Mario tengah rapat mengajak para pendemo bermusyawarah, namun belum juga mereka setengah jalan dalam perbincangan, sebuah panggilan memutuskan rapat mereka.
Mario mendapat kabar mengenai kondisi putrinya beberapa hari ini. Penjaga nya melaporkan jika putri kecilnya kembali harus tinggal di rumah untuk beberapa minggu ke depan. Seperti biasa dengan kondisinya yang cukup memprihatinkan, tidak mungkin memaksanya tetap mengikuti kelasnya.
Mario buru-buru meninggalkan ruangan setelah berjanji akan mengadakan rapat ulang.
Raisa mencoba mengejar dengan menanyakan soal adiknya. Dan sungguh diluar dugaan nya jika, Mario, bos tampan itu justru menawarkan hal yang lain padanya.
Apa katanya? Raisa harus mau menemani nya berkeliling mengenal Tempat-tempat menarik di kota ini. Dengan alasan klise, sebagai kepala proyek, ia perlu mengetahui semua seluk beluk daerah ini dan ia memilih Raisa sebagai pemandunya.
Itu karena Raisa menginginkan kesepakatan diantara mereka. Jadi menurut Mario, ini merupakan barter yang menguntungkan untuk mereka.
"Jangan harap". Jawab Raisa, ketus.
"Kalau begitu Darren terpaksa menganggur"
"Dasar lintah, kau memanfaatkan situasi"
"Hehehe... " Tawa Mario sambil berlalu.
"Fikirkanlah, selain itu, aku bisa membantu melepaskan tanah sekolah dari pengambilalihan proyek. aku akan kembali, minggu depan, kutunggu keputusan mu".
Raisa memandang tidak percaya. Begitu cepat pria itu mengambil keputusan. Begitu memahami situasi dengan cepat pula pria itu membuat pengaturan yang menguntungkan dirinya. Untuk apa dibantu olehnya, harus menemani berkeliling?
Permintaan aneh, menurut Raisa, karena Mario memiliki orang-orang disekitarnya, termasuk pak Dimas itu, tentu mandor adiknya itu akan lebih mudah memberi penjelasan.
Ketimbang dirinya yang belum lama menjadi warga. Kecuali beberapa tempat favorit Raisa yang memang disukai dan sering mengunjungi tempat tersebut.
Telinga Raisa mulai panas mendengar bisik-bisik para orang tua, meski ada yang mendukung dengan kata-kata...
"Pasangan yang serasi"...
" Satu cantik, satunya ganteng.. "
Dan beberapa komentar lain. Rata-rata semuanya bernada positif, tentu saja bukan? Bukankah Raisa Kepala Sekolah anak-anak mereka? Mereka tidak seharusnya berfikir miring tentangnya bukan?
Tapi... Eh.. tunggu dulu...
"Wah... bakalan seru nih... bu Raisa kan dari kota, pak Mario juga pengusaha kaya, menurut kalian, apa ini mudah? mereka sama-sama punya banyak fans, sebelum pak Mario datang, yang ingin mendekati bu Raisa itu banyak, jadi tidak mudah bagi pria itu, dia harus menghadapi banyak saingan. Kalau bu Raisa tinggal menyeleksi saja siapa yang cocok, cocok di ajak kondangan dan cocok di kantong... "
"Hahaha.... ". kontan tawa cekikikan terdengar dari kelompok warga yang turut datang untuk menonton.
Termasuk ibu-ibu penggosip yang suka mendapat berita untuk jadi bahan gosip. Berita jauh pun akan cepat sampai disini, karena dari penjual kue yang lewat akan tersebar di tempat kerja, di sawah, di ladang hingga di kantor-kantor.
Raisa menggigil sesaat.
"Hmmh... " Gadis itu hanya memandang datar. Sesuatu yang sudah keluar dari mulut orang, tidak akan bisa dicegah untuk tidak tersebar.
Seperti busur panah yang melesat. Demikian kata pepatah, begitulah ucapan, jika sudah keluar, bukan milik seseorang lagi, melainkan akan segera menjadi konsumsi masyarakat.
Raisa sadar sejak awal kepindahannya, bahkan sejak keluarga mereka berantakan.
Ia tidak memiliki siapa-siapa lagi untuk membela dirinya dan melindungi nya.
Ia harus berjuang menjaga dirinya sendiri termasuk dari pria-pria beristri yang mencoba menggodanya.
Ia hanya memiliki seorang tante, adik papanya, yang tinggal tidak jauh dari tempatnya ini, hubungan mereka baik, namun tidak cukup melindunginya dari gangguan pria-pria iseng.
Untunglah Raisa terbentuk sebagai gadis yang bar-bar sehingga membuat pria-pria cukup segan untuk bertindak lebih jauh dari sekedar menggoda.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments