Quinsha pun masuk ke dalam ruangan Jesen, dimana laki laki itu seperti sudah menunggu nya, bagaiman tidak berfikir seperti itu, dengan kedua tangan ia lipat, ia tersenyum menatap ke arah Quinsha.
"Pagi Tuan." Sapa Quinsha dengan sopan. Walau sebenarnya ia enggan menyapa laki laki itu.
"Pagi juga cantik."
"Tuan, Anda biasa datang tidak sepagi ini, jadi saya belum membersihkan ruangan anda, Tuan ingin disini, karena debu pasti membuat anda tidak nyaman."Ucap Quinsha.
Jesen menyunggingkan senyuman nya. "Aku seperti nya akan datang lebih pagi sekarang, agar bisa bertemu dengan wanita cantik seperti mu."Balas Jesen.
Ucapan Jesen memang sudah pasti membuat hati wanita mana saja meleleh, laki laki ini sungguh handal dalam berbahasa. Pikir Quinsha.
Quinsha tidak menghiraukan rayuan Jesen. Namun Aidan yang lewat di depan ruangan Jesen tanpa sengaja mendengar Perkataan Jesen mengelengkan kepala nya.
"Entah apa yang membuat anak itu begitu menyukai wanita miskin itu."Ucap Aidan masih heran pada sepupu nya yang mendadak selera nya begitu rumahan.
"Mungkin karena Nona Quin cantik Tuan, walau tanpa makeup wajah nya terlihat cantik natural."Sahut Ken. Tidak seperti Aidan, Ken mengakui kalau Quinsha memiliki paras yang cantik, hanya kalau Sang atasan tidak alergi dengan wanita miskin, mungkin Atasan nya pun akan menyukai sosok Quinsha.
Aidan berjalan terus ke ruangan nya.
"Quinsha, apa kamu sudah punya pacar?." Tanya Jesen.
"Tidak ada." Wanita itu terus menfokuskan diri nya membersihkan ruangan itu agar ia segera keluar dari ruangan ini. Entah kenapa ia merasa agak risih ketika Jesen mencoba merayunya.
"Apa kamu mau ku ajak jalan?." Tanya Jesen lagi. Tangan Quinsha terhenti sejenak dalam melakukan aktivitas nya, ia bingung harus menjawab apa ajakan Jesen.
Namun belum sempat menjawab, Sekertaris Ken datang menghampiri Jesen.
"Ada apa?." Tanya Jesen kala melihat kedatangan Ken ke ruangan nya.
"Tuan Aidan memanggil anda ke ruangan." Ucap Ken, mata nya lalu melihat Quinsha ya g tengah bersih bersih.
"Ada apa dengan nya, kenapa tidak pakai telefon saja memanggil ku."Ucap Jesen heran. Karena biasanya Aidan akan meminta nya datang dengan menelepon ke telefon kantor.
"Aku pun tidak tahu alasan nya." Batin Ken. Karena ia merasa sang atasan memberikan pekerjaan lebih dengan meminta ke ruangan Jesen padahal bisa menghubungi sepupu nya itu dengan telefon kantor.
"Quinsha, Aku tinggal dulu."Ucap Jesen berlalu pergi.
Melihat Jesen pergi Quinsha menghela nafas lega. "Yah, pergi saja sana, dari pada kamu menganggu pekerjaan ku, aku jadi tidak tenang gara gara dia." celoteh Quinsha.
Grek
Quinsha seperti nya melupakan sesuatu, Ia lalu menoleh ke belakang dan melihat Sekertaris Ken masih berdiri di belakang nya. Posisi nya tepat di belakang Quinsha membuat wanita itu lipa kalau ada Ken saat itu.
Quinsha mengerutkan kening nya karena mulut nya sudah menjelekan Tuan Jesen. bagaimana kalau Sekertaris Ken memberitahu Tuan Jesen. Maka Quinsha tidak bisa membayangkan apa yang akan di lakukan laki laki itu pada nya.
"Tuan."
"Lanjutkan saja pekerjaan anda Nona."
Sekertaris Ken lalu berjalan pergi setelah mengatakan hal itu, Quinsha menghela nafas berat, menampar pelan bibir nya karena sudah lancang berkata sebelum melihat sekitaran.
"Semoga saja dia tidak melaporkan ku." Batin wanita itu.
•••
Rasa lelah di tubuh Quinsha terasa sampai ke tulang tulang nya, ia rasa ingin sekali berbaring saat itu, namun tentu saja itu tidak mungkin, masih banyak pekerjaan yang harus ia lakukan.
"Shasha. Seorang staf wanita datang menghampiri wanita yang sedang mengistirahatkan tubuh nya.
"Iya."
"Dimana Amel?."
"Dia sedang beli makan." Balas nya.
"Tuan Aidan minta di buatkan es jeruk untuk tamu nya. Kamu buatkan cepat ya, lalu antar ke ruangan nya." Kata staf itu. Dengan segera Quinsha pun mengiyakan apa yang menjadi pekerjaan nya.
Quinsha pun membuatkan jus jeruk pesanan Tuan Aidan, Entah mengapa Setiap kali Quinsha mengingat wajah laki laki itu, Perasaan Quinsha rasa nya kesal dan emosi, mengingat bagaimana Aidan memandang rendah dirinya. tanpa sadar membuat ia menganduk air dalam gelas itu terlalu kuat.
"Hei, kenapa mana minuman nya."Ucap staf itu kembali, Staf itu kembali untuk memastikan Quinsha mengerjakan apa yang ia pinta dengan benar. karena tidak ada satu orang pun yang mau melakukan kesalahan di hadapan Tuan Aidan.
"Sudah."Jawab Quinsha yang sedikit terkejut.
"Cepat antar ke ruangan Tuan Aidan." Tintah nya.
Dengan segera Quinsha pun mengangguk dan berjalan ke ruangan Tuan Aidan , sebelum masuk ia bahkan menghelakan nafas berat agar tidak gugup, seperti sedang akan masuk ke ruang ujian, begitu lah perasaan Quinsha saat ia akan masuk ke ruangan Aidan.
Tampak Aidan sedang duduk dan di samping nya ada seorang wanita cantik yang tentu sudah bisa di tebak itu adalah kekasih laki laki itu.
"Tuan ini minuman nya."Ucap Quinsha. tangan Aidan mengarahkan Quinsha untuk meletakan di atas meja. Wanita itu pun dengan hati hati meletakan minuman.
"Sayang, aku ingin menunjukan sesuatu pada mu."Ucap Sofia, tanpa sengaja Sofia menyenggol Quinsha dan membuat wanita itu menuangkan air di atas meja hingga membasahi tas Sofia yang memang sengaja ia letakan di atas meja.
"Astaga, Apa yang kamu lakukan." Teriak Sofia yang menggema di ruangan Aidan, bagaimana tidak tas baru saja ia beli dan harga nya cukup mahal tertumpah minuman yang di bawa oleh Quinsha. Tentu hal itu menarik perhatian Aidan dan juga Ken.
"Ma-maaf Nona." Quinsha merasa ia tidak salah, karena memang Sofia yang menyenggol nya, namun sial nya bibir ini begitu mudah saja keluar perkataan meminta maaf.
"Kamu bisa kerja gak sih?. Sayang, lihat apa yang dia lakukan." Lirih manja Sofia pada Aidan.
"Kalau kamu tidak ada niat untuk bekerja, lebih baik berhenti bekerja dari sekarang."Ucap Aidan. Quinsha terkejut karena mungkin ia akan di pecat.
"Tuan, Aku tidak sengaja melakukan nya, jangan pecat aku Tuan, Nona Ini yang menabrak ku dari belakang."Ucap Quinsha mencoba membela diri nya.
Untuk pertama kali nya ia mengangkat wajah nya dan pertama kali nya Aidan melihat wajah wanita itu dengan jelas, Melihat kedua Mata Quinsha Aidan terkejut sejenak sebelum ia mengalihkan pandangan nya.
"Mata nya." Batin Aidan.
Aidan yang mengalihkan pandangan nya yang tadi nya menatap tajam Quinsha membuat Ken dan Sofia terheran, tidak pernah melihat Aidan menurunkan pandangan nya ketika ia sedang ingin Marah.
"Tuan, jangan pecat saya."Ucap Quinsha lagi dengan khawatir.
"Keluar dari ruangan ku." Nada datar meminta wanita itu pergi dari ruangan nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Zieya🖤
kekasih Aiden bukan nya Joana ya....
atau itu kekasihnya yg lain ..
2023-12-04
1
Intan Nguru
yang sabar Shasha
2023-12-03
0
Teh Yen
nasib nasib orang kecil yah gt yg sabar yah sha
2023-09-28
0