Jemima benar-benar lelah hari ini. Dia harus membuat video dan langsung mengeditnya. Beberapa kali dia juga harus merevisi kontennya karena tidak sesuai dengan keinginan sang client. Jemima beristirahat sejenak di ruang TV sambil selonjoran. Selesai makan malam tadi, Carel sudah masuk ke kamarnya untuk beristirahat. Agam sendiri belum datang karena seperti katanya tadi dia harus menemani Galih makan malam dengan rekan bisnisnya.
Sambil mengistirahatkan dirinya, Jemima pun membuka sosial media miliknya. Semenjak mencari ciri-ciri suami yang mencintai istrinya, semakin banyak konten-konten tentang rumah tangga yang memenuhi beradanya.
Jemima membeku ketika membaca 7 tanda suami yang tidak sayang istrinya.
Jarang mengobrol mesra bersama istri (Agam tidak pernah berbicara mesra sama sekali)
Jarang memuji istri (Hanya pernah memuji masakan Jemima saja)
Jarang sewot dan marah ketika diajak bicara (Agam lebih banyak diam)
Sibuk dengan Hp dan hobinya (Ini saja yang tidak karena Agam sangat sibuk dengan pekerjaannya hingga sampai rumah dia lebih banyak tidur)
Tidak mau mendengar curahan hati istri (Kalau ini Jemima sendiri yang memang jarang curhat dengan Agam karena takut dibanding-bandingkan)
Mulai tidak perhatian dan selalu berkata kasar (Kalau Agam tidak perhatian enggak juga, dan berkata kasar sama sekali tidak pernah. Karena kalau marah Agam lebih suka diam)
Selalu menyepelekan dan tidak menghargai pendapat istri (Tergantung)
Jemima menghela nafas berat.
“Bukan berarti kalau Agam tidak mesra dia tidak sayang” Jemima kembali menguatkan dirinya.
“Jangan jadi orang pesimis dan berburuk sangka. Berbaik sangkalah pada suamimu, Mima” Jemima menasehati dirinya sendiri.
Jemima kemudian meletakkan ponselnya. Tidak mau lagi dia membaca jenis konten tentang ciri suami yang tidak mencintai istrinya lagi. Jemima hanya ingin berbaik sangka pada Agam. Dia tidak ingin pikiran buruknya malah memperburuk keadaan. Tapi tetap saja dia merasa sedih. Padahal orang yang sering mengungkapkan perasaan belum tentu yang sebenarnya. Bisa saja mereka membual hanya untuk menyenangkan pasangannya. Tapi sebagai wanita Jemima tetap ingin mendengarnya.
Jemima memutar film yang sering dia ulang-ulang putar bila dia merasa sedih. Bila Agam nanti bertanya kenapa dia menangis maka dia tidak perlu mencari alasan. Sudah pasti Agam akan berpikir kalau Jemima menangis karena menonton film.
….
Saat Agam pulang, dia sudah disambut oleh istrinya yang duduk bersila di sofa dengan tisu di tangannya. Jemima benar-benar terhanyut dengan film yang dia tonton.
Melihat kedatangan Agam, Jemima pun bangki dari duduknya dan menyambutnya.
“Papa sudah makan?” tanya Jemima sambil mencium punggung tangan suaminya. Walau dia tahu pasti sudah karena suaminya itu kan mengantar Galih makan malam.
“Belum, ada makanan tidak?” diluar nalar ternyata Agam belum makan.
“Lho bukannya tadi katanya makan malam dengan Galih?”.
“Dia saja yang makan, Aku hanya menunggu di luar bersama Inez” jawab Agam.
Nyutttt… rasanya begitu sesak mendengar kalau Agam semalaman ini bersama Inez.
Walau sedih tapi Jemima harus mengesampingkan itu.
“Papa mau nasi goreng? Tadi Carel aku buatkan nasi goreng” ucap Jemima setelah berhasil mengempiskan sedikit rasa cemburunya.
“Iya mau, kalau ada tambahkan acar ya ma”.
Jemima mengangguk kemudian berjalan menuju dapur untuk membuatkan nasi goreng spesial untuk suaminya. Selama memasak Jemima hanya diam saja dan lebih banyak melamun. Dari meja makan Agam bisa melihat kalau istrinya itu tidak fokus memasak.
“Ma…” tegur Agam.
Jemima terkesiap kemudian kembali melanjutkan kegiatannya. Dia menoleh ke arah suaminya.
“Kenapa pa?” tanya Jemima.
“Kamu melamun terus. Nanti gosong” tegur Agam kemudian.
Jemima hanya menganggukkan kepala kemudian kembali fokus dengan dengan kegiatan membuat nasi gorengnya. Tak perlu menunggu lama nasi goreng dengan tambahan acar pun sudah siap. Semua bahan memang sudah ada di dalam kulkas , Jemima hanya perlu menggorengnya saja.
Jemima meletakkan nasi goreng di meja.
“Terima kasih” ucap Agam dan mulai menyantap makan malamnya yang sudah sangat terlambat ini.
“Kenapa tidak nunggu sambil makan aja pa?” tanya Jemima penasaran.
“Tidak sempat Ma, karena aku harus menyiapkan proposalnya saat itu juga. Itu juga mengapa Inez ikut” jelas Agam. Jemima hanya menganggukkan kepalanya.
“Jangan menonton film seperti itu lagi. Matamu sampai bengkak karena menangis” Agam menasehati istrinya.
“Iya pa” Jemima patuh. Padahal dia sengaja menonton itu supaya ada alasan menangis.
Jemima perhatikan Agam yang terlihat begitu lahap. Entah karena lapar atau memang makanannya enak.
“Enak pa?” tanya Jemima. Agam menjawab dengan anggukan kepala. Setidaknya dia kadang masih mendengar tentang pujian masakannya yang enak walau yang paling ingin Jemima dengar adalah kata cinta dari Agam.
Jemima terus memperhatikan Agam yang lahap dengan makanannya. Tentu saja Agam menyadari kalau dari tadi Jemima terus memperhatikan dirinya.
“Kenapa lihatinnya sebegitunya?” tanya Agam heran.
Jemima hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum.
“Pa.. Mama bisa minta satu permohonan?” tanya Jemima takut-takut. Agam menghentikan sejenak kegiatan makannya.
“Apa? Kamu mau perhiasan?” Agam malah mengira istrinya menginginkan hadiah. Dia sangat tahu kalau Jemima sangat menyukai anting. Jadi Agam pikir kalau Jemima menginginkan itu.
Jemima menggelengkan kepala. Dia tampak ragu-ragu untuk mengatakannya.
“Jadi kamu mau apa?” tanya Agam pula.
“Mau gak Papa mengatakan mencintai mama?” tanya Jemima pasrah. Daripada memendam lebih baik dia utarakan saja.
Agam nampak tertegun. Sama sekali dia tidak menyangka kalau Jemima akan meminta hal seperti itu. Sesuatu yang kekanakan menurutnya.
“Kenapa seperti ABG? Begitulah kalau kamu terlalu kebanyakan nonton film korea”.
“Aku hanya ingin dengar pa” Jemima setengah memohon.
Agam menghela nafas dan memilih melanjutkan makannya. Kini Jemima yang menghela nafas. Harusnya dari awal dia tidak mengajukan permohonan seperti ini pada suaminya.
“Kita ini sudah tua ma, jangan lagi seperti orang baru pacaran”.
“Tua dari mana? Baru juga 30 tahun. Inez mu yang cantik itu bahkan belum menikah” sayangnya Jemima hanya menjawab dalam hati.
Agam kembali melanjutkan makannya tanpa mempedulikan permohonan istrinya. Entahlah dia tidak suka bila harus sampai mengatakan kata cinta seperti itu.
Selesai makan Agam masuk ke kamarnya untuk beristirahat sedangkan Jemima kembali melanjutkan menonton filmnya walau Agam sudah melarang. Tentu saja Jemima kembali menangis padahal lanjutan part yang dia tonton sudah tidak ada part sedihnya. Toh Agam tidak tahu, yang penting Jemima bisa mengeluarkan air matanya. Daripada hatinya tambah sakit dan sesak. Lebih baik dia menangis.
Jemima kembali mengingat bagaimana awal-awal dulu dia dan Agam berpacaran. Dari dulu memang Agam sangat kaku. Tapi semua itu tertutupi oleh rasa cinta Jemima yang begitu besar. Dia menutup mata dan telinganya. Yang terpenting bagi Jemima adalah Agam sudah menjadi miliknya.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Kustri
ini sih udh pasti Agam g cinta ama jemima, cm sebatas tanggungjwb... tp bingung knp mau nikahin
2023-11-13
1
Yuni Rahma
tp kebanyakan laki laki menikah, memang susah untuk bicara i love u.
2023-10-03
1
Suyadi Yadi
makanya jimema jangan jadi wanita bodoh yang merendahkan diri di depan suamimu,coba sekali2 cuekin dan menjauh biar suamimu merasakan apa yang selalu di lakukan padamu
2023-09-21
2