Jemima sudah siap untuk bertemu dengan teman-temannya semasa kuliah dulu. Dia sengaja berdandan lebih cantik dari biasanya karena sudah tahu akan seperti apa sindiran-sindiran teman-temannya. Bukan teman-temannya melainkan Yura saja sebenarnya. Hal itulah yang membuat dia malas untuk berkumpul-kumpul seperti ini tapi sudah habis alasan dia untuk menolak. Ini bukanlah ajakan pertama kali untuk bertemu dan sudah berkali-kali, Jemima hanya tidak ingin dicap sombong.
Waktu kumpul sebenarnya jam 3 sore, tapi Jemima lagi-lagi sengaja datang terlambat agar tidak terlalu lama berada disana. Ketika memasuki ruang private sebuah restoran, dia sudah disambut oleh kelima temannya. Maria, Kayla, Nancy, Yura dan Nicky. Dulu mereka berteman sangat akrab dan membentuk genk yang terdiri dari Jemima, Yura, Nicky dan Nancy sedangkan Kayla mereka mulai akrab di semester akhir termasuk dengan Inez juga. Tetapi setelah lulus Inez semakin menjauh dan lebih mengejar karir. Berbeda dengan Jemima yang malah tidak membuang kesempatan dan memilih langsung menikah dengan Agam. Sebenarnya dulu mereka berteman dengan begitu akrab dan tidak adanya sindir-sindiran. Tapi entah kenapa semenjak Jemima memutuskan menikah muda dengan Agam, teman-temannya menjadi berubah. Jemima pun tidak mengerti apa alasannya. Yang jelas mereka, terutama Yura seperti tidak menyukai hubungan dirinya dengan Agam.
“Hai sis, apa kabar?” Yura bangkit dari duduknya dan menyambut Jemima yang baru saja tiba.
“Baik, kamu apa kabar?” balas Jemima basa basi.
“Baik juga dong” sahut Yura pula. Jemima kemudian menyapa satu persatu sahabatnya.
“Dari tadi kami nungguin kamu, mau pesan apa?” ucap Nicky.
“Aku pesan cappucino, baru saja selesai makan” jawab Jemima berbohong.
Nicky menganggukkan kepala kemudian memesankan minuman sesuai keinginan Jemima.
“Bagaimana rasanya mempunyai anak SD? Kamu sendiri yang anaknya sudah besar. Aku bahkan belum memiliki anak” Maria bertanya pada Jemima yang memang duduk bersebelahan.
“Kamu kan baru menikah. Sedangkan dia sudah lama menikah.” sela Yura.
Jemima tidak membalas. Akan kemana-mana bila dia menjawab apalagi membantah ucapan Yura.
“Teman seperjuangan kita malah ada yang belum menikah. Kamu lupa dengan Inez?” Nancy ikut berkomentar.
“Kamu jangan membahas wanita itu. Wanita sombong” celetuk Yura jengkel.
“Agam masih bekerja dengannya?” tanya Maria pada Jemima. Dia tidak peduli dengan ocehan Yura.
Jemima pun mengangguk sebagai jawaban.
Yura terlihat mengedikkan bahunya.
“Kamu tidak takut Agam sekantor dengan Inez? Kamu tidak lupakan kalau sebenarnya yang Agam sukai dulu itu Inez bukan kamu?” ucap Yura sarkas.
“Itu kan dulu, Sekarang kan Agam hanya mencintai Mima” Seperti biasa Nicky pasti akan membela Jemima.
Yura hanya mencebikkan bibirnya.
“Semoga Agam memang mencintaimu ya. Bukan terpaksa karena sudah terlanjur lama menikah” ucap Yura pula.
“Kamu apa-apaan sih. Kenapa jadi kemana-mana?” Nicky nampak kesal.
Jemima sendiri sekarang sedang mengontrol emosinya. Dia tidak ingin terpancing. Dia masih berpikiran jauh. Kalau sampai dia bertengkar dan musuhan akan panjang sekali urusannya.
“Tentu saja Agam mencintaiku. Kalau tidak mana mungkin kami bisa bertahan selama delapan tahun ini” Jemima menjawab dengan tenang dan tersenyum. Padahal dalam hati dia sangat marah dan kesal. Bila ada yang bisa membaca aura pasti sudah bisa menebak kalau Jemima sangat-sangatlah marah saat ini.
“Syukurlah kalau begitu. Jangan dibawa ke hati apa yang aku katakan. Aku hanya khawatir padamu. Setiap hari Agam bertemu dengan cinta pertamanya, apalagi Inez masih single. Kan bisa saja cinta lama bersemi kembali” entah apa yang Yura pikirkan hingga dia bisa berkata seperti itu.
Jemima hanya tersenyum tipis dan memilih meminum capucinonya yang baru datang daripada menimpali ucapan Yura. Tapi sejujurnya Jemima pun kepikiran. Dari awal memang hanya dia yang mengejar-ngejar Agam. Satu kampus juga tahu kalau Agam awalnya memang menyukai Inez. Tapi entah kenapa mereka malah tidak melanjutkan hubungan dan kesempatan itu tentu Jemima gunakan untuk dengan gencar mendekati Agam.
Agam awalnya tidak merespon, cuek dan terlihat tidak peduli. Tapi siapa sangka setelah lulus dia malah menerima lamaran iseng dari Jemima. Lamaran yang awalnya hanya keisengan semata dan karena diterima oleh Agam maka tanpa babibu Jemima langsung menyampaikan niat baiknya pada keluarganya dan mengajak keluarganya menemui keluarga Agam. Memang terbalik tapi itulah kenyataannya. Dari awal memang Jemima yang lebih besar effortnya dalam hubungan mereka.
Dan sekarang Jemima pun tidak tahu apakah Agam mencintainya atau tidak. Jujur dia sangat takut kalau sebenarnya Agam sangat terpaksa. Pasalnya Agam tidak romantis sama sekali. Mana pernah Agam merangkul istrinya atau sekedar berpegangan tangan saat jalan-jalan berdua. Kata “I Love You” pun Jemima tidak pernah mendengarnya. Tapi kenapa Jemima tetap bertahan? Karena Agam walau tidak romantis dan terkesan cuek, tapi dia tidak pernah aneh-aneh. Agam tidak pernah terlihat dekat dengan wanita manapun. Dia setia dan juga termasuk suami yang siaga. Segala kebutuhan Jemima dan anaknya selalu dia penuhi. Tapi yang namanya perempuan pasti butuh pengakuan kan? Jemima sejujurnya juga ingin mendengar kata cinta yang keluar dari bibir suaminya.
….
Carel sudah beristirahat di kamarnya sedangkan Jemima memilih menonton TV di ruang keluarga sambil menunggu suaminya pulang. Tadi setelah pertemuannya dengan teman-temannya Jemima langsung meluncur ke rumah orang tuanya dan menjemput Carel. Dalam perjalanan hingga sampai di rumah, Jemima tidak ada hentinya memikirkan perkataan Yura. Kata-kata yang Yura lontarkan seolah-olah menari-nari di kepalanya.
“Apa benar Agam akan kembali pada Inez? Apa Agam mencintaiku?”.
Jemima termenung. Dia kemudian membuka sosial medianya dan mencari tanda-tanda suami yang mencintai istrinya. Dari semua artikel yang dia baca selalu saja ada yang menuliskan kalau suami yang memang mencintai istrinya akan berlaku manis dan sering memberikan kejutan serta hadiah. Sedangkan Agam sama sekali tidak begitu. Padahal Jemima dari delapan tahun lalu ingin saat dia bangun tidur akan melihat suaminya yang tersenyum padanya dan mengucapkan selamat pagi serta tidak lupa memuji dan mengatakan kalau dirinya begitu mencintai istrinya. Tapi sepertinya Jemima harus mengubur itu semua karena Agam terlihat tidak hangat sama sekali.
Jemima hanya menghela nafas. Dia tidak ingin berpikiran buruk. Tapi dia juga ingin sekali mendengar kalau Agam memang mencintainya.
Sekitar pukul 8 malam akhirnya Agam tiba dirumah. Walau sedih Jemima tetap menyambut suaminya dan menyiapkan makan malam.
“Kamu kenapa?” Agam cukup peka karena istrinya tidak seceria biasanya.
Jemima hanya menggeleng dan tersenyum tipis.
“Setiap kamu habis bertemu teman-temanmu itu, kamu pasti seperti ini. Kalau sudah tidak nyaman kamu tidak perlu memaksakan berteman dengan mereka. Lihat Inez, dia bahagia dan damai tidak berteman dengan mereka”.
Jemima seketika tersenyum kecut ketika mendengar Agam membanggakan Inez.
“Iya, Aku memang tidak bisa seperti Inez” Jemima memaksakan tersenyum lalu sibuk membereskan meja makan dan membawa barang yang sudah tidak terpakai ke dalam dapur.
Di dapur Jemima berusaha menahan laju air matanya. Dia tidak ingin menangis untuk alasan yang sederhana dan asumsinya semata.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
ria
semangat jemima😙😙
2023-09-27
1
Lavender
Lanjut up thorrrr
2023-09-21
1
Suyadi Yadi
dari baca awal udah ngenes moga ceritanya tidak seperti yang lain selalu wanita yang tertindas dan menderita semoga Jasmine wanita yang kuat dan pendirian kuat dan tidak jadi wanita lemah, tambah update dong kak 🙏🙏
2023-09-21
4