Bab 4

Al kembali masuk ke kelasnya, ia mengikuti semua mata pelajaran dengan sepenuh hati, tak seperti biasanya yang cenderung malas mendengarkan guru, kini ia benar - benar memperhatikan seluruh kegiatan belajar mengajar, bukan karena ia tak faham materinya, tapi lebih kepada ia fokus memperhatikan cara guru gurunya mengajar yang pasti akan berguna saat ia memberikan materi untuk teman temannya sepulang sekolah nanti dan juga untuk persiapan bisnisnya itu.

(SKIP)

Sepulang sekolah ia bergegas ke arah kelas lain, yang saat ini adalah jadwal pelajaran tambahan yang akan ia isi.

Al benar benar menerapkan apa yang sudah ia pelajari, ia jelaskan kepada teman temannya itu, tak jarang ia sedikit sedikit memberikan lelucon konyol supaya teman - teman dari kelas lain betah belajar bersama dengannya.

Tepat pukul 15.00 ia rampungkan kegiatan pelajaran tambahan itu, teman - temannya membubarkan diri hingga kini tinggal Al yang sedang membereskan barangnya.

"Ekhem"

"Eeeh, maaf pak saya tidak sadar jika Bapak ada disini" ia sedikit terkejut saat melihat Kepala Sekolahnya ternyata mengawasinya.

"Iya Al, setelah ini saya tunggu di ruangan saya ya"

"Baik pak"

Setelah Kepala Sekolahnya pergi, ia juga membersihkan kelas yang ia tempati saat ini, setelah selesai Al sedikit berlari menuju ruangan Kepala Sekolah.

Saat sampai di sana ia melihat ada 5 Guru selain Kepala Sekolahnya itu.

"Assalamualaikum pak bu"

"Waalaikumussalam al, sini duduklah dulu" kata Pak Arif Kepala Sekolah.

Al duduk di antara Guru - Guru itu, ia tak berani membuka omongan sebelum diminta.

"Al tadi saat saya selesai rapat bersama Guru - Guru lain, kami ingin memeriksa situasi di kelas yang kamu ajar, dan kami suka caramu mengajar mereka, kata Bu Mega kamu menjelaskan tanpa bertele - tele tapi temanmu semua bisa menerimanya dengan baik, kemudian saya tertarik untuk meminta kamu sebagai guru privat anak saya, bagaimana apa kamu bisa Al?" jelas Pak Arif

"Kalau boleh tau, anaknya kelas berapa ya pak? Saya takut tidak bisa menjelaskan materi dengan baik kalau sudah perguruan tinggi, atau terlalu rendah kelasnya"

"Anak saya kelas 5 Sd, dan 1 SMP Al, bisa kan?"

"Anu, sebenarnya saya juga ingin memulai membuka tempat les atau privat setelah saya ujian pak, tapi saya tidak punya tempat" ia bicara ragu - ragu dengan menggaruk rambutnya yang tidak gatal, jangan lupa senyum yang sedikit menyebalkan.

"Oh baguslah kalau seperti itu, nanti anak anak kami yang ada disini akan belajar di tempatmu, sepertinya akan betah anak anak" sahut Bu Mega.

Seketika Al jadi bengong,

"Ini benar aku belum mulai bisnis tapi sudah ada klien yang daftar?" batinnya.

"Bagaimana Al, apa bisa?" tegur Pak Arif yang melihat Al melamun.

"InsyaAllah bisa pak, akan saya usahakan".

"Ya sudah kita sepakat, setelah kamu selesai ujian kamu langsung mulai mengajar les ya, untuk masalah tempat kamu tenang saja, saya punya tempat di sekitar halte dekat rumahmu itu, dulunya kedai tapi sudah 1 tahun kosong karena tidak ada yang menyewa" Bu Mega menimpali dengan usulan yang melegakan hati bagi Al.

"Terus nanti saya bayar sewanya berapa bu?"

"Gratiskan saja anakku, maka pakailah sesukamu tempat itu, asal bukan untuk kegiatan yang negatif" jawab Bu Mega sambil sedikit bercanda.

"Baik Bu saya setuju, semoga saya bisa menjaga kepercayaan yang Bapak dan Ibu Guru berikan" harapnya.

"Ya sudah Al, kamu boleh pulang".

"Baik, permisi Pak Bu, Assalamualaikum".

"Waalaikumussalam" jawab guru guru serempak.

.

.

Setelah Keluar dari sekilahnya, ia mengaktifkan HPnya untuk menghubungi pacarnya.

Al :"Ai aku sudah baru pulang sekolah, apa kamu ada di rumah?"

Ai :"Aku di rumah kok Al, mau kesini sekarang kah?"

Al :"Iya, aku pesen ojek dulu ya, nanti kalau aku sampai di depan rumah oma aku telfon yaa"

Ai :"Iya hati - hati yaa"

.

(SKIP)

Saat sampai di depan gerbang tempat tinggal sang kekasih, ia menelfon Raissa.

"Halo Assalamualaikum Ai"

"Waalaikumussalam, sudah di depan ya? Tunggu, Aku turun dulu"

Tak lama ia melihat gadis cantik berjalan ke arahnya sambil tersenyum.

"Udah tadi ya Al?"

"Enggak kok sayang, aku baru nyampe langsung telfon kamu"

"Al nanti kalau papa omongnya nggak enak kamu jangan membalas ucapannya yaa" Raissa berbicara dengan raut wajah yang entahlah, seperti menyimpan rahasia menurut Al, tapi ia tak mau bertanya, biarkan gadisnya itu bercerita saat sudah merasa lebih baik.

"Iya sayang, emang kamu pernah liat aku nggak sopan sama orang yang lebih tua? Enggak kan, jadi tenang aja apapun yang akan disampaikan Papamu aku akan menerimanya asal tidak menyinggung kedua orang tuaku" jawabnya sambil mengelus pucuk kepala Raissa.

Mereka berjalan beriringan masuk ke rumah Oma, Raissa di depan dan Al mengikuti di belakangnya. Seperti yang di ajarkan Orang tuanya, saat bertamu hendaklah beradab.

Saat sampai di ruang tamu sudah ada 3 orang dewasa, 1 laki - laki yang ia yakini adalah Papa dari Raissa, Papa Romy Anggara, dan 2 wanita berbeda usia, yang lebih tua ia tau bahwa itu adalah Oma Putri, satunya lagi adalah Mamanya Raissa, Mama Nella Dewi Rahayu.

"Assalamualaikum Oma, Om, Tante" Al berjalan mendekat dan mencium tangan ketiga orang dewasa di hadapannya saat ini.

"Waalaikumussalam " jawab Oma, Papa, dan Mama.

"Kemari, duduklah nak" kata Oma Putri.

"Baik Oma"

"Kamu kenapa jarang kesini lagi? Aku selalu bosan dengan cucuku itu, ia hanya dalam kamar terus menerus, nggak bisa diajak main di dapur" Sindir Oma Putri kepada Raissa, sebab memang jika Al sedang bermain disana ia akan menemani Oma berkutat di dapur.

"Oma mainnya sindir sindir, besok besok kalau Oma minta temenin ke mall Ica nggak mau" ya panggilan Raissa sebenarnya Ica, tapi karena ingin beda Al memanggilnya Ai. (bacanya bukan pakai bahasa inggris yaaa)

"Sudah - sudah ada tamu, lanjut nanti lagi aja bercandanya" kata Mama Nella

"Namamu siapa nak?" lanjutnya

"Alam Syaputra Tante, biasanya dipanggil Al"

"Kamu bener pacaran sama anak saya?" Papa Romy bicara dengan tegas dan tatapannya seolab menguliti Al.

"Benar Om, saya kenal Raissa saat Olimpiade matematika dan Sains di salah satu Univ Om, saat itu kami bertemu di final, dan saat selesai acara saya berkenalan dengan Raissa". Al menjawab se jujur - jujurnya karena sedikit terintimidasi oleh Papa Romy.

"Lalu sejak kapan kalian mulai dekat dan pacaran?"

"2 Bulan setelah Olimpiade itu Om"

"Punya apa kamu ngajak anak saya pacar pacaran?" suara Papa Romy mulai naik.

"Mohon maaf sebelumnya saya tidak izin dulu ke Om sama Tante waktu mau minta Raissa pacaran sama saya" ia menghela nafas pelan lalu melanjutkan "Saya memang bukan dari keluarga yang berada Om, tapi saya akan berusaha supaya bisa pantas dengan anak Om dan Tante" ia menjawab tegas dengan berani menatap mata Papa Romy.

.

.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Mohon maaf apabila masih banyak kekurangan - kekurangan dalam penulisan cerita. 🙏

Saya masih baru belajar dan semoga kalian semua berkenan untuk selalu memberi saya masukan di kolom komentar.

Jika memang ingin mengkritik, maka kritik lah, karena saya yakin dengan kritikan kritikan kalian itulah yang akan memberitahu saya letak kekurangan saya sehingga saya bisa belajar lebih baik lagi.

Terimakasih.

Terpopuler

Comments

angga.1321

angga.1321

masih ada beberapa typo, dapat di maklumi, tapi tetap harus belajar.

2023-10-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!