Mulai Terjebak Ep.2

Disisi lain, Clarisa yang sudah merasa jauh dari Jackson langsung berhenti dan memegangi dadanya

"Ada apa ini? kenapa jantungku seperti baru selesai lari maraton, sepertinya aku harus ke Dokter besok" kata Clarisa dan memilih mengabaikan perasaannya yang berkecamuk kemudian pergi ke parkiran untuk mengambil mobilnya.

Di perjalanan pulang, Clarisa tak henti-hentinya mengutuk dirinya sendiri karena sedari tadi terus memikirkan Jackson. Apa aku jatuh cinta? Tapi ini sangat mustahil, aku tidak pernah jatuh cinta sebelumnya pada laki-laki. Tapi kata orang-orang dan novel yang pernah aku baca. Ketika jatuh cinta, kita akan bereaksi seperti ini pada orang yang kita cintai. Tapi tidak mungkin aku bisa jatuh cinta secepat ini. dan kenapa aku merasa tidak asing ketika melihat wajahnya. Ahh sudahlah. Aku tidak boleh memikirkan laki-laki itu. Dia kan playboy. Jadi wajar dia mencoba mendekatiku. Jangan baper tolong. Batin Clarisa.

Ini adalah kali pertama Clarisa berinteraksi dengan laki-laki selain keluarganya atau pun pengawal ayahnya. Sejak kecil dia selalu diikuti pengawal, untuk itulah tidak ada satupun laki-laki yang berani mendekatinya. Hingga suatu malam, sekitar 2 tahun yang lalu, saat Clarisa akan mendaftar ke Kampus X. Dia memberanikan diri menemui ayahnya.

#FLASHBACK

-Ruang Kerja-

Tok tok

"Masuk" kata Arya dari dalam. Clarisa pun masuk ke ruangan kerja ayahnya yang serba putih dengan balutan motif hitam di beberapa sisinya.

"Ada apa nak?" tanya Arya.

"Hmmm, ja-jadi gini Pa" kata Clarisa gugup.

"Duduklah dulu" kata Arya.

Clarisa pun duduk, namun entah kenapa rasanya lidahnya kelu untuk mengatakan maksudnya.

"Aku pasti bisa, semangat Clarisa" gumam Clarisa dalam hati.

"Kamu mau ngomong apa nak?" Tanya Arya yang sudah tidak sabar. Marena ini pertama kalinya anaknya menemuinya seperti ini.

"Ja-jadi gini Pa, a-pa boleh Clarisa tidak menggunakan pengawal lagi. Clarisa ingin hidup normal Pa seperti temen-temen Clarisa kebanyakan" kata Clarisa namun tidak berani menatap papanya.

Arya menghembuskan nafas berat.

"Kamu anak satu-satunya papa Clarisa. Papa tidak mau kamu kenapa-kenapa. Kamu satu-satunya penerus papa. Papa sangat menyayangimu. Jadi dengan berat hati. Papa tidak bisa memenuhi keinginan kamu" kata Arya.

Clarisa mencoba menahan rasa sedihnya dan hanya bisa meremas rok yang dia pakai.

"Tapi Pa, karena pengawal-pengawal itu, tidak ada satu orang pun yang mau berteman dengan Clarisa" kata Clarisa, hingga bulir bening mulai membasahi pipinya.

Arya sangat tidak suka ketika melihat anak semata wayangnya menangis, dia pun menghembuskan nafas beratnya lagi.

"Baiklah, begini saja. Tetap ada pengawal. Tapi kamu harus diantar jemput mereka. Jika kamu tidak mau. Ya sudah, papa tidak akan menuruti permintaanmu. Karena diluar sana terlalu bahaya untuk penerus papa" kata Arya.

"Hmmm, Baiklah pak, Clarisa setuju, makasi ya pa. Clarisa sayang banget sama papa." kata Clarisa dan langsung memeluk papanya. Arya yang sudah sejak lama tidak diperlakukan seperti itu oleh anaknya, langsung mengembangkan senyumnya dan membalas pelukan Clarisa.

"Sama-sama nak, Papa juga sangat menyayangimu" Kata Arya sambil mengusap sebening kristal yang keluar dari pelupuk matanya.

***

Tutt tutt

Suara HP memberhentikan Clarisa dari kesibukannya saat ini. Dia pun menutup buku yang ada di tangannya dan langsung menggeser tombol hijau di HP nya.

"Hallo" Kata Clarisa.

"Hai Cantik" Sapa seseorang di seberang telepon.

Dahi Clarisa langsung berkerut, memikirkan sebuah nama yang mulai tidak asing di telinganya.

"Jackson?" Tanya Clarisa.

"Wahh, ternyata kamu sudah mulai mengingatku, haha" Kata Jackson.

"Ada apa?" Tanya Clarisa.

"Tidak ada, aku hanya merindukanmu" Kata Jackson

Tanpa pikir panjang, Clarisapun menutup panggilan itu dan langsung memegang dadanya.

"Apa-apa an dia, jantungku mulai berulah lagi kan. Aku harus benar-benar menjauhinya, apa aku blokir saja nomornya? hmmm, Tapi, dia juga kan teman kelasku. Siapa tau ada hal penting nanti. Ya sudah lah, aku hanya perlu mengabaikannya" kata Clarisa dan langsung menyimpan HP nya yang sebelumnya diubah ke mode pesawat agar Jackson tak bisa menelponnya lagi.

Clarisa pun bergegas menuju ke kantin karena dia merasa lapar saat itu. Dia memesan mie ayam dan es jeruk kemudian mengambil bangku di paling pojok. saat sedang asik makan, tiba-tiba suara pecahan piring menarik perhatiannya.

"Kamu punya mata tidak? kamu tahu berapa harga baju yg aku gunakan sekarang? gaji orang tuamu selama setahunpun tidak akan mampu membeli ini, dasar anak kampung" Kata Rosa sambil mendorong Sindi yang merupakan anak culun dan anti sosial angkatan 2017, satu angkatan di bawah Clarisa dan Rosa. Sifatnya 11:12 hampir mirip dengan Clarisa.

"Maaf Kak Rosa, tapi tadi kakak yang tiba-tiba datang dan menabrakku" kata Sindi tertunduk dengan tangan bergetar.

"Apa kamu bilang, kamu menyalahkanku? Yang perlu kamu tahu disini aku tidak pernah salah. Kamu meminta maaf pun tidak bisa mengembalikan semuanya seperti semua, dan perlu kamu tahu maaf tidak akan bisa membuat bajuku kembali seperti semula. Aku tidak mau tahu, Kamu harus ganti." Kata Rosa yang langsung membuat Sindi pucat seketika.

"Maaf Kak, tapi aku tidakk punya uang sebanyak itu untuk mengganti baju kakak, Itu juga bukan salah aku sepenuhnya" Kata Sindi yang kemudian membuat Rosa semakin murka.

"Uppsss aku hampir lupa. Petempuan kere kayak kamu tidak akan mungkin bisa membeli baju seperti ini. Hmmm, mumpung aku sedang baik. Sebagai gantinya, aku mau kamu bersujud di kakiku sekarang juga. Baru aku akan memafkanmu" kata Rosa.

"Cukup Ros" Timpal Clarisa yang mulai geram dengan sikap angkuh Rosa.

"Jangan ikut campur anak mami. Ini urusanku dengan dia. Kamu diam saja" kata Rosa.

"Aku sudah sangat bosan melihat kelakuanmu seperti ini Ros. Sampai kapan kamu seperti ini?" Kata Clarisa

"Diam, aku tidak membutuhkan ceramah darimu" Kata Rosa

"Atau mungkin kamu mau aku adukan pada mamamu?" Kata Clarisa.

Rosa sangat takut mengenai hal-hal yang berhubungan dengan mamanya. Jadi tanpa pikir panjang dia pun langsung pergi sambil menghentakkan kakinya karena kesal.

"Urusan kita belum selesai" kata Rosa sambil menunjuk Sindi.

"Awas kamu" kata Rosa tanpa mengeluarkan suaranya sambil menatap sinis Clarisa.

"Terima kasih kak" Kata Sindi pada Clarisa.

"Sama-sama, kamu tidak apa-apa?" Tanya Clarisa yang kemudian dibalas anggukan oleh Sindi.

Sedari tadi ada sepasang mata yang terus menatap adegan tersebut. Dia terlihat begitu kagum pada Clarisa. Dia selalu berpikir bahwa Clarisa adalah gadis pendiam dan lugu. Tapi ternyata dia juga perempuan baik dan pemberani. Sang pemilik mata tersebut tersenyum dan berlalu pergi ketika keributan berhenti.

Tidak ada yang berani melawan Rosa. Karena dia merupakan anak salah satu Dekan di kampus itu. Namun Clarisa yang merupakan anak pemilik saham terbesar di kampus itu, tidak pernah mau ikut campur dengan urusan Rosa dan memilih diam dan tidk ingin sok berkuasa seperti Rosa. Untuk itulah Rosa menjadi kelewatan batas seperti itu. Clarisa bisa saja mengadu pada papanya akan kejadian di kampusnya. Tapi dia tidak ingin melakukan hal seperti itu. Dia memilih acuh dan karena tujuannya kuliah hanya ingin lulus dan kemudian nanti akan melanjutkan perusahaan papanya.

Terpopuler

Comments

Supriadi

Supriadi

lanjut

2024-05-09

0

Novianti Ratnasari

Novianti Ratnasari

keren clasrisa

2020-11-12

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!