Melawan Batasan Cinta
Hujan deras turun dari langit kelam, mengubah kota menjadi medan perang air yang berkilau. Olivia Thornton, wanita muda berusia 28 tahun dengan bakat seni yang memikat, duduk dalam mobil mewah keluarganya, terjebak dalam kemacetan lalu lintas yang membuatnya makin gelisah.
Rambut pirangnya basah dan mata cokelatnya penuh perasaan frustrasi.
Kehidupannya adalah kumpulan rutinitas, terikat oleh bisnis seni keluarganya yang besar.
Di sisi lain kota, Liam Whitley, pria berusia 30 tahun dengan seni musik mengalir dalam darahnya, mengembara di hujan dengan gitar kesayangannya di belakangnya.
Di balik jaket kulit tua dan jeans yang robek, ada pesona yang tak terbantahkan.
Bagi Liam, hidup adalah tentang musik, kesederhanaan, dan merayakan setiap momen.
Dalam mobil Olivia yang terhenti di tengah kemacetan, ia memutar radio dalam kebingungan.
Suara hujan di atap mobil dan suara klakson yang bertalu-talu membuatnya semakin frustrasi.
Lalu, sesuatu yang luar biasa terjadi. Melalui getaran berat dari bass lagu di radio, terdengar suara yang menyentuh hatinya.
Suara itu tidak seperti yang biasa ia dengar di stasiun radio. Ini adalah suara yang penuh emosi, suara yang menariknya tanpa ampun.
Olivia mematikan mesin mobilnya dan keluar dengan perasaan seperti orang yang tahu bahwa takdir telah memanggilnya.
Hujan deras membasahi bajunya saat ia menghampiri sumber suara yang membuatnya terpesona Dan di bawah payung hitam, berdirilah seorang pria dengan gitar, suaranya mengisi hujan yang turun dengan begitu indah.
"Suaramu sungguh luar biasa," kata Olivia, senyum tipis terukir di wajahnya, bahkan ketika hujan terus turun.
Liam, terkejut oleh kehadiran wanita yang tiba-tiba di depannya, berhenti memainkan gitar sejenak.
"Terima kasih," katanya dengan lembut, matanya yang dalam menatap mata Olivia.
Olivia menjawab dengan tulus, "Hujan ini membuatmu seperti berbagi musik dengan dunia."
Liam tersenyum, air hujan meresap ke kulitnya yang basah. "Saya senang bisa melakukannya."
Liam memperhatikan wajah Olivia yang cerah. "Nama saya Liam."
Olivia tersenyum lebih lebar lagi, lalu mengulurkan tangan. "Saya Olivia. Senang berkenalan, Liam."
Saat tangan mereka bertemu, ada getaran aneh yang mengalir di antara mereka.
Tiba-tiba, hujan bukan lagi penghambat, tapi aliran kehidupan yang menyatukan mereka.
"Apakah kamu punya rencana untuk hari ini?" tanya Liam, dengan suara hangat yang mengalir seirama dengan suara gitarnya.
Olivia menjawab, mata mereka bertemu dalam ketertarikan yang tak terhindarkan, "Sekarang, aku punya rencana."
Mereka menghabiskan sisa hari itu bersama-sama, seperti dua jiwa yang sudah lama saling mencari.
Mereka mengunjungi galeri seni, berbicara tentang impian dan keinginan mereka, dan menemukan bahwa mereka berdua adalah pecinta seni yang berpikiran terbuka.
Olivia bercerita tentang keinginannya untuk menjadi pelukis yang merdeka, sementara Liam menceritakan tentang ambisinya untuk membuat musik yang bisa mengubah dunia.
Ketika senja tiba, mereka ditemukan di tepi pantai, mengamati matahari terbenam yang menghadap ke laut.
Suara ombak dan perasaan kedekatan yang mereka rasakan membuat momen itu sempurna.
Mereka menatap satu sama lain, tanpa kata-kata, tetapi mereka tahu bahwa sesuatu yang luar biasa telah terjadi hari ini.
Saat malam tiba, Liam menyerahkan secarik kertas dengan nomor teleponnya kepada Olivia.
"Jika kau ingin berbicara lagi atau mendengarkan musik, hubungi aku."
Olivia menerima kertas itu dengan senyum gemetar. Dia merasa seolah-olah dia telah menemukan bagian dari dirinya yang telah lama hilang.
"Aku pasti akan melakukannya," kata Olivia dengan tulus.
Mereka berdua berpisah dengan senyum bahagia di wajah mereka, tanpa benar-benar memahami bahwa pertemuan tak terduga ini adalah awal dari perjalanan yang luar biasa dan penuh cobaan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
🎀
Wah, baru baca bab pertama udah kagum sama gaya penulisannya yg sangat puitis ♥️♥️semangat thor 💪
2024-06-05
1