Bab 5

"Gaya - gayaan mau pacaran, untuk kebutuhan sendiri saja masih minta orang tua, setidaknya kalau sudab tidak menyusahkan orang tuamu yang sudah susah itu baru kau boleh main main" omongan tajam Papa Romy sungguh sangan menyakitkan bagi Al.

Ia hanya bisa diam dan mengepalkan tangan dibawah meja sambil terus mengatur nafasnya.

"Sudahi hubungan kalian, aku tidak mau reputasi yang sudah aku bangun rusak gara - gara dirimu yang mendekati putriku" tambah Papa Romy sambil menunjuk ke arah Al.

Di sini Al merasa hatinya lebih hancur lagi, cinta pertamanya, kekasih pertamanya, yang ia sudah berandai andai nanti setelah lulus kuliah ia akan melamar gadia itu kini sudah hilang harapannya.

Dilihatnya Raissa yang menunduk sambil sesekali mengusap matanya, Oma yang sepertinya keberatan tapi tak bisa membantu, Mama Nella yang menatap sendu Putrinya, Papa Romy yang menatapnya garang.

Al menarik nafasnya dalam sebelum akhirnya berbicara.

"Hufff, baiklah jika memang Om tidak memperbolehkan kami dekat saya terima, tapi tolong beri saya satu kesempatan lagi jika kelak saya sudah merasa pantas untuk Raissa" ia memohon dengan menatap sedih ke arah kekasihnya, yang mungkin akan jadi mantan sebentar lagi.

"Tidak akan pernah ada kesempatan seperti itu, Raissa setelah lulus akan kulian di Luar Negeri" tegas Papa Romy.

"Baiklah"

Karena sudah terlalu lelah Al pamit untuk pulang.

"Sepertinya saya sudah ditunggu di rumah, saya pamit pulang dulu Oma, Om, Tante" ia salami satu persatu Orang tua disitu setelahnya ia mendekat ke arah Raissa yang masih setia menunduk.

Papa Romy yang akan melarang dihalangi oleh Oma Putri.

"Biarkan dulu" ucap Oma Putri. Papa Romy mengalah akhirnya.

"Ai aku pamita ya, kamu belajar yang rajin jangan suka begadang, ini ada kenang - kenangan, kemarin aku beli ini sebenarnya mau aku kasih lusa pas Ulang Tahunmu, tak mahal memang, tapi hanya itu yang mampu aku beli untuk saat ini, terimakasih ya, maaf" setelah menaruh kotak panjang ke tangan Raissa, Al lalu berbalik dan berjalan keluar dari rumah itu, ia berfikir apakah ini terakhir kalinya ia akan datang ke sini? Apa ia masih bisa bertemu dengan Raissa? Apa kelak masih ada kesempatan untuk kembali bersama? Semua pemikiran itu tiba - tiba muncul di kepalanya yang membuat hatinya makin remuk.

di dalam rumah, Raissa masih duduk di tempat tadi sambil terus menangis dan memeluk kotak panjang yang diberikan Al padanya.

"Sudahlah anak itu memang nggak pantas untuk keluarga kita" Ucap Papa Romy.

"Ica kembali ke kamar dulu semuanya" ia sudah lelah dengan semua yang diucapkan Papanya, Raissa memang tidak pernah membantah apapun yang diminta Orang tuanya, ia ingat ucapan Al tentang bagaimana mulianya Orang tua bagi Anak - Anaknya.

Raissa menangis sendirian dalam kamarnya, lalu ia lihat lagi kotak panjang pemberian Al tadi. Ia buka kotak itu pelan pelan takut ada yang rusak, karena hanya ini kenang kenangan dari Al yang berwujud, ia dan Al memang tak pernah saling memberikan barang, karena dulu Al yang melarang membelikan barang untuk pasangan tanpa ada tujuan yang jelas, kalau untuk hadiah ulang tahun masih boleh lah.

Setelah terbuka disana ada gulungan kertas dan box dengan ukuran lebih kecil daripada yang pertama, ia taruh gulungan kertas yang isinya pasti sebuah surat. Ia lanjut membuka box itu, betapa terkejutnya Raissa saat tau isi di dalam box itu adalah sebuah kalung yang ia inginkan dan pernah ia ceritakan kepada Al sebelumnya.

Air matanya menetes kembali, lalu ia raih gulungan surat itu dan dibacanya.

"Untuk kekasihku Raissa Putri Anggara. HappyBirthDay sayang.

semoga selalu sehat ya sayang, semiga juga apapun yang kamu inginkan juga bisa terpenuhi. Maaf ya sayang aku udah bohong sama kamu, aku pernah bilang kalau aku kerja untuk ngumpulin uang buat biaya aku kuliah nanti, padahal sampai saat ini aku belum ada kepikiran kuliah atau tidak, dulu kamu pernah bercerita soal kalung ini, dan setelah aku cari cari aku masih belum bisa membelinya saat itu, jadi aku memutuskan untuk bekerja paruh waktu supaya bisa memberikan kamu hadiah ini di hari ulang tahunmu.

Setelah tau ini kamu jangan marah yaaa, aku akan belajar dan kerja lebuh giat lagi supaya aku bisa membanggakan Ayah, Ibu, Kakak, Adek, dan tentunya kamu.

Aku akan berusaha semampuku, supaya nanti saat kita sudah siap lanjut ke jenjang yang lebih serius aku sudah bisa memenuhi semua kebutuhan kita, agar kelak anak anak kita nggak pernah merasakan apa yang aku rasakan.

Kamu sabar yaa

Love you sayang <3 "

Makin deraslah air mata Raissa setelah membaca surat dari Al yang kebanyakan isinya adalah harapan untuk hubungan mereka kedepannya, namun nyatanya kini harus kandas karena di tentang oleh Orang tuanya sendiri.

.

.

Al saat ini sedang duduk di salah satu kursi taman yang lokasinya cukup sepi setelah ia berjalan tak tentu arah.

Ia hanya duduk diam, memikirkan bagaimana perasaan Raissa saat melihat dirinya di hina dan di rendahkan oleh Papa Romy, ia tau gadis itu pasti sedang menangis sendirian di kamarnya setelah membuka hadiah darinya.

Al merogoh sakunya, mengambil ponsel dan mengetik pesan untuk Raissa.

Al :"Ai apakabar? Jangan sering menangis yaaa, aku minta maaf kalau nanti aku tidak menghubungimu lagi, karena aku rasa sebaiknya kita saling menjauh terlebih dahulu supaya tudak saling menyakiti. Maafkan aku sekali lagi Ai, aku nggak bisa bujuk Papamu untuk menerimaku, dan aku tak akan suka jika kamu menentang Orang tuamu, jaga diri baik baik ya sayang, jika memang kita berjodoh akan ada diman waktunya kita bersama kembali. Love you Ai."

Setelah itu ia mengeluarkan dan menyimpan kartu sim dan mereset HPnya, tapi sebelumnya ia sudah menyimpan foto foto kebersamaannya dengan Raissa di tempat yang aman.

Ia bertekad dalam hatinya, ia pasti bisa menjemput Raissa kelak. Al akan berusaha untuk menjadi orang yang sukses dan bisa mendapat pengakuan dari Papa Romy, ambisinya sudah terbentuk.

.

di lain tempat, masih di kamarnya Raissa mendengar notifikasi saat ia membasuk muka barusan, dilihatnya nama seseorang yang masih membuat dirinya sedih, dibukanya pesan itu.

Al :"Ai apakabar? Jangan sering menangis yaaa, aku minta maaf kalau nanti aku tidak menghubungimu lagi, karena aku rasa sebaiknya kita saling menjauh terlebih dahulu supaya tudak saling menyakiti. Maafkan aku sekali lagi Ai, aku nggak bisa bujuk Papamu untuk menerimaku, dan aku tak akan suka jika kamu menentang Orang tuamu, jaga diri baik baik ya sayang, jika memang kita berjodoh akan ada diman waktunya kita bersama kembali. Love you Ai."

Lalu ia mencoba menghubungi nomornya ternyata sudah tidak aktif.

"Al bertemu denganmu adalah suatu berkah untukku, aku yang dulunya sangat pembangkang kepada Orang tuaku, setelah melihat betapa dieimu memuliakannya Orang tuamu, aku sadar bahwa kita sebagai anak memang sudab sepantasnya hormat dan patuh kepada Orang tuanya, karena semua Orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk Anaknya. Terimakasih Al kamu sudah hadir dalam satu tahun kisahku, semoga semua doamu bisa terkabulkan"

.

.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Mohon maaf apabila masih banyak kekurangan - kekurangan dalam penulisan cerita. 🙏

Saya masih baru belajar dan semoga kalian semua berkenan untuk selalu memberi saya masukan di kolom komentar.

Jika memang ingin mengkritik, maka kritik lah, karena saya yakin dengan kritikan kritikan kalian itulah yang akan memberitahu saya letak kekurangan saya sehingga saya bisa belajar lebih baik lagi.

Terimakasih.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!