penyebab kematian Lia

Buset bikin gue jantungan saja" Alfi mengusap dadanya. Seakan-akan Alfi bisa menahan sang jantung agar tidak jatuh.

Alfi melihat ke arah dalam kamar mandi, tapi Sama sekali tidak mendapati siapa pun. Dengan sedikit takut Alfi masuk dan menyelesaikan ritual mandinya.

Setelah mandi Alfi mengajak sang emak untuk makan bersama. Selesai makan Alfi sengaja memutuskan untuk tidur sejenak. Karna badan nya terasa sangat lelah. Baru hendak memejamkan mata Alfi kembali mengalami kejadian aneh.

"Al" sapa seorang yang duduk di samping tempat tidur Alfi.

Alfi terperanjat duduk dan melihat Lia sedang duduk menatapnya.

"L-lia?" Tanya Alfi sedikit gugup.

"Bantu aku al" Lia menangis.

"K-kamu kenapa Lia? B-bukan kah kamu sudah.." ucapan Alfi tergantung. Alfi meneguk Saliva nya. Keringat dingin mengucur di dahi Alfi.

"Benar Al. Tapi sebelum semua nya terbalas kan aku tidak akan meninggalkan dunia ini. Walau raga dan roh ku sudah terpisah" Lia tersenyum tipis.

"A-apa yang sebenarnya terjadi Lia. Kenapa bisa seperti ini?" Tanya Alfi yang sudah mulai berani.

"Akan aku ceritakan apa yang terjadi satu Minggu belakangan ini terhadap ku. Tapi berjanji lah kamu akan membantu ku Al." Pinta Lia sendu. Alfi mengangguk menyetujui.

Alfi meneguk salifa nya dengan kasar. Tak pernah terfikir olehnya, kehidupan dia akan begini kedepan nya.

"T-tapi.." ketika Alfi membuyarkan lamunan nya di lihatnya Lia sudah tidak ada di hadapannya.

"L-lia? Kamu dimana?" Tanya Alfi sambil mengedarkan pandangan nya di sekeliling kamarnya.

" Pit? Kamu ngapain? Lagi cari apa?" Tanya Wati.

"Eh, nggak ada kok Mak. Ini mau cari obat nyamuk. kok tumben nggak ada di sini. Biasanya emak suka narok obat nyamuk di sini" alasan Alfi.

"Oh itu, tadi obat nyamuk nya habis pit. Nih emak baru pulang dari warung habis beli" Wati menyodorkan obat nyamuk yang ada di tangan nya. Alfi mangambil obat nyamuk yang di sodorkan Wati dan langsung membakarnya.

"Kok tumben siang-siang begini ada nyamuk ya pit?" Tanya sang emak heran.

"Mungkin efek cuaca kali Mak. Di luar seperti nya akan turun hujan deh Mak" Alfi melihat ke arah pintu keluar yang sejajar dengan pintu kamarnya.

"Owh iya ya, sepertinya memang begitu pit. Ya sudah emak keluar dulu." Wati keluar dari kamar Alfi.

Baru saja hendak kembali berbaring, Alfi di kejut kan oleh kedatangan Lia yang sangat mengerikan. Matanya melotot dengan lidah yang menjulur ke luar. Ada sedikit d*rah yang keluar dari bibirnya. Wajahnya pucat pasi dengan baju yang berlumuran d*rah. Bagian lehernya pun terlihat membiru akibat bekas sesuatu yang mencekik jalan pernapasan nya.

"Astagfirullah. Allahuakbar. Pergi lah Lia. Aku tak pernah berbuat salah sama kamu, please jangan ganggu aku" pinta Alfi dengan mata yang tertutup.

"Bantu aku Al, Hihihi. Ini sangat sakit sekali, aku kesakitan Al. Huhuhuhuhuhu" suara Lia menggema di seluruh kamar Alfi. Dengan sigap Alfi menutup telinga nya agar gendang nya tidak pecah.

"Lia, aku tau kamu sudah tiada. Jadi istirahat lah dengan tenang. Urusan dunia mu sudah berakhir. Jadi tolong Jangan ganggu aku" kembali Alfi menasehati roh Lia. Entah itu di dengar atau tidak sekarang ini Alfi hanya ingin tenang sejenak. Karna setelah kematian Lia, hidup Alfi selalu di hantui oleh roh Lia yang gentayangan.

Tak lama berselang suara yang tadi memecahkan gendang telinga Alfi pun hilang terbawa angin. Alfi memberanikan diri untuk membuka mata. Dan benar Lia dengan jawab seram nya sudah tidak ada di hadapannya.

"Kenapa dia datang dengan keadaan yang seperti itu? Bahkan sebelum nya dia datang dengan keadaan yang baik-baik saja. Apa yang terjadi sebenarnya?" Gumam Alfi berfikir.

"Apakah Lia mati Karna di bunuh?, Ah semua nya masih abu-abu. Dan pasti akan terjawab seiring berjalannya waktu" gumam Alfi.

***

Pagi hari di sekolah.

"Al tumben kamu datang lebih awal?" Suara Lia mengagetkan Alfi.

"Astagfirullah" Alfi kembali kaget dengan kehadiran Lia secara tiba-tiba.

"Bisa tidak kamu datang jangan dadakan seperti itu. Bisa-bisa aku mati karna jantungan" Protes Alfi.

"Apa sebenarnya yang terjadi? Kenapa kamu menampakkan diri kepada ku? Apa yang kamu inginkan? " Kali ini Alfi bertanya antusias, Alfi sudah berjanji akan membantu Lia sebisa mungkin.

(Flashback)

"Triiing" ponsel Lia berbunyi.

"Hallo, iya ada apa Fii?" Tanya Lia lemas.

"Aku ada di depan, buka kan pintu" ucap Fii di sebrang telvon.

Dengan langkah yang masih tertatih, Lia membukakan pintu. Dan benar saja Fii sudah ada di depan pintu, bersama 5 orang teman laki-laki nya dan 2 orang teman perempuan nya.

"Silahkan masuk" ujar Lia.

Fii dan teman-teman nya masuk ke dalam rumah Lia. Mereka duduk di ruang tamu.

"Mau minum apa?" Tanya Lia basa basi.

"Nggak usah repot-repot kak. Ini kami bawa minuman dari luar. Salah satu perempuan itu mengeluarkan beberapa botol minuman.

Lia tidak mengenal teman-teman yang dibawa oleh Fii. Kemungkinan mereka adalah teman-teman Fii yang selalu ada di basecamp.

"Kunci pintu nya!" perintah Fii kepada Lia.

Lia menuruti perintah sang kekasih. Setelah menutup pintu, Fii dengan sigap menahan tubuh Lia sehingga tersandar di dinding.

"Kamu ngapain Fii?" Tanya Lia.

"Aku lagi pengen" ujar Fii sambil memegang  tubuh Lia dengan sangat erat.

"Fii nggak enak di lihat teman-teman kamu" tolak Lia halus.

"Kalau begitu, ayo ke kamar" ajak Fii sambil menarik tangan Lia.

"Aww, pelan-pelan Fii. Kaki ku masih sakit" keluh Lia yang di paksa berjalan oleh Fii.

Dengan sigap Fii memapah Lia ke dalam kamar nya. Fii dan Lia melakukan itu untuk yang kesekian kalinya. Setelah merasa p*as Fii bangkit dan keluar dari kamar tanpa merasa bersalah.

Tak lama berselang dua orang lainnya masuk. Mereka bergantian melakukan itu dengan Lia. Sampai Lia tak berdaya. Sehingga Lia menangis sesenggukan. Fii hanya menatap Lia dengan santai, bahkan Fii sempat memvidiokan aksi teman-teman nya.

Setelah 4 orang  laki-laki yang di bawa fii p*as. Kini 2 orang perempuan teman Fii itu dengan sengaja menarik perhatian Fii di depan Lia. Entah apa maksud mereka melakukan semua itu. Dengan telaten mereka melakukan hal itu di depan mata Lia sendiri. 2 lawan 1 sungguh membuat Fii meneteskan keringat yang sangat membanjirkan.

Air mata Lia menetes dengan sangat deras. Bisa-bisa nya sang kekasih menjadikan dirinya pemu*s na*su dan berkhianat di depan matanya sendiri.

"Keluar kalian!" pinta Lia lemas.

Fii yang sudah terpuaskan masih mengatur nafasnya yang masih ngos-ngosan.

"Ayo pulang!" pinta Fii kepada 2 perempuan yang sudah memuaskan nya.

Mereka lalu pergi meninggalkan Lia sendiri. Dengan sekuat tenaga Lia bangun dari pembaringan nya. Setelah bangkit Lia dengan terpaksa berjalan keluar untuk mengunci pintu, agar mereka tidak dapat lagi masuk untuk merudapaksa Lia.

Dengan meringis Lia membersihkan kembali ruang tamu dan kamarnya. Agar ketika sang ibu kembali semuanya sudah kembali rapi.

Setelah selesai membersihkan seluruh ruangan yang kotor, Lia kembali masuk ke dalam kamarnya dan segera mandi membersihkan diri. Lia menangis dibawah guyuran shower yang mengalir dengan deras.

"Aku jijik dengan badan ini. Sangat jijik" Lia menangis sambil menggosok seluruh tubuhnya dengan kasar. Setelah di rasa cukup baru lah Lia menuju tempat tidur.

Karna sudah lelah menangis, Lia akhirnya tertidur dengan keadaan yang sangat hancur. Tak ada lagi semangat hidup yang tersisa. Dan sebelum benar-benar tertidur Lia kembali mengeluarkan kartu dari ponselnya. Agar Fii tidak bisa lagi menghubungi dirinya.

Lia ingin pergi menjauh dari Fii. Bahkan kalau bisa Lia akan pergi sejauh mungkin.

Terpopuler

Comments

Jimmy Avolution

Jimmy Avolution

terus

2023-10-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!