Bab 5 Diajak Nikah

“Kenapa perempuan itu kembali di saat aku sudah berhasil melupakannya?” Monolog Kholil. “Aku harus berhati-hati, Viola pasti memiliki rencana lain!” lanjutnya.

Viola Jennaira gadis cantik yang berasal dari keluarga kaya raya. Beberapa tahun yang lalu dia menjalin hubungan serius dengan Emran, namun sayang saat itu bisnis keluarga Emran sedang berada diambang kebangkrutan. Keluarga Viola pun tiba-tiba membatalkan pertunangan Emran dan Viola tanpa memberikan alasan apa pun. Mereka lalu memboyong Viola ke Amerika, sejak tinggal di Amerika Viola tidak pernah memberikan kabar kepada Emran.

Emran yang sangat mencintai Viola, hampir saja gila karena kehilangan kekasihnya. Hingga suatu saat, dia bersumpah akan membuat mereka menyesal.

Emran berusaha keras agar usaha keluarganya tidak bangkrut. Dua tahun kemudian, pria tampan itu mampu membuat usaha keluarganya berkembang pesat dan terkenal di mana-mana. Hingga akhirnya dia diangkat menjadi CEO Buana Group.

***

Rumah merupakan tempat ternyaman bagi kebanyakan orang, namun berbeda dengan Amara. Menurut perawat cantik itu rumahnya adalah nerakanya.

“Pulang merupakan sesuatu yang tidak aku rindukan!” monolog Amara sembari melangkahkan kakinya memasuki rumah dengan malas.

“Kak, minta uang!” teriak Shofia ketika mengetahui kakaknya sudah pulang.

“Aku bukan mesin ATM berjalan, mulai sekarang aku tidak akan memberimu uang, biaya kuliahmu juga bukan urusan kakak!” pekik Amara.

“Apa katamu? Kamu lupa, kamu itu masih punya banyak hutang denganku!” sambar Bu Indri yang baru keluar dari kamar.

“Membesarkan, merawat, memberikan pendidikan, menikahkan anak merupakan kewajiban dan tanggung jawab setiap orang tua. Semua itu bukan merupakan hutang yang harus dibayar!” jelas Amara.

Semua yang dikatakan Amara memang benar, anak bukanlah aset atau sarana investasi orang tua. Karena sebenarnya tanpa menuntut pun hubungan orang tua dan anak akan selalu berlangsung timbal balik. Selama yang orang tua berikan baik, maka kebaikan pula yang akan mereka nikmati dari anaknya.

Cih!

Bu Indri meludahi wajah cantik Amara. “Kamu mulai berani menceramahi ibu? Ingat, surgamu ada di telapak kakiku!” bentak Bu Indri.

“Surga dan nerakaku itu keputusan Allah,” timpal Amara sembari mengusap wajahnya.

“Kalau kamu tidak mau membiayai kuliah Shofia, sekarang juga kamu pergi dari rumah ini!” bentak Bu Indri.

“Baik, aku juga tidak sudi tinggal di rumah neraka ini!” tegas Amara.

Perempuan cantik itu lalu, pergi menuju kamarnya. Dia segera mengemasi pakaian dan barang pribadinya. Amara sudah tidak sanggup tinggal bersama orang tuanya.

Setelah selesai memasukkan pakaiannya, Amara bergegas keluar sembari membawa kopernya. Dia lalu melajukan motornya tanpa arah dan tujuan yang jelas. Amara menyusuri jalan kota sembari terus terisak, meskipun dia sudah terbiasa ditindas dan dianiaya oleh keluarganya, namun tetap saja hati Amara sakit karena diperlakukan seperti itu. Pasalnya, selama hidupnya Amara tidak pernah merasakan kasih sayang dari orang tuanya.

Bruk!

Amara terjatuh karena menabrak trotoar jalan taman. Dia berusaha bangun, namun sulit karena kakinya tertimpa motor.

“Amara!” Kholil datang membantu Amara. “Kamu tidak apa-apa?” tanya Kholil panik sembari melihat tubuh Amara untuk memastikan tidak ada luka yang serius.

“Aku tidak apa-apa.” Amara berhasil berdiri dengan bantuan Kholil.

Amara tidak mengalami luka serius, hanya ada lecet di bagian kakinya karena tertimpa motor. Perawat cantik itu bergegas mengambil kotak P3K yang ada di dalam kopernya, dia lalu membersihkan dan merawat lukanya.

Sementara itu, Kholil menatap Amara hampir tanpa berkedip. Entah kenapa tiba-tiba dia mengagumi Amara, dia sangat mahir dan cekatan dalam merawat luka. Terlihat sekali jika gadis itu sudah terbiasa merawat dan memberikan pertolongan kepada pasien-pasiennya.

“Kamu mau ke mana? Kenapa bawa koper?” tanya Kholil sembari terus menatap wajah cantik Amara.

“Entahlah, yang pasti aku akan pergi dari rumah neraka itu!” ucap Amara sembari kembali memasukkan kotak P3K ke dalam kopernya.

“Kamu di sakiti mereka lagi?” tanya Kholil menyelisik.

“Tentu, tiada hari mereka tanpa menyakitiku!”

Kholil lalu mengajak Amara untuk duduk di taman kota agar obrolan mereka lebih nyaman. Kholil meracik kopi andalannya untuk diberikan kepada Amara.

Dia lalu memberikan kopi buatannya kepada Amara. Gadis cantik itu langsung saja menyeruput kopi buatan Kholil. Seperti pada hari itu, setelah meminum kopi buatan Kholil, hati Amara menjadi lebih baik.

“Jika kamu butuh teman cerita, aku siap mendengarkan ceritamu!” tawar Kholil.

Tanpa rasa canggung, Amara menceritakan semua penderitaan yang selama ini dia rasakan. Sesekali butiran bening menetes dari pelupuk mata gadis cantik itu.

Kholil sangat iba melihat kehidupan Amara yang ternyata sangat menderita. ‘Malang sekali nasib perawat cantik ini,’ gumam Kholil dalam hati. Kholil dengan setia mendengarkan cerita pahit kehidupan Amara, ternyata di kehidupan nyata ada anak yang diperlakukan seperti di dongeng bawang merah bawang putih.

“Apakah kamu mau menikah denganku?” tanya Kholil serius sembari menatap Amara.

*

*

Bersambung.

Terima kasih sudah membaca karya Author 😇

Jangan lupa like, coment, vote, dan beri bintang 5 ya kakak 🥰🤗

Terpopuler

Comments

Neldes Novber

Neldes Novber

semangat thor... kalau berkenan boleh mampir juga thor. Judulnya Azeela.

2023-10-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!