Bab 3

Setelah urusan di kantin selesai ia keluar dari kantin dengan wajah penuh senyum, bagaimana tidak, 1 jam ia berada dikantin ia sudah dapat uang 100rb, sekalipun itu sebenarnya tidak seberapa, tapi bagi dirinya uang 100rb itu bisa memberi uang saku adik - adiknya 5 hari kedepan.

Al berjalan menuju ruang BK dengan memikirkan hukuman apa yang akan ia dapat, sampai ia tak sadar jika dirinya sudah ada di depan pintu ruang BK.

Tok Tok Tok

"Assalamualaikum pak, bu" Al menundukkan pandangannya.

"Wa'alaikumussalam Al ada masalah apa lagi nak?" tanya salah satu guru BK yang paling sabar Bu Mega.

"Hehe, anu bu, saya tidur di jamnya Pak Bot eh Pak Boim"

"Huft, yasudah kamu membersihkan perpus ya sampai jam istirahat"

"Iya bu, terimakasih banyak" Al berulangkali membungkuk sebagai tanda terimakasih.

Ia salim kepada guru guru yang ada di sana lalu pergi ke perpustakaan untuk menjalani hukuman menyenangkan bagi Al.

Di dalam ruang BK masih ada Bu Mega dan 4 guru lainnya

"Bu Mega kenapa anak itu selalu di hukum di perpustakaan?" tanya salah satu guru perempuan disana, yang membuat 3 guru lainnya ikut

"Pak Bu, Al adalah anak yang pintar dalam segala hal, bukan hanya pintar dalam membuat masalah. Ia selalu menjadi juara di kelasnya dan minimal 3 besar di angkatannya, apa itu bukan murid prestasi?" terang Bu Mega

"Iya memang dia pintar, tapi sifatnya yang tak pernah berubah dari dia masuk sekolah ini itu yang sering membuat guru guru yang mengajarnya pusing" ujar lainnya.

"Biasanya yang seperti itu terlalu dimanjakan sama Orang tuanya"

Bu Mega yang merasa pembahasannya sudah tidak lagi sehat segera mencegahnya.

"Tidak seperti itu Pak Bu, Al adalah anak dari keluarga yang sangat sederhana, Ia sangat mandiri di usianya yang baru menuju dewasa. Semua kenakalan yang diperbuat itu ada sebabnya Bapak Ibu, Al setelah pulang sekolah akan bekerja di salah satu restoran sampai malam, ia bekerja bukan disuruh orang tuanya, tapi niatan anak itu sendiri, karena ingin kuliah. Itulah mengapa ia sering terlambat, dan soal ia yang sering bolos mata pelajaran itu karena dia merasa materi yang dijelaskan Bapak Ibu guru sekalian sudah ia pahami dengan maksimal. Apa Bapak Ibu tau kemana anak itu ketika bolos? Ia ke perpustakaan, karena baginya belajar sendiri lebih mudah karena tidak harus menunggu teman temannya yang lain mengerti terlebih dahulu" jelas Bu Mega.

"Iya saya ingat, saya pernah melihat anak itu bolos pelajaran dan keluar dari kantin, karena saya penasaran saya coba tanya dengan penjual penjual yang ada di sana tentang apa yang dilakukan anak itu di kantin waktu jam pelajaran, dan jawaban mereka sungguh membuat saya heran tapi bangga"

Flashback

Al saat itu sedang berjalan dari kantin dengan bersiul - siul, tak tau bahwa ada salah satu guru yang melihatnya.

Karena penasaran apa yang dilakukan Al di kantin saat jam pelajaran, guru itu masuk ke kantin mencoba bertanya ke penjual yang sedang duduk duduk santai sambil mengobrol satu sama lain.

"Permisi Pak Bu, saya tadi melihat ada siswa yang keluar dari kantin, kenapa Bapak dan Ibu tidak menasehati dia?" tanyanya ke para penjual itu.

"Eeh, anu pak tadi itu bang Al, dia memang selalu kemari sebelum istirahat" jawab salah satu penjual gugup karena terkejut tiba - tiba ada guru datang dan bertanya soal Al.

"Dia kan bolos pelajaran, kenapa masih dibiarkan makan saat belum waktunya istirahat?" guru itu bertanya dengan heran, padahal sudah ada peraturan kalai penjual kantin dilarang melayani pembelian sebelum jam istirahat.

"Begini Pak, mohon maaf sebelumnya, Al sebenarnya bukan jajan kemari, dia membantu kami untuk menyiapkan dagangan supaya nanti waktu istirahat tidak kerepotan, waktu itu kami pernah menegurnya, tapi dia menjawab kalau dia sudah bisa materi yang diberikan gurunya dikelas makanya dia bolos kemari untuk membantu kami sekalian nyari uang jajang buat adek - adeknya kata dia Pak" jawab salah satu penjual.

"Dia juga selalu bilang, setelah membantu kami dia akan pergi ke perpustakaan untuk belajar sendiri, karena menurutnya belajar hal.yang sudah dia bisa itu membosankan" sahut yang lain.

"Iya Pak, mohon untuk tidak menghukumnya ya Pak, kami salut sama pemikiran anak itu, walaupun masih kecil tapi dia sudah memikirkan keluarganya, dia pernah bercerita sambil membantu kami, katanya orang tuanya bukan orang yang mampu, ia bekerja di restaurant sepulang sekolah untuk membantu orang tua dan menabung untuk persiapan dia kuliah, Al dan 2 adiknya diberi uang saku yang bila dihitung tidak lebih dari setengah uang saku teman teman sebayanya, makanya dia sangan senang ketika selesai membantu kami beri upah, walaupun tak seberapa tapi katanya itu bisa untuk menambah uang saku adik adiknya" sambung yang lainnya.

Para penjual itu kasihan jika Al nantinya kena hukuman, mereka tak malu memohon untuk anak yang bukan anaknya sendiri.

Guru itu merasa tertegun setelah mendengar cerita para penjual itu. Bahkan dilihatnya ada beberapa penjual yang sampai meneteskan air mata membayangkan betapa kuat dan tegarnya seorang Al.

Flashback off

"Ya itulah yang dilakukan anak itu, bagaimana aku tega menghukum jika dia mempunyai alasan yang tidak pantas kita sepelekan" kata Bu Mega.

"Aku dengar dia disuruh oleh kepala sekolah mengisi jam tambahan untuk anak kelas 12 ya?"

"Iya, anak itu memang tidak seperti teman teman seusianya, do'akan saja suatu sa'at dia bisa membanggakan kita sebagai salah satu gurunya".

Sedangkan di perpustakaan, Al sedang asik belajar.

Tiba - tiba otaknya memikirkan hal yang sangat random

"kalau aku buka tempat les atau privat setelah ujian bagaimana ya? Kan ujian SMA lebih awal 1 bulan dari ujian SMP dan 2 bulan dari ujian SD, lumayan tuh, satu anak 3 ribu/hari untuk les, 50 ribu untuk 2x pertemuan privat. Boleh dicoba sih." pikirnya.

"sekarang tinggal menentukan target dan pemasarannya bagaimana"

Ia menulis apa saja yang akan disiapkan dari mulai persiapan, target marketing, bahkan sampai keuntungan sudah ia perhitungkan.

"sepertinya aku memang harus berhenti dari restoran, tapi nunggu sudah mulai lancar ini bisnisku, hehehe" dia tertawa sendiri membayangkan bahwa ia akan memulai berbisnis. Ya menurutnya membuka tempat les dan privat itu bukan hanya sekedar menjadi guru, tapi juga berbisnis.

Tak terasa sudah waktunya masuk kelas lagi, ia keluar perpustakaan dengan wajah penuh senyum yang dilihat murid - murid lain itu adalah senyum aneh.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Mohon maaf apabila masih banyak kekurangan - kekurangan dalam penulisan cerita. 🙏

Saya masih baru belajar dan semoga kalian semua berkenan untuk selalu memberi saya masukan di kolom komentar.

Jika memang ingin mengkritik, maka kritik lah, karena saya yakin dengan kritikan kritikan kalian itulah yang akan memberitahu saya letak kekurangan saya sehingga saya bisa belajar lebih baik lagi.

Terimakasih.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!