Tok…tok..tok…tok…
Begitulah suara ketukan pintu yang sangat kencang membuat Bram yang sedang menggeliat malas di balik selimut
tebalnya, dia bersumpah akan memecat siapa pun pembantu yang berani menggendor pintu kamar.
“Bram!!” Teriak seorang pria di balik pintu itu.
Mendengar suara yang menyerukan namanya itu membuat Bram yang sedang tertidur langsung refleks terduduk. Suara yang terdengar sangat marah dan tak asing baginya membuat kedua bola mata Bram membesar, tentu suara itu tak asing karena suara itu suara seorang pria dewasa yang dia panggil ‘Papa’.
Dengan terduduk dia berpikir untuk apa Papanya datang ke rumah nya sepagi ini? Tiba-tiba ada sebuah kaki yang menyentuh kakinya, dan dia teringat ada seseorang wanita yang tertidur pulas di sebelahnya, dan hanya tertutup oleh sebuah selimut, wanita itu adalah wanita yang dia bayar untuk menemaninnya semalam.
“Bram! ..Buka pintunya!!” Serunya lagi.
“Astaga! Papa?” keluh Bram dalam hati.
Walau Bram tak tau apa penyebabnya tetapi, Bram menduga jika saat ini Papa nya sangatlah marah dan dia akan sangat marah jika melihat seorang wanita yang tak berbusana yang sedang tidur di samping dirinya.
Bram langsung membuka pintu nya dan membuka pintunya sedikit tetapi langsung di dorong oleh Papanya.
“Bram?!” Pekik Mamanya yang masuk dan melihat pemandangan yang ada di depan matanya. “Apa yang kamu lakukan,Ha?!” Bentak Papanya yang berhasil membuat wanita yang tengah tidur itu terbangun.
“Ada apa ini? Kenapa berisik sekali Bram?” tanya wanita itu sambil membuka matanya dan menyadarkan diri nya.
“Kau?! Apa yang kau lakukan dengan putra ku?!” bentak Mama nya.
Bram begitu kaget, mamanya yang selalu bersikap manis dan bahkan tak pernah marah bisa begitu menyeramkan,
menarik rambut teman kencannya itu sehingga membuat wanita itu meringis kesakitan.
“Au.. lepaskan aku! wanita tua!” Bentak wanita itu.
“Apa kau bilang?! Kau mengataiku wanita tua?!” Emosi Mamanya.
“Dasar Jalang! Pergi dari sini!” Bentak Mamanya lagi yang membuat wanita itu langsung mengambil baju nya dan berlari ke kamar mandi lalu pergi menghilang dari hadapan mereka semua.
Suara bentakan mamanya Bram membuat Bram dan papanya terdiam.
***
Setelah kejadian itu, Bram mandi dan Orang tuanya yang sudah menunggu di ruang tamu.
Suasana dingin menyelimuti mereka semua bukan kerana cuaca yang dingin tetapi, situasi yang membuat seperti berada di kutub, Bram yang datang langsung duduk dan terdiam.
Bram tahu kalau Bram salah dengan melakukan hal itu, tapi mau bagaimana lagi? Bram menyukainya dan Bram juga menikmati semua itu.
Bram memijit pelipis mata nya dan mencoba menatap kedua Orang tua nya yang menatapnya seakan hendak memakan Bram hidup-hidup.
Keheningan itu sedikit bersuara saat Bik Sarmi menaruh 2 cangkir teh manis hangat di meja.
“Minum nya, Pak , Bu..” Kata Bik Sarmi.
Merasa bosan dan jenuh dengan situasi itu, Bram langsung berdiri dan hendak ke ruang makan untuk makan karena dia sudah berusaha menahan laparnya.
“Mau, ke mana kamu?” tanya papanya.
“Makan,” Jawab Bram dengan singkat.
“Mama dan papa akan menjodohkan kamu,” Kata mamanya yang berhasil membuat Bram yang hendak meninggalkan mereka kembali ke tempat duduknya.
“Di jodohkan?siapa?? AKU?” tanya Bram dengan heran.
“Tidak Mau!” sebuah penolakan dari Bram.
“Dengarkan dahulu, Bram!” Kata mamanya.
“Kami akan menjodohkan kamu dengan anak teman kami saat kami kuliah, terlebih Mama nya dan Mama mu adalah sahabat dari kecil,” kata Papanya.
“Namanya Olivia, dahulu waktu kalian SD pernah sekolah di sekolah yang sama hanya saja dia beda 3 tahun dengan mu,” Lanjut Papanya.
“Terus? Karena kalian kenal, kalian main seenaknya menjodohkan aku dengan wanita itu?!” Kata Bram penuh
penekanan.
“Aku tidak mau!” penolakan dari diri nya.
“Tapi Bram, dia anak yang baik.. waktu terakhir mama ketemu dia.. dia anak yang sangat manis, Mama yakin kamu pasti suka nantinya,” Kata mamanya.
“Kapan mama terakhir ketemu dia?” tanya Bram heran.
“Terakhir saat dia akan pindah ke Jogja bersama orang tuanya, saat dia lulus SD,” Jawab Mamanya dengan polos.
Mendengar itu Bram tak habis pikir dengan apa yang di katakan mamanya, bagaimana bisa? Mamanya menjodohkan seorang Bram dengan seorang wanita yang sudah tak pernah dia temui lagi lebih dari 15 tahun lamanya.
“Apa waktu SD? Ma, semua anak kecil pasti terlihat manis,” Gerutu Bram.
Mungkin benar, Olivia saat SD anak yang manis tetapi waktu telah berlalu sekarang Olivia sudah berusia 27 tahun tentu pasti sangat berbeda saat dia masih SD.
Selain itu Bram pun sudah senang dengan kehidupannya sekarang, dia dapat bersama dengan wanita manapun tanpa ada ikatan sebuah hubungan yang serius.
“Aku tidak akan menikah dengan wanita yang tidak aku kenal!”
“Walaupun itu juga permintaan dari Kakekmu?” tanya Papanya.
Kata-kata itu membuat Bram terdiam. Bram sunggu tidak mengerti dengan alasan tersebut, bagaimana bisa ini kakeknya di bawa-bawa dalam hal ini?
“Dengar Bram, keluarga kita dan keluarga Olivia sangat dekat bahkan Kakekmu sangat menyukai Olivia di tambah
lagi mama dan mamanya sudah dari dulu menginginkan hal ini.Mama yakin, mama dan papa tak salah pilih memilhkan kamu pendamping hidup, Bram,” Jelas mamanya.
“Bagaimana? Kamu mau?” tanya mamanya lagi penuh harap.
“Sudah ku katakan, aku tidak akan menikah dengan wanita yang tidak aku kenal! Ma,” tegas Bram
***
Kabar perjodohan Bram dan Olivia tak luput dari pendengaran Dion sang asisten sekaligus sekretarisnya.
Yups, perjodohannya ini di ceritakan oleh Bram sebagai keluh kesahnya pada Dion, Memang Dion selain
sebagai asisten dan sekretarisnya,Dion juga sahabatnya. Bahkan Bram sudah mengaggap Dion saudara nya, karena Ayah Dion sudah lama bekerja dengan Ayahnya Bram.
“Bagaimana kamu sudah memikirkan jawabannya Bram?” Tanya Dion.
“Jawaban apa?” tanya Bram dengan bingung.
“Perjodohan itu,” kata Dion sambil mengambil beberapa berkas yang sudah di tanda tangangi Bram.
“Aku sudah menjawab TIDAK,” Jawab Bram.
“Memang kamu sudah bertemu dengan wanita itu?” Tanyanya.
“Belum dan aku tak berniat untu bertemu dengannya,” Jawab Bram dengan ketus.
***
Sudah 7 hari lebih Bram seakan mendapatkan teror dari mamanya mengenai perjodohan itu.
Bram selalu mengulur-ngulur waktu untuk dia dapat bertemu dengan mereka dengan begitu banyak alasan yang Bram buat seperti meeting, kerjaannya menumpuk dan masih banyak lagi ide yang dia buat.
Misalnya seperti saat ini, dia yang memberitahu jika saat ini dia sedang meeting. Tetapi, mamanya lebih pintar soal seperti ini. Bram harus rela makan di luar dengan Mamanya, karena Mamanya yang tiba-tiba datang ke kantor untuk mengajaknya makan siang dengan Olivia ditambah lagi pertemuannya kedua Orangtua Olivia tentunya.
Kedatangan Mamanya yang mendadak seakan cara yang paling tepat agar mamanya ini dapat mengajak putranya ini mau pergi.
“Ma, kan aku sudah bilang aku tak mau,” Gerutu Bram di dalam mobil yang dikendarai oleh Papanya.
“Kamu kan bilang, kalau kamu tidak mau menikah kalau tidak kenal, makanya sekarang Mama dan Papa akan memperkenalkan kamu pada nya,” Jawab Mama nya.
Lagi-lagi kata Mamanya membuat Bram seakan dia terjebak dengan ucapannya atau dia yang sudah terjebak dengan permainan oleh kedua Orang tuanya yang terlebih Mama nya.
Dengan malas-malasan dia berjalan mengikuti kedua Orang tuanya menuju ruangan yang ternyata sudah mereka pesan.
Dugaan Bram benar ada nya bahwa tentu Mamanya sudah merancang dengan sedemikian rupa pertemuan ini.
Berbeda dengan Bram dan Olivia, kedua Orang tuanya tersenyum penuh makna seakan seperti memenangkan
pertandingan.
Olivia berusaha tersenyum menyalami kedua Orang tua Bram dan begitu sebaiknya Bram setelah Bram melihat
tatapan Mama nya yang menakutkan itu.
Bram melihat wanita yang bernama Olivia itu dari ujung Kaki sampai ujung kepala, dia tak habis pikir dengan
wanita yang di jodohkan oleh dirinya.
Ini wanita yang mau dijodohkan padaku? Anak yang manis? Manis dari mananya? Wanita gendut kayak dia?, gerutu Bram dalam hati
Baginya,seorang Bram yang tampan dan gagah di jodohkan dengan wanita gemuk dan tak ada daya tariknya sedikitpun. Itu sangat tidak masuk akal.
Bram memperhatikan Olivia yang sama sekali tak berhenti makan walau mamanya sudah berbisik untuk menghentikan kelakuan Olivia. Tetapi, seakan di anggap angin lalu Olivia yang tidak menghiraukannya.
Mamanya Bram yang menyaksikannya hanya tersenyum. “Wah, Olivia doyan makan ya.. berarti nanti mama bisa kirim makanan masakan mama ke rumah. Jadi,tak sabar menunggu hal itu,” kata nya.
Apa nanti? Seakan Bram dan Olivia pasti akan menjadi suami istri. Mamanya Bram sudah merancang hal itu.
“Bagaimana? Apa kalian bersedia dijodohkan?” tanya Mamanya Bram membuat Olivia yang sedang asik makan berhenti.
Belum Olivia menjawab, Bram sudah terlebih dahulu berkata TIDAK..
BERSAMBUNG ^^
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
ummi zia
ayo kisah mau dimulaiii
2022-10-21
0