"Tuan, jangan pecat saya."Ucap Quinsha lagi dengan khawatir.
"Keluar dari ruangan ku." Nada datar meminta wanita itu pergi dari ruangan nya.
"Tidak mau." Quinsha Tidak mau beranjak dari posisi nya saat ini, karena jika ia pergi artinya ia kehilangan pekerjaan nya.
Untuk pertama kali nya ada Seseorang wanita miskin yang begitu berani menolak perkataan Aidan, Bahkan Sofia sendiri tidak berani untuk tidak mendengar apa yang di pinta kekasihnya.
Aidan kembali mengangkat pandangan nya menatap Quinsha, Namun ada sesuatu yang membuat ia menurun kan pandangan laki laki itu. Membuat Quinsha Pun ikut merasa heran.
"Dasar ya kamu, sudah salah tapi masih beraji melawan."Sofia merasa kesal pada keras kepala Quinsha yang begitu berani.
"Nona, Tapi air itu tumpah karena anda menyenggol saya dari belakang, itu bukan murni kesalahan saya juga."Quinsha mencoba menolong diri nya, meski entah itu berhasil atau tidak, toh kalau ia tidak membela diri nya, ia akan di pecat juga.
"Kau--."
"Hentikan!!, duduk lah Sofia, dan kau gadis miskin, keluar sekarang dari ruangan ku." Ucapan tegas dan tatapan tajam itu membuat Sofia pun tidak berani berkata lagi dan memilih untuk duduk di kursi membersihkan tas nya sembari mengumpat di dalam hati nya.
Quinsha yang takut untuk melanjutkan saat melihat kemarahan Aidan pun tak lagi berani berkata kata, ia melihat ke arah Ken. Ken menghampiri Quinsha.
"Nona, sebaiknya anda keluar dulu."Ucap Ken dengan datar.
Quinsha pun mengiyakan, lalu berjalan keluar dari ruangan itu. Ken lalu meminta Amel untuk membersihkan ruangan Aidan yang tertumpah air.
"Amel, Bersihkan ruangan Tuan Aidan tertumpah minuman."Ucap Ken. Melihat Ken berada di belakang sahabat nya yang terlihat tidak bersemangat membuat Amel bertanya tanya apa yang telah terjadi.
"Ada apa?." Tanya Amel pelan. Quinsha mengelengkan kepala nya.
Tidak bisa menunggu Quinsha menjawab nya, Amel pun ke ruangan Aidan lebih dulu untuk melakukan perintah Ken. Saat masuk tampak ada tumpahan Minuman di atas meja dan terdengar Sofia merengek manja pada Aidan.
Sembari membersihkan ruangan Itu, Amel mendengar pembicaraan mereka.
"Sayang, Aku tidak mau tahu, kamu harus memecat nya. Lihat, tas yang kamu belikan di ulang tahun ku jadi kotor."Ucap Sofia manja. Aidan tidak menjawab dan hanya diam sembari melihat berkas yang ada di atas meja.
"Sayang."
"Apa kamu bisa diam Sofia?, lagian itu hanya tas dan kamu bisa membeli nya lagi."Ucap Aidan datar.
"Lagian untuk apa kamu datang kesini?." Ucap nya lagi.
Sofia cemberut. Tentu ia kesal tentang permintaan nya memecat Quinsha tidak di iyakan.
"Aku ingin mengajak kamu makan siang."Balas Sofia.
Aidan menghela nafas. "Ken."
"Iya Tuan."
"Siapkan makan siang untuk kami."
"Tidak perlu--."
"aku ingin mengajak mu makan di luar sayang, bukan makan di kantor."Balas nya.
Ken menatap Aidan, Aidan pun mengangguk kecil tanda mengiyakan.
"Ya sudah, ayo kita pergi."Ucap Aidan dan lekas beranjak berdiri dari duduk nya.
Amel yang sudah selesai membersihkan meja yang kotor pun lekas ke belakang menemui Quinsha yang tampak menangis, Meski tidak mengeluarkan suara, namun Amel tahu Quinsha menangis, melihat mata nya yang sembab.
"Kamu menangis?, ada apa Sha?."
"Aku di pecat Mel, padahal itu bukan kesalahan ku."Ucap Quinsha.
Amel tersenyum dan menjitak kepala Quinsha.
Plak
"Ou, sakit Mel."
"Siapa yang bilang kamu di pecat, sekertaris Ken saja baru berpesan pada ku, kata nya suruh Kamu kerja lebih hati hati lagi lain kali."Ucap Amel.
"Benarkah?." Quinsha bingung, karena ia merasa tadi sudah di pecat oleh Aidan.
"Tapi Tuan Aidan sendiri yang bilang--."
"Tadi aku dengar pacar Tuan Aidan meminta untuk memecat mu, tapi Tuan Aidan tidak menggubris nya, mungkin Tuan Aidan tahu itu bukan kesalahan mu Sha." Tutur Amel.
Quinsha pun tersenyum kembali, entah apa yang terjadi, tapi yang terpenting ia merasa senang karena ia masih bisa bekerja di perusahaan ini.
Walau hanya sebagai Office Girl, tapi Sangat beruntung bagi orang yang bisa bekerja di perusahaan ini, karena selain gajinya besar, pekerjaan nya juga tidak berat.
•••
Di dalam mobil.
Sofia mengandeng tangan Aidan di dalam mobil. Laki laki itu tampak memainkan ponsel tanpa menghiraukan wanita di samping nya.
"Sayang, Jangan lupa ya, nanti malam ada acara makan malam dengan keluarga kita, kamu ga lupa kan?." Ucap Sofia.
Aidan yang tadi terfokus pada hp pun baru teringat kalau ibu nya mengatakan akan ada pertemuan keluarga dengan keluarga Sofia, Aidan pun sudah lupa kalau tidak Sofia mengingatkan nya sekarang mungkin malam ini dia tidak akan pulang.
"Sebenarnya aku tidak mood sekarang sayang, karena tas ku jadi kotor."Ucap Sofia kembali membahas tentang tas nya, ia masih berharap Aidan memecat Quinsha yang menurutnya sangat menyebalkan karena berani menentang Aidan tadi.
Namun Aidan sama sekali tidak menggubris nya. Aidan menatap Ken yang melihat nya dari balik kaca spion, lirikan Tuan mudah nya seolah di mengerti Ken.
Ken lalu menghentikan mobil nya saat sampai di sebuah toko tas. Sofia terkejut saat Aidan membawa nya kesini.
"Ayo turun, pilihlah tas yang kamu inginkan sebagai ganti nya." Ucap Aidan.
"Benarkah?."
"Tapi kamu temani aku kan?." Aidan pun membalas mengiyakan.
Hati wanita mana yang tidak senang mendapatkan hal itu, Rasa marah dan ingin Aidan memecat Quinsha hilang seketika, meski Sofia heran kenapa Aidan seperti nya melindungi Quinsha. namun ia mencoba menepisnya, menganggap itu hanya sebuah perasaan saja.
Aidan berjalan di belakang Sofia yang memilih tas, Namun pikiran laki laki itu tiba tiba mengingat bola mata Quinsha yang mengingatkan nya pada seseorang.
"Kenapa begitu mirip." batin nya.
"Sayang."
"Sayang."
Panggil Sofia kedua kali, ia melihat sang kekasih melamun seperti memikirkan sesuatu. Ini pertama kali nya Sofia melihat Aidan melamun, karena biasa nya Aidan selalu fokus. Aidan lalu menoleh saat Sofia memanggil nya entah yang keberapa kali.
"Kamu mikirin apa sayang?, kamu capek ya?."
"Sudah kamu pilih?." tanya Aidan tanpa menjawab pertanyaan Sofia. Sofia tersenyum dan mengiyakan, ia pun menunjukan pada Aidan tas mana yang ingin ia beli.
"Bungkus ini."Ucap Aidan pada pelayan yang melayani Sofia.
Di sepanjang perjalanan kembali ke kantor, pikiran Aidan terus terbayangkan Mata Quinsha yang mengingatkan nya pada masa lalu nya. Ken pun merasa Sang atasan mendadak aneh setelah inside di ruangan nya itu, Melihat Aidan lebih banyak melamun melihat ke arah luar jendela mobil. "Ada apa dengan Tuan Aidan." Pikir Ken.
Bekerja cukup lama dengan Aidan, ia sendiri tidak dapat menebak apa yang dipikirkan oleh atasan nya saat ini, karena sangat jarang melihat Aidan melamun seperti ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Teh Yen
knp sih dengan mata nya quinsha apa itu mengingatkanmu dengan seseorang yg pernah ada d hidupmu Aidan ??
2023-09-28
0
MandaNya Boy Arbeto❤️
bisa jd mmng seseorang yg dipikiran mu itu aiden🤔
2023-09-24
0
MandaNya Boy Arbeto❤️
bisa jd mmng seseorang yg dipikiran mu itu aiden
2023-09-24
0