Dia Aneh, Seperti Alien.

..."Gunakanlah pikiranmu, karena itu tanda kau hidup!"...

...-LIDA-...

...∞...

...∞...

...∞...

...∞...

...∞...

...HAPPY READING...

..._______________...

Bel pulang sekolah berbunyi, yang tandanya telah selesai semua pelajaran. Vena membereskan buku tulisnya dan memasukkan ke dalam tas. Ia, menyimpan buku paket dan alat tulisnya ke laci miliknya. Setelah semuanya telah ada di tempatnya masing masing, Vena keluar dari kelasnya yang sudah sepi, ketiga temannya pulang terlebih dahulu karena tahu bahwa dirinya akan pulang dengan ketua asmara mereka.

"Bang?..,"Panggil Vena saat melihat ketua asrama mereka, menunggunya sambil bersandar di dinding samping pintu kelasnya.

Tiway menoleh, lalu tersenyum.

"Sudah selesai beres beresnya?"tanyanya, Vena mengangguk.

"Ini mau langsung ke asrama atau mau makan dulu? Aku traktir, gimana mau?"Vena mengangguk lagi saat mendengar kata traktir. Lumayan, menghemat pengeluaran.

"Mau makan apa?"

"Kalau boleh sih aku mau mie ayam, bang."jawabnya,

"Baiklah, ayo kita ke warung mie ayam."

Mereka berdua meninggalkan area sekolah, menuju warung mie ayam yang ada di depan sekolah mereka. Saat sudah sampai, Vena langsung mencari tempat duduk karena suruhan Bang Tiway.

"Disini ada wifi ga ya?"tanyanya pada diri sendiri. Sambil mencari benda kotak putih itu berada, tidak ketemu!.

"Kenapa?"

"Bang, disini ada wifi ga?"tanyanya.

"Gak ada. Kalo mau hotspot punya pake punya abang sini. Namanya tiway95, kata sandinya angka 1 sampai 8."ucap Tiway,

Vena langsung mengetik kata yang di ucapkan oleh cowok di depannya itu,

"Makasih bang."ucapnya saat sudah tersambung.

"Sama sama"

Menunggu selama beberapa menit, akhirnya pesanan mereka datang. Vena meletakkan ponselnya, tersenyum senang melihat mie ayam kesukaannya. Tiway tertawa geli melihatnya. Sesuka itu dia? batinnya.

"Mari makan."

Setelahnya tidak ada percakapan, di antara keduanya sama sama fokus menikmati makanannya. Seseorang tiba tiba bergabung duduk dengan Vena dan Tiway, mata Vena melotot saat melihat siapa cowok yang ada di depannya. Namun, dengan cepat Ia menormalkan kembali ekspresi wajahnya.

"Halo, Vena dan lo abang yang cowok"sapa cowok itu dengan antusias.

"Halo, btw lo siapa ya? Kenapa kenal sama Vena."tanya Tiway penasaran.

"Oh, gue Bisma bang. Kakelnya Vena dulu di sekolah lamanya, btw salken bang."ucap cowok itu, dan mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan, Tiway membalas uluran tangan itu.

"Gue Tiway, kakelnya Vena di sekolahnya yang sekarang."balas Tiway.

"Hoy, gitu ya Ven cara mainnya sekarang?. Ga mau nyapa sama crushmu yang dulu karena udah ada crush baru, ya?"tanya Bisma dengan nada penuh tuntutan.

Vena menoleh, menatap malas ke arah Bisma cowok yang pernah Ia sukai dulu di sekolah lamanya. Namun, anehnya perasaan itu masih ada di dalam dirinya. Padahal Vena yakin perasaan itu akan hilang, jika Ia tidak bertemu lagi dengan cowok itu.

"Btw, kenapa Bang Bisma ada di sini?"tanya Vena,

"Aku beli mie ayam buat bunda, eh ternyata ketemu sama orang yang selalu liatian aku kalau lagi ada di sekolah. Yaudah sekalian samperin lah,"ucap Bisma dengan santai,

"Bang?, kamu tahu?. Dari siapa,"tanya Vena penasaran,

Tiway hanya melihat bingung ke arah kedua manusia yang di pertemukan kembali setelah sekian lama, dan ternyata orang yang di sukai oleh adek baru di asramanya.

"Eh!. Siapa sih yang ga tahu, kalau kamunya natap aku ketara banget. Itu yang katanya mau suka secara diam diam, heh?."Bisma mengejeknya,

"Ya itu diam diam lah bang, buktinya aku ga confes tuh."ucap Vena membela diri.

"Iya deh si paling diam diam."

"Bisma, pesanannya udah siap nih. Malahan mesra mesranya sama neng geulis."ucapan mang ucup penjual mie ayam menghentikan percakapan antara Vena dan Bisma, cowok itu berdiri.

"Ven, tiba tiba aku pengen pindah ke sini."ucap Bisma tiba tiba, Vena tentu akan menolak mengingat cowok itu sudah pindah berapa kali.

"Heh bang!. Inget kamu itu masih terhitung masih anak baru di sana, malah mau pindah lagi."balas Vena, tentu dirinya menolak itu.

"Hehe, oke oke lah. Nanti jalan kuy?, aku jemput."ajak cowok itu,

"Bang Tiway, apa ga apa kalau aku jalan malem?."tanya Vena. Tiway itu ketua di asramanya, jadi Ia harus dapat izin dari cowok itu.

Tiway mengangguk.

"Ga apa apa, tapi kamu harus pulang di bawah jam sepuluh. Mau bagaimanapun, kamu sekarang jadi tanggung jawab abang. Juga kamu pergi sama orang yang kamu kenal, jadi abang izinin."jawab Tiway,

"Makasih bang, udah izinin si Vena jalan bareng gue."seru Bisma dengan antusias, Vena hanya tersenyum tipis.

"Yaudah, Ven aku duluan dan Bang gue duluan."pamit Bisma, sebelum cowok itu pergi. Dia menyempatkan diri untuk mengacak pelan rambut Vena, gadis itu mendengus sebal. Meskipun Ia suka dengan cowok itu, tapi sama saja Ia akan kesal jika rambutnya di berantakin.

"Ven, kamu beneran suka sama cowok itu?."tanya Tiway penasaran.

"Iya bang kenapa?, seleranya aku aneh ya?"

Tiway terkekeh geli.

"Engga, abang ga nyangka aja. Cintamu ga terbalaskan, padahal kamu baik."Vena hanya mengedikan bahu tidak tahu, tapi Bang Tiway itu tidak tahu saja sifat aslinya. Namun, dirinya itu baik tah?.

"Mungkin nih ya bang, Si Bang Bisma itu seleranya yang cantik bukan yang baik, haha."sahut Vena jenaka, Tiway tertawa akan jawaban itu.

"Haha, tapi nih ya abang lihat lihat tuh si Bisma ada rasa sama kamu, tapi cowok itu ga mau confes. Mungkin nanti malem, kan kalian mau jalan."

"Mungkin ya bang, tapi semoga aja ga confes."jawab Vena santai,

"Kenapa?"

"Soalnya, nanti aku yang bingung ngasih jawabannya bang,"

"Ikutin kata hati kamu aja, tapi di ikutin sama logika lagi oke."jeda beberapa detik.

"Dan misalnya nanti kalau kamu udah jadian sama dia, hati sama logika harus di mainkan dengan sebaik mungkin. Soalnya, cewek kalau cuma hatinya yang bekerja bisa jadi bodoh. Apalagi cuma pacaran. Abang ga mau kamu sakit hati karena cowok, minimal kalau nanti putus ga akan terlalu sakit jika yang main hati sama logika. Tapi, abang sarankan ya. Logika kalau bisa lebih tinggi dari hati, oke."lanjutnya,

Vena mengangguk mantap dengan penjelasan dari abang barunya itu. Fiks, mulai saat ini. Bang Tiway, jadi abang keduanya.

"Makanan abang udah habis, punya kamu juga kan. Sebentar abang bayar dulu, terus pulang ya."

"Enaknya kalau di dunia ini gratis semua, ga usah beli apa apa. Kan gratis, hehe."gumamnya random,

"Ayo Ven,"

"Ayo"

...∞...

Perjalanan antara lokasi sekolah ke asrama itu dekat, hanya berjarak empat warung. Akhirnya, mereka sampai di asrama Cakrawala. Vena masuk terlebih dulu karena Tiway masih ada urusan di ruang pengurus asramanya.

"Vena, akhirnya kamu pulang juga."Vena melihat ke arah Lia yang berbicara kepadanya.

"Kenapa Li?,"tanyanya.

"Hehe, kita mau ngerjain PR yang di kasih guru tadi. Kita kerjakan bareng yuk."

"Oohhh, kalian lanjut aja. Aku mau ke kamar dulu,"

"Oke."

Vena berjalan menuju ke kamarnya yang ada di lantai 5, sungguh dirinya tidak suka dengan tangga ini. Capek sekali, kenapa asrama ini tidak memiliki lift atau eskalator gitu.

Setelah sampai di kamarnya, Ia langsung masuk ke dalam. Menuju lemari bajunya, lalu berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Tidak membutuh waktu sampai berjam jam, Vena sudah rapi dengan baju khas rumahannya. Pakaian yang Ia bawa, di dominasi dengan warna hitam semua.

"Tadi ada PR apa aja sih?, aku lupa. Bodo ah, mending bawa tasnya langsung."

Vena berjalan keluar, menuju ke lantai bawah yang lagi lagi harus lewat tangga. Aduh kalau seperti ini setiap hari, bisa bisa dirinya akan kurus. Namun, tak apa Ia ingin kurus tanpa diet.

Setelah sampai di bawah, Vena langsung menghampiri ketiga temannya yang ada di ruang tamu. Sekarang bukan hanya mereka bertiga, tapi sudah bertambah. Hampir semua penghuni lantai 5 ada di bawah. Namun, Bang Tiway sepertinya masih sibuk karena tidak ada di sana.

"Vena, sini."panggil Haikal, menepuk sofa kosong yang ada di sebelahnya. Vena menghampiri cowok itu, lalu duduk di sebelahnya.

"Eh, PRnya yang mana sih?. Aku lupa."ucap Vena,

"Astaga Vena, padahal baru tadi yang di kasih udah lupa aja."Lia berucap heran,

"Hehe, namanya juga lupa."

"Buku paket sosio hal 8."ucap Karin memberitahu,

Vena mengangguk

"Oke, mari kita kerjakan."

...TBC?...

^^^See U^^^

^^^Tertanda^^^

^^^Venaya Adhitama^^^

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!