mobilnya.

Dalam perjalanan, tidak ada kata-kata yang terlontar dari kedua nya sampai tempat tujuan yang menurut Bram adalah tempat yang cocok untuk mendiskusikan semua itu.

Mata tajam Bram yang tidak sekalipun lepas dari wajah Olivia yang kini berada di hadapannya, merasakan tatapan yang tajam yang mengintimidasi dari Bram, membuat Olvia takut untuk menatap wajah Bram. Tatapan

itu seakan memberitahu Olivia bahwa Bram kini marah karena dia pasti menganggap kalau Olivia gagal dengan apa yang mereka rencanakan.

“Jadi,  usahamu gagal?” Tanya Bram yang sedikit penuh penekanan.

Pertanyaan itu seakan membenarkan dugaan Olivia sedari tadi. Olivia hanya menggangguk tanpa ada ucapan darinya.

Melihat anggukap Olivia, Bram mengehela nafas panjangnya yang membuat Olivia semakin yakin kalau pria yang ada di hadapannya ini mencoba menahan amarahnya.

“Kalau gitu, kita harus mencari cara lain,” Gumam Bram.

Sambil menyerupun es jeruk miliknya Bram mencoba mencari ide yang dari tadi tidak di dapatinya.

“Kamu punya ide?” tanya Bram yang berusaha membagi pemikiran dengan Olivia.

“Tidak, aku tidak bisa memikirkan apa-apa,” Jawab Olivia sambil menggelengkan kepala.

“Apa kamu punya pacar? Tanya Bram.

“Apa?”

“Apa kamu punya pacar?” tanya Bram kembali.

“Tidak.”

“Sudah ku duga,” jawab Bram dengan pelan.

“Kenapa tidak kita mencobanya?” Saran Olivia.

“Apa?” tanya Bram mencoba memastikannya.

“Kenapa kita tidak mencobanya?”  ucap Olivia kembali.

“Kau gila!” Kata Bram yang sedikit marah.

“Ehh.. begini.. kita coba saja tapi jangan langsung menikah, ya…hmm..” Jawab Olivia terbatah.

“Ah… maksudmu kita pacaran? Ehm maksud ku kita pura-pura pacaran?” Jawab Bram seakan mendapatkan ide.

“Betul..betul ,kita pura-pura terus nanti kita putus dengan gitu kan kita tidak bakal menikah,” Kata Bram dengan antusias.

“Aku tak menyangka kamu puny ide yang cemerlang,” kata Bram kembali.

“Hmm,” Jawab Olivia sambil meminum jus pesanannya.

***

Di rumah nya masing-masing Olivia yang selesai mandi mencoba memakai baju yang seadanya yaitu kaos serta celana jeans, melihat apa yang di pakai putrinya membuat Okta geleng-geleng kepala.

“Kamu mau pakai begini?” tanya Okta.

“Iya, Jawab Olivia seadanya.

“Astaga Oliv, kamu ini mau pake begitu?” tanya Okta dengan heran.

“Memang kenapa? Emang kita mau ketemu Pak Jokowi harus rapi?” kata nya.

“Ya bukan sih, tapi ya ga gini juga..” gerutu mamanya ambil mencoba mencari-cari pakaian apa yang cocok untuknya.

“Nih pake ini aja, lebih baik daripada kaos yang kamu pake,”kata mamanya sambil menyodorkan sebuah atasan berwarna hitam.

Di lain tempat, tepatnya di rumah Bram, Bram mencoba memakai yang di kemeja merah lengan panjang yang di padukan dengan celana jeans serta sepatu kets warna hitam.

Takut Bram tidak akan datang, kedua Orangtua Bram datang untuk menjemputnya.

“Bram, ayok,” Seru mamanya dari bawah.

“Iya,” Serunya.

“Wah anak Mama ganteng banget,” Kata mamanya saat melihat Bram yang menuruni anak tangga.

***

Ting..tong…

“Oliv.. cepetan mereka udah datang,” teriak mamanya dari ruang tamu.

“Iya, sabar Ma,” Seru Olivia dari kamar.

Bram beserta kedua Orangtuanya masuk ke ruang tamu, Bram yang mencoba mencari keberadaan Olivia dengan matanya.

Seakan mengetahui siapa yang Bram cari. Mamanya Olivia pergi ke ujung tangga dan kembali meneriaki putrinya yang tak kunjung keluar dari kamarnya.

Di dalam kamar, Olivia mencoba memperhatikan pakaian serta dandanannya di cermin miliknya.

Di depan cermin, dia mencoba mereka adegan pertemuannya dengan Bram di otaknya, membuat dia bingung sendiri dengan apa yang akan terjadi.

Dengan hembusan nafas panjang dia keluar dari kamarnya.

“Udahlah pasrah aja,” ucap Olivia dalam hati.

Melihat Olivia yang turun dari tangga membuat Bram yang dengan secara reflek tersenyum.

“Kok gue senyum sih ngeliat dia… tapi malam ini dia terlihat cantik..”

“Ish! Apa-apaan gue ini.. inget Bram lu ga boleh jatuh cinta sama cewek itu,” Ultimatum Bram dalam hati.

BERSAMBUNG ^^

***

Jangan Lupa Like dan comment ya…

Thanks ^^

Terpopuler

Comments

Wirdah K 🌹

Wirdah K 🌹

five like for you

2020-09-17

0

Firchim04

Firchim04

Hai author semangat😊

Salam dari "Dosenku Sahabatku" dan "Suamiku Adik Kelasku"

2020-09-17

0

Anggieapp~

Anggieapp~

hollaa author the beast Dan pra pembaca yg baik hati mampir ² yu ke karya ku klian tinggal buka profil aku yaaa

trimksih klian sngt ku tungguu

2020-06-04

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!