Bab 4

Nadira👇

Dagghh!

Zee menggerakkan tangannya meninju kaca jendela mobil mobil mewah itu dengan kesalnya. Wajahnya terlihat sangat tak bersahabat.

Bersungut..!

Pagi ini ia benar benar dibuat emosi dengan ulah Dewangga. Baru sehari ia menikah dengan laki laki itu, tapi hidupnya sudah seperti di neraka.

Apa yang akan terjadi padanya setelah ini? Ia akan hidup berdampingan selamanya dengan seorang laki-laki cacat yang usianya jauh lebih tua di atasnya. Menjadi istri dari seorang guru yang bahkan kendaraan pun ia tak punya. Rumahnya sederhana, jauh dari tetangga, kehidupannya monoton dan tidak menarik. Sungguh, Zee benar-benar akan kehilangan masa mudanya yang indah.

"Aduh, Zee! Lo kenapa sih? Pagi pagi udah uring uringan kayak gini?" Tanya Nadira yang pagi ini menjemput wanita bersuami itu.

"Gue mau cerai!!" Pekik Zee kesal sambil merengek.

"Ih, Astaga, Zee. Lo tuh kalau ngomong nggak ada filternya, ya?! Pamali ngomong kayak gitu. Lo baru sehari nikah, Zee!" Ucap gadis cantik yang akrab disapa Dira itu.

"Gue capek, Ra! Gue nggak mau jadi istri Om Om pincang itu! Udah tua, pincang, ngeselin, miskin pula!!" Gerutu Zee.

"Gue mau cerai! Gue mau nikah sama Angga aja!! Hwahahaha...." Ucap seorang istri yang hingga kini masih belum tersentuh suaminya itu.

Nadira menggelengkan kepalanya sambil mengernyitkan dahinya.

"Lo nggak boleh gitu, Zee. Nggak baik ngomong kayak gitu. Biar gimanapun juga kan Mas Dewa itu sekarang udah jadi suami lo. Lo nggak boleh ngomong sembarangan kayak gitu!" Ucap Dira.

"Tapi kan gue nggak suka sama dia. Gue terpaksa nikah sama dia!" Ucap Zee.

"Gue tahu. Tapi mau gimana lagi. Itu pilihan bokap lo. Dia tuh pengen yang terbaik buat lo. Jaga baik baik pernikahan lo. Lo mau bokap lo kena serangan jantung lagi kalau lo macem macem. Lagian kan Mas Dewa bukan orang miskin? Bokap nya juga pengusaha, kan? Temen bokap lo? Udah deh, Zee. Untuk kali ini nurut aja. Kasihan orang tua cuma satu ini," tambah Nadira.

Zee tak menjawab. Ia seolah ingin menangis membayangkan nasibnya yang tak bisa bersama dengan laki laki pujaan hatinya.

"Gue pengen nikahnya sama Angga! Hiks! Gue kangen Anggaaaaa......!!" Rengek wanita bersuami itu.

Dira menggelengkan kepalanya.

"Serah lo deh! Nangis aja terus!" Ucap wanita berambut panjang itu.

Mobil pun melesat menembus padatnya jalan ibu kota. Menuju sebuah kampus tempat dimana Zee berkuliah disana. Nadira menghentikan kendaraan roda empatnya di sebuah lahan parkir di sana. Berjajar dengan beberapa mobil yang sudah terlebih dulu berada di tempat itu.

Kedua wanita muda itupun turun dari mobil mereka.

"Makan, yuk! Laper!" Ucap Zee.

"Tumben? Nggak sarapan lo?" Tanya Dira.

"Nggak ada makanan!" Ucap Zee kesal sembari berjalan melewati Dira. Wanita cantik itu hanya bisa menghela nafas panjang melihat sang sahabat yang sejak tadi hanya uring-uringan. Kedua sahabat itu kemudian berjalan menuju kantin kampus tersebut. Namun ketika keduanya melewati sebuah lorong menuju kantin yang dimaksud, tiba tiba Zee menghentikan langkah kakinya.

.

.

Ia terdiam kala berpapasan dengan seorang pemuda tampan dengan wajah penuh luka lebam disana.

Zee tak bergerak. Matanya menatap nanar wajah pria di hadapannya.

Ya, itu adalah Angga. Kekasih hati yang terpaksa ia tinggalkan demi menuruti ego sang ayah menikah dengan Dewangga. Kedua netra itu saling bertemu. Saling terkunci satu sama lain. Mata lentik wanita itu nampak mengembun. Tangannya tergerak hendak menyentuh pipi penuh lebam itu namun Angga mengelak. Ia memalingkan wajahnya seolah tak mau bertatap muka dengan Zee Zee.

"Kamu kenapa?" Tanya Zee lirih.

Angga menoleh. Ia mengangkat satu sudut bibirnya, kemudian berlalu pergi melewati mantan kekasihnya itu.

"Angga, tunggu!!" Ucap Zee sembari mengikuti langkah Angga dari belakang. Ia terus berjalan di belakang laki-laki yang seolah tak menggubrisnya itu.

"Angga, kita perlu ngomong!" Ucap Zee.

Angga tak peduli. Ia terus melangkah maju mengabaikan ucapan Zee Zee.

"Angga, plis berhenti. Aku mau ngomong sama kamu. Kamu kenapa bonyok kayak gini?" Tanya Zee lagi. Namun masih tak direspon oleh pria itu.

Zee jengkel. Dengan cepat ia menggerakkan tangannya menarik jaket laki laki itu. Membuat Angga pun kini menghentikan langkah kakinya. Zee bergerak. Ia berdiri di hadapan laki laki yang paling ia sayangi itu.

"Angga!" Ucap Zee dengan suara lebih tinggi

Angga menatap datar gadis itu. Lagi, kedua netra itu saling terkunci. Keduanya saling diam untuk beberapa saat.

"Selamat atas pernikahan kamu," ucap Angga kemudian dengan raut wajah datar namun menyimpan kepedihan. Zee diam. Tak menjawab. Ia tak bergerak. Netranya mengembun menatap laki laki yang sangat ia sayangi itu.

"Ucapan selamat itu hanya untuk orang yang berbahagia," ucap Zee lirih.

Angga diam.

"Kamu tahu semuanya. Bisa bisanya kamu bilang kayak gitu sama aku," tambah wanita itu dengan cairan bening yang hampir jatuh dari pelupuk matanya.

Angga diam seribu bahasa.

"Kita sudah berpisah, Zee," ucapnya kemudian.

Setitik air mata menetes di pipinya.

"Aku memang minta dilepaskan, tapi bukan berarti aku akan berhenti mencintai kamu," ucap Zee.

"Kamu sudah milik orang lain," ucap Angga.

"Hanya raganya," jawab Zee.

"Tapi dia sudah menyentuhmu," balas Angga.

"Sama sekali enggak!" Ucap Zee.

Angga tak menjawab. Keduanya saling diam lagi. Zee menggerakkan tangannya menyentuh pipi memar itu dengan lembut.

"Aku obatin, ya," ucapnya.

Angga diam. Ia tak menjawab. Laki laki itu hanya menatap nanar wanita di hadapannya lalu mengangguk samar, mengiyakan ucapan wanita cantik yang masih sangat ia sayangi itu.

...****************...

Beberapa menit kemudian, di kantin kampus. Tangan lentik milik wanita berpipi cubby itu nampak dengan telatennya mengobati luka luka memar di pipi Angga. Luka yang diketahui didapat laki laki itu kala ia berusaha menerobos masuk ke dalam acara ijab qobul antara Zee Zee dan Dewangga.

Angga diam tak bergerak. Ia menatap wajah wanita di hadapannya itu dengan sorot mata yang sulit untuk diartikan. Sedangkan Zee sejak tadi hanya diam. Tak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut wanita cantik itu.

Cukup lama mereka saling diam tanpa suara. Hingga...

"Zee..." Ucap Angga.

Zee diam. Ia menatap paras tampan itu.

.

.

.

.

.

.

"Aku masih sayang sama kamu!"

Deeghh....

...----------------...

Terpopuler

Comments

meE😊😊

meE😊😊

pdhl klo ga d tanggepin se engga y si angga udh ad niatan buat mundur tp si zee y mlah ngdeketin angga lgi seolah2 mmbri harapan lg utk hbungn mrk.. tkut y tr jd boomerang buat mu sndri zee

2023-09-25

2

Mr.VANO

Mr.VANO

ak merasa curiga tatapan angga,dia tahu klo zee blm di sentu suami zee,angga yg makan zee

2023-09-22

2

Mr.VANO

Mr.VANO

smg zee tak buta hati,,klo dia serakan tubuhny di angga,,ancur semuany,,bisa menigoi ayah ny

2023-09-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!