Acara pernikahan sederhana yang diadakan Darmawan dan Setiawan untuk putra-putrinya pun sudah selesai dengan lancar.
Karina: "Teh selamat ya! Karin senang teteh sudah syah menikah dengan seorang laki-laki yang soleh seperti Mas Rio sebelum Karin menikah dengan Mas Fahri." Ucap adiknya tulus. Ya memang Karina lima bulan lagi rencananya akan menikah, makanya Setiawan segera menjodohkan dan menikahkan putri sulungnya itu dengan Mario putra sahabatnya ketika dia mendengar curhatan hati sahabatnya yang khawatir pada Mario karena harus kehilangan istri dan mengurus anaknya yang baru lahir sendirian.
Rio dan Kirana akan bermalam selama semalam di hotel yang telah disediakan oleh Pak Darmawan sebelum kembali ke rumah yang sudah Rio beli untuk mereka berdua tempati besok.
Sedangkan Tia sudah mengisi rumah tersebut terlebih dahulu bersama Bi Inem asisten rumah tangga keluarga Darmawan yang sudah membantu almarhum mama Rio mengurus rumah tangganya sejak awal pernikahannya dengan Pak Darmawan dan juga menggantikan almarhum Alesha merawat Tia semenjak lahir, dia sudah menjadi kepercayaan keluarga Darmawan.
Selama Rio dan Kirana menginap semalam di hotel, Bi Inem ditemani oleh Marina adik Rio satu-satunya dan suaminya Gibran.
Gibran dan Marina menikah enam bulan yang lalu dan sekarang Marina sedang mengandung anak Gibran, usia kandungannya baru jalan dua bulan.
Rio: "Kamu gak mau ganti baju Ran?"
Kirana yang sedang tenggelam dalam pikirannya sendiri tersadar dan menatap suaminya.
Kirana: "Ehh.. Iya maaf, mas gak mau duluan?" Tanya Kirana yang melihat bahwa suaminya juga belum mengganti pakaian.
Rio tersenyum menghampiri Kirana lalu duduk di samping istrinya sambil menggenggam tangan wanita itu, dia tahu Kirana sedang memikirkan sesuatu.
Rio: "Kamu dulu aja sayang, kalau kamu udah selesai nanti baru aku."
Kirana tersenyum.Dalam hati dia mengucap syukur kepada Allah karena telah memberikan dia suami seperti Mas Rio yang sangat baik dan pengertian, walau dia tahu Mas Rio juga pasti belum mencintainya sama seperti dia belum mencintai Mas Rio.
Kirana: "Sebelum aku ganti pakaian, boleh aku bertanya sesuatu pada mas?"
Rio mengangguk.
Kirana: "Mas Rio tahu kan status Kirana sebelum nikah sama Mas Rio?"
Rio: "Tentu saja mas tahu, kalau gak tahu mana mungkin kita bisa nikah? Kenapa gitu sayang?"
Kirana: "Mas gak masalah dengan itu? Jujur aku masih mencintainya, tapi aku janji InsyaAllah aku akan berusaha untuk menjadi istri yang soleh untukmu dan ibu yang baik bagi Tia dan anak-anak kita kelak."
Ya Kirana memang sudah bertemu dan melihat anak Rio dan Alesha (almarhum istri Rio) yang bernama Quenara Artia Darmawan satu minggu sebelum pernikahan dilaksanakan, Kirana yang melihat bayi mungil berusia kurang lebih enam bulan itupun langsung jatuh hati pada Tia. Maka dari itu selama seminggu sebelum pernikahannya dengan Rio dia habiskan untuk membantu Bi Inem merawat Tia. Rio yang mengetahui hal itu makin kagum dengan sosok Kirana, dia memang belum bisa mencintai wanita itu tapi dia yakin bahwa dia akan bisa mencintai wanita itu, lagipula perasaan sayang kepada wanita itu memang sudah tumbuh sejak mengenalnya.
Rio menatap Kirana tersenyum dan mengecup lembut kening istrinya itu.
Rio: "Aku tidak masalah sayang. Kamu wanita yang soleh, aku yakin kamu akan bisa membimbing aku, anakku dan anak-anak kita kelak. Memang aku belum mencintaimu, begitu pula sebaliknya. Tapi maukah kamu belajar untuk mencintaiku? Sama seperti aku akan belajar untuk mencintaimu."
Kirana meneteskan air mata terharu, dia sangat bersyukur atas kehadiran Rio dan Tia di kehidupannya. Mungkin memang sudah saatnya aku untuk melupakan Mas Syahdan, batin Kirana.
Kirana: "Aku akan belajar mas, ajari aku!" Jawab Kirana sambil memeluk suaminya yang tersenyum menatapnya.
Rio: "Ya udah sekarang kamu cepat ganti pakaian, aku pengen ganti pakaian nih! Setelah itu kita shalat ya sekalian shalat ra'kaat."
Deg.. Shalat ra'kaat? Apakah dia ingin meminta haknya hari ini? Tanya Kirana dalam hati.
Rio: "Kamu siap kan sayang kalau aku mau minta hak aku malam ini? Malam pertama kita?" Tanyanya ketika dia melihat istrinya terkejut dan tahu apa yang ada dipikiran istrinya itu. Sebenarnya dia hanya ingin menggoda istrinya saja.
Kirana: "Sakit gak mas?" Tanyanya polos, sambil malu-malu menatap suaminya.
Rio yang mendengar pertanyaan istrinya itu menatap istrinya kaget. Sakit? Apakah dia belum pernah melakukannya dengan mantan suaminya dulu? Tanyanya dalam hati.
Kirana: "Katanya mas udah tahu! Aku belum pernah melakukannya mas, Mas Syahdan menjatuhkan talak kepadaku dua jam setelah ijab qobul dan sebelum resepsi diadakan. Setelah itu dia kabur entah kemana!" Jelas Kirana ketika melihat suaminya itu terkejut.
Astaqfirulloh, batin Rio. Betapa kejamnya laki-laki bernama Syahdan itu!
Rio: "Ya aku hanya tahu bahwa kamu sudah pernah menikah dan diceraikan oleh suamimu yang kabur setelah menikahimu. Berarti kamu adalah wanita yang ditinggalkan mempelai prianya ketika menikah itu?" Kata Rio tak enak karena secara tidak langsung dia mengingatkan Kirana pada masa lalunya yang belum lalu-lalu banget sih, tapi kelamnya kebangetan.
Kirana: "Astaqfirulloh al'adzim... Mas! Masa mas ngatain aku wanita yang ditinggal mempelai prianya ketika menikah, kaya gitu sih?" Rajuk Kirana Kesal.
Rio tertawa. Dia senang melihat wajah Kirana yang lucu saat merajuk dan yang terutama dia bahagia karena dia akan menjadi pemilik satu-satunya istrinya itu secara utuh.
Rio: "Maaf, itu kata ayah! Waktu itu ayah pulang dari kondangan anak temannya dan bercerita bahwa pengantin wanitanya ditinggalkan suaminya." Kata Rio terkekeh. "Aku gak nyangka itu kamu, soalnya kan kata ayah wanita itu ditinggal mempelai prianya. Sedangkan beliau hanya ngomong kalau kamu sempat menikah."
Kirana: "Ya setelah ijab qobul, laki-laki itu menalakku dan meninggalkan aku tanpa melaksanakan resepsi yang sudah disiapkan." Cerita Kirana sedih, matanya mulai berkaca-kaca.
Rio yang mendengar itu menangkupkan wajah Kirana dengan kedua tangannya dan menatap mata Kirana lekat-lekat.
Rio: "Jangan bersedih sayang, lupakanlah semua itu! Sekarang kamu milikku dan aku milikmu, aku tidak suka kamu bersedih untuk pria lain dan aku janji aku akan memberikan kebahagiaan untukmu dan anak-anak kita dengan seluruh hidupku. Kamu percaya kan sama aku?"
Kirana mengangguk sambil menangis terharu mendengar ucapan laki-laki yang baru menjadi suaminya itu, dia memeluk Rio dan membenamkan wajahnya di dada laki-laki yang adalah suaminya itu.
Kirana: "Makasih mas! Kiran percaya sama mas. Kiran sayang Mas Rio."
Rio tersenyum.
Rio: "Aku juga sayang sama kamu Kiran!" Jawabnya sambil memeluk istrinya itu erat.
Kirana: "Mas apa gak sebaiknya kita pulang saja?" Tanya Kirana sambil melepaskan pelukan suaminya itu.
Rio: "Kenapa?" Tanyanya kecewa.
Kirana: "Aku kepikiran Tia." Jawab Kirana jujur.
Rio tersenyum. Dia menyesal karena sempat berpikiran yang tidak-tidak pada istrinya, tapi ternyata istrinya malah mengkhawatirkan anaknya.
Rio: "Ada Marina yang akan menginap semalam untuk menemani Bi Inem. Gak usah khawatir, lekas ganti pakaian! Lalu kita nikmati malam ini."
Kirana mengangguk dengan wajah yang memerah karena malu, sebagai wanita dewasa dia tahu arti kata "nikmati" yang di maksud oleh Rio itu apa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
🌻Ruby Kejora
ocha ruby sudah hadir ya buat like...like balik karyaku
2021-01-16
0