Beberapa orangtua muridnya sudah menunggunya ketika Raisa datang dengan mobil bututnya.
"Orang yang kita cari sudah di dalam Mbak Raisa". Salah satu orang tua murid menyambutnya.
" Baik bu, kita sudah dipersilahkan masuk atau belum? " Raisa memastikan
"Silahkan masuk, pimpinan kami sudah di tempat". Seorang wanita muncul dari dalam ruangan yang bertuliskan " Pimpinan ".
Raisa bersama beberapa orang tua murid pendukungnya segera masuk dengan teratur, lalu mengambil tempat duduk yang sudah diatur sebelum nya.
Seseorang disana berdiri dibalik meja menatap rombongan yang masuk dengan wajah tenang dan wibawanya. Segera Raisa terkejut ketika menyadari sesuatu.
Pun pria yang bertindak sebagai pimpinan itu sedikit menampakkan ke kagetan disana, namun sesaat kemudian kembali memandang tanpa ekspresi.
Pria itu lantas tersenyum dan bersuara.
"Selamat datang bapak-bapak dan ibu-ibu sekalian".
"Pak Mario, Ini bu Raisa Kepala Sekolah sekaligus pemilik PAUD yang ada di lokasi pembangunan kita. Selainnya adalah para orang tua yang anaknya sekolah disana, juga warga setempat yang mendukung bu Raisa ini". Wanita yang sepertinya bertindak sebagai sekretaris ini menjelaskan.
" Trima kasih, senang bertemu anda bu Raisa, juga bapak dan ibu-ibu sekalian, senang bisa bertemu di tempat ini". Pak Mario menatap satu persatu yang hadir.
Cukup terkejut sesungguhnya pria itu. Baru saja bertemu di tempat berbeda untuk urusan adiknya. Sekarang bertemu untuk hsl yang lebih besar lagi.
"Luar biasa wanita ini, menarik ... Cantik, cerdas dan punya adik bermasalah, hmmh...wanita ini... seperti bukan warga asli disini, tapi begitu mendapat pembelaan... " Gumam Mario dihatinya.
" Suatu kehormatan, kehadiran saya di kota ini dapat bertemu langsung dengan warga desa, penduduk asli yang banyak tahu seluk beluk tempat ini. Sangat penting bagi saya mendengar banyak informasi termasuk aspirasi warga. Bagaimana pun Wahana ini bertujuan menarik minat warga di sekitar tempat ini, bahkan dari luar nantinya akan berdatangan, namun tentu saja yang pertama kali akan merasakan manfaat sarana ini adalah warga disini tentu saja". Pria itu berbicara dengan lugas dan jernih.
Para warga bertepuk tangan. Sesungguhnya mereka semua menyetujui kehadiran proyek tersebut. Mereka hanya turut prihatin bila sekolah yang didirikan oleh Raisa harus tergusur karena adanya pembangunan sarana olahraga.
"Maaf Pak Mario, sepertinya anda perlu merevisi proyek anda, Sebaiknya anda tidak berencana mengambil alih tanah dimana PAUD kami berada. Proyek anda memang sangat bagus, namun anda juga harus memperhatikan kepentingan anak-anak. Mereka yang sekarang masih bocah namun kelak mereka juga akan menggunakan fasilitas buatan anda. Namun untuk saat ini kelas PAUD jelas sangat penting. Di kota ini, cukup banyak populasi anak-anak, sementara PAUD yang ada baru di dia tempat, termasuk milik kami. " Raisa mengemukakan pembelaannya.
Mario menatap wanita itu. Raisa sudah ingin melempar nya jika pria itu kembali menatap nya penuh minat, namun hanya sebentar, segera pria itu mengalihkan perhatian. Rupanya pria itu masih punya rasa sungkan pada warga desa.
"Saya akan membicarakan ini dengan Dewan Direksi di rapat nanti, saya turut memberikan dukungan pada sekolah PAUD ini, Anak-anak adalah aset, penting untuk memperhatikan kebutuhan pendidikan mereka, karena saya pun mempunyai seorang anak perempuan yang masih kecil". Pak Mario terdiam sejenak.
"Saya rasa tempat ini sangat menarik karena kaya dengan berbagai potensi alam termasuk destinasi wisatanya yang sudah terdengar hingga keluar daerah". Lanjutnya kemudian.
Pria itu berbicara dengan tatapan terus menerus terarah pada Raisa. Ingin rasanya Raisa memukul wajah itu, yang mulai menunjukkan sikap seorang pria yang tertarik pada seseorang secara terang-terangan.
Beberapa ibu-ibu bahkan mulai berbisik-bisik karena segera memahami arti tatapan mata itu, yang seolah berkata,
"Kau sangat cantik nona, bolehkah berkenalan? ".
Cih... Dasar pria menyebalkan . Umpat Raisa dalam hati.
Sesungguhnya Pak Mario menjadi semakin penasaran dengan wanita muda didepannya. Adiknya bermasalah dan ia adalah pemilik PAUD yang berada di lokasi proyeknya.
Mario sudah membaca secara cepat profil sekolah miliknya, dan tidak menyangka, pemiliknya sangat menarik dan masih sangat muda.
Setahunya, wanita-wanita secantik ini akan memilih mencari pria-pria kaya untuk menikahinya ataupun menjadi selingkuhan agar dapat tetap hidup mewah terutama untuk memenuhi kebutuhan perawatan dirinya yang selangit.
Sulit dipercaya, jika ada wanita secantik ini, mau repot-repot mengurusi anak-anak yang rewel, banyak permintaan dan sulit diatur diusianya yang masih bocah.
Mario teringat putri kecilnya. Apakah putrinya bisa menyukai wanita ini? mengingat putrinya sangat cerdas dan pemilih.
Pria itu tersenyum smirk. Ia menjadi penasaran untuk mempertemukan keduannya.
Tiba-tiba fikirannya bekerja cepat memikirkan kemungkinan membawa putrinya kemari. Mungkin saja suasana desa ini yang memang sejuk dan nyaman karena memiliki banyak pohon-pohon rindang dan pemandangan menakjubkan.
Mungkin putrinya akan cocok disini. Memikirkan dirinya bisa mengambil keuntungan dari situasi ini. Mario bisa membalikkan keadaan.
Ia bisa memberikan apa yang diinginkan wanita ini, baik untuk adiknya maupun untuk sekolah nya, hal itu tidak sulit baginya.
Bukankah semua dalam kendalinya sendiri. hanya wanita ini tidak tahu segala hal. Mario cukup merasa diuntungkan, ia datang sebagai seorang kepala proyek, tidak ada yang tahu, kalau dirinya adalah pemilik perusahaan inti dari proyek ini.
Pak Mario datang memang untuk memantau sendiri beberapa hal yang mencurigakan. Dan sementara ia akan begitu sibuk, ia memerlukan wanita ini untuk mengawasi perkembangan putrinya. Ini akan menjadi perjanjian yang menguntungkan keduanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments