..."Kadang, senyum itu adalah hal yang tepat untuk menutupi suatu hal yang mengecewakan hati."...
...-LIJEN-...
...∞...
...∞...
...∞...
...∞...
...∞...
...HAPPY READING...
..._________________...
Perempuan dengan rambut di kuncir kuda, memasuki kamar nomer 7. Perempuan itu belum sadar dengan sekitarnya, perempuan itu langsung pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
"Kok capek banget hari ini ya, padahal cuma jam kos."ucap perempuan itu, dan masuk ke kamar mandi.
"Eugh..,"lenguh Vena dan membuka matanya, tetap berbaring di kasurnya. Vena mendengar suara air mengalir dari kamar mandi, sepertinya penghuni lama kamar ini sudah pulang sekolah. Vena melihat jam yang ada dinding yang menunjukkan pukul 04.00 sore, ternyata tidurnya selama itu.
Pintu kamar mandi terbuka, dan setelah itu keluarlah perempuan dengan baju santai. Perempuan itu terkejut dengan kehadiran Vena, kenapa dari tadi orang yang melihatnya pasti terkejut, ada apa?.
"Hey?, Aku Vena penghuni baru kamar ini."sapa Vena dulu, dan perempuan itu menghampirinya.
"Oh hey, Gue Hilya Lestari. Salken Vena, semoga betah di asrama ini."ucap perempaun itu yang ternyata bernama Hilya,
"Ven, kamar ini ada awalnya 3 orang lo udah tahu kan?, nanti gue kasih tahu. Untuk sekarang orangnya masih ada di sekolah,"jelas Hilya, Vena mengangguk karena memang dirinya sudah di beritahu dari awal.
"Aku mau mandi dulu Li, nanti kalau kamu mau makan ajak aku. Soalnya aku belum makan."ucap Vena, sepertinya niat itu benar benar di lakukannya.
"Oke, tapi gue ajak sahabat gue lagi. Ga apakan?."tanya Hilya,
"Eh iya, gak apa."
Vena masuk ke kamar mandi setelah selesai berbicara dengan Hilya dengan membawa satu set pakaiannya, Btw semaua pakaian santai yang dibawanya adalah satu set. Biar ga ribet katanya, Vena si paling ga mau ribet.
Setelah selesai dengan ritual mandinya, Vena keluar dan ternyata penghuni kamar sudah berkumpul.
"Eh Ven, udah selesai mandinya. Oh iya kenalin ini kedua penghuni kamar lainnya."ucap Hilya, kedua perempuan yang masih memakai seragam melihat kearahnya. Vena tersenyum sebagai tanda sapaan, dan di balas oleh keduanya.
"Oh ini Li?, Btw kenalin gue Sanaya Amelia lo bisa panggil gue Naya."ucap perempuan yang berambut sebahu,
"Gue Karina Amartha, gue kakaknya Naya."dan perempuan di sebelahnya mengenalkan diri sebagai kakak dari Naya, wajah mereka hampir mirip tapi bedanya yang ini rambutnya panjang. Keduanya sama sama cantik, Hilya juga cantik. Vena yakin ketiganya termasuk most warted girl di sekolahnya.
"Aku Vena, salken kalian berdua."ucap Vena memperkenalkan diri,
"Eh iya, lo berdua ganti baju gih. Gue sama Vena mau cari makan laper,"ucap Hilya, ternyata perempuan itu masih ingat. Kedua kakak beradik itu berganti pakaian di kamar mandi, kamar ini memiliki dua kamar mandi.
Vena dan Hilya, menunggu sambil memainkan ponselnya. Tak lama Hilya ingat, jika dirinya tidak memilili no anak baru ini.
"Eh Ven, bagi no lo dung."ucap Hilya,
"Boleh boleh, 08***."
"Udah gue save, lu back ya."
"Oke."
Tak lama setelahnya, kedua perempuan yang di tunggu sudah selesai dengan baju santai yang di kenakannya. Keempat perempuan itu berjalan keluar menuju tempat makan untuk mengisi perut, dan yang menjadi tujuan utamanya adalah warung bakso yang letaknya ada di depan sekolah SMA Neovander
...∞...
Keempatnya sampai dan mendapati warung yang lumayan ramai pembeli, yang rata rata adalah anak asrama. Vena mengikuti tiga perempuan yang sudah menjadi temannya ini menuju meja yang banyak di isi oleh cowok cowok.
"Bang, kita gabung ya."ucap Hilya, meminta izin ke salah satu cowok yang Vena yakini bernama Haedar itu, tapi dengan penampilan yang berbeda. Tadi saat bertemu dengannya memakai kacamata, sedangkan sekarang tidak.
"Iya duduk aja, Eh Vena kan?. Duduk di sebelah aku sini."sapa Haedar, dan menyuruh Ia untuk duduk di sebelahnya, Vena menurut karena tidak ada lagi kursi yang kosong, ketiga teman barunya sudah duduk.
"Iya makasih Dar,"
"Aku kamu ga tuh, hahah alah sia boy."ucap pemuda yang ada di sebelah Haedar, nadanya mengandung kalimat sindiran, tapi sepertinya Haedar tidak peduli karena cowok itu fokus dengan Vena.
"Eh kamu mau mesen apa?, biar aku traktir."tawar Haedar, Vena mau nolak tapi ada suara lain yang menyelanya.
"Alah, emang lo bawa dompet Dar?,"ucap lagi pemuda itu, dan lagi lagi ada tersemat nada sindiran di kalimatnya.
"Lo apaan dah yet, gue ngomong sama Vena bukan lu. Diem!."ucap Haedar kesal, karena sedari tadi di jawab mulu dengan cowok di sampingnya.
"Tau nih sih Jevan, nyaut mulu dari tadi."cowok di sebelah Naya membuka suara, cowok yang memiliki wajah seperti koko china.
"Diem lo, Van!."cowok dengan wajah soft menyaut, dan Vena hanya menatap malas mereka. Jujur ini terlalu drama, mau makan saja ribet.
"Pak, saya mesen bakso sama es jeruk ya."Vena akhirnya mengatakan sendiri pesanan kepada penjual, Haedar yang bertanya tadi masih beradu argumen dengan teman temannya, bahkan tak jarang ketiga teman barunya menyahuti juga. Aduh, teman barunya ternyata banyak bicara, hidup tenangnya akan terancam kedepannya.
"Ah, Vena sudah mesan sendiri."ucap Haedar, saat adu argumennya telah selesai.
"Gue Jevan, salken."ucap pemuda yang telah selesai adu argumen dengan Haedar, ternyata namanya Jevan.
"Btw nama gue Arvan, Salken."ucap pemuda tadi yang menyuruh Jovan diam, namanya Arvan.
"Nama gue Nathan, lo bisa panggil gue Nathan. Salken semoga lo betah di asmara ini, kalau ada apa apa lo bisa minta tolong sama gue."ucap Nathan dengan senyuman manisnya, Vena terpaku melihat senyuman manis Nathan. Senyuman pertama yang berhasil membuatnya terpesona, senyum yang menghangatkan hati. Fiks, Vena suka dengan senyumannya Nathan.
Vena segera menormalkan kembali wajahnya dan tersenyum lalu berkata,"Salken too semua, namaku Venaya Adhitama. Kalian bisa panggil aku Vena."ucap Vena, lalu mereka mengangguk kompak.
"Eh bentar, kenapa ini jadi ajang pekenalan dah?,"tanya Haedar, saat sadar dengan suasana yang terjadi.
"Terserah kitalah,"
Kedelapan remaja asrama Vander, menikmati baksonya dengan nikmat. Tidak ada yang membuka suara, karena berbicara saat makan termasuk hal yang tidak baik. Takutnya nanti keselek dan mati.
...∞...
Setelah menikmati bakso tadi, Vena dan yang lainnya kembali ke asrama mengingat hari sudah berganti dengan malam. Vena sebenarnya ingin jalan jalan, tapi mengingat Ia masih anak baru, jadi harus jaga image dulu.
"Semuanya, aku ke kamar dulu ya. Mau istirahat, selamat malam."ucap Vena memutuskan untuk kembali ke kamar karena merasa bosan di ruang tengah itu.
"Oke, selamat beristirahat dan selamat malam Vena."ucap mereka kompak.
"Eh btw, Bang Tiway sama yang lainnya kapan pulang ya? lama bener udah malem gini."tanya Haedar, saat penghuni lantai 5 masih ada yang tidak pulang.
"Mungkin bentar lagi mereka dateng, kan mereka sambil kerja."balas Hilya, menjawab pertanyaan abangnya.
"Ya semoga aja, nanti kan bisa kenalan sama Vena. Apalagi bang Tiway kan ketuanya nih asrama."ucap Arvan menyahuti,
"Ya sudah sekarang mending kita istirahat, masalah bang tiway sama yang lainnya besok aja kan bisa?, lagi pula gue yakin Bang Tiway tahu kalau ada anak baru."jelas Haedar, keenamnya mengangguk. Mereka beranjak menuju ke kamar masing masing, sebelum subuah suara menghentikan langkah mereka.
"YOO HELLO GUYS, I'M COME BACK."teriak pemuda yang memiliki kulit seputih susu dengan suara cemprengnya,
"Berisik Le!"ucap pemuda di sampingnya.
"We belum istirahat lo lo pada?,"
"Ini juga mau istirahat, tapi gak jadi karena teriakan membahana dari si Leo."ucap Hilya kesal, pelaku teriakan hanya tertawa geli.
"Gue denger denger ada anak baru ya?, mana anaknya?."tanya salah satu orang di sana,
"Iya bang, tapi anaknya lagi istirahat. Besok aja sesi perkenalannya."ucap Haedar, menjawab pertanyaan abang yang menjadi ketua asmara ini.
"Yaudah kalau gitu, kita semua istirahat. Besok sekolah!."
...TBC?...
^^^See U^^^
^^^Tertanda^^^
^^^Venaya Adhitama^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments