Di tempat yang berbeda, Adipati berusaha mencari tahu tentang siapa laki-laki yang telah menghamili Intan. Perlahan Adipati mulai menanyakan tentang siapa nama, dan alamat laki-laki tersebut. Perlakuan lembut Adipati kepada Intan bukan karena dia tidak memiliki wibawa. Namun, justru dia tahu benar dengan kondisi yang dihadapi sang putri.
"Intan, sekarang kamu jelaskan kepada Papa siapa nama laki-laki itu, dan apa kamu tahu dimana rumahnya?" tanya Adipati kepada Sang putri.
"Laki-laki itu bernama Satria, dia adalah ketua salah satu grup spiritual di instagram. Dia tinggal bersama Paman dan Bibinya di rumah peninggalan orang tuanya," jawab Intan sambil menangis.
"Kalau begitu sekarang kamu antar Mama dan Papa menemuinya," ajak Adipati sambil berdiri dari tempat duduknya.
"Percuma, Pa. Aku sudah pernah memintanya agar mau bertanggung jawab, tapi dia justru menolaknya. Bahkan hampir sama bulan ini dia tidak pernah lagi muncul ataupun menghubungi ku." Intan mulai menjelaskan sambil menggenggam tangan Adipati.
"kamu percayakan semua kepada Papa, mau tidak mau dia harus menikahimu saat ini juga. Sekarang kamu siap-siap Papa tunggu diluar."
Sebenarnya berat bagi Intan untuk menemui Satria, karena dia yakin sekuat apapun orang tuanya membujuk Satria tidak akan mengubah pendirian laki-laki tampan tersebut. Namun, keyakinan Adipati telah membuatnya memberanikan diri untuk melangkah. Setelah menempuh perjalanan hampir 3 jam Intan dan orang tuanya pun tiba di rumah Satria.
"Permisi!" teriak Adipati sambil mengetuk pintu rumah tersebut.
"Maaf, Bapak dan Ibu mencari siapa?" tanya seorang wanita separuh baya yang baru saja membuka pintu.
"Kami kemari untuk mencari Satria, apa dia ada di rumah? " tanya Adipati.
"Den Satria sedang berada di luar kota, kalau boleh tahu Bapak ini siapa ya?"
"Saya Adipati, kira-kira kapan Satria pulang?" tanya Adipati yang mulai terlihat kesal.
"Untuk itu Mbok tidak tahu, tapi sudah hampir 8 bulan ini Den Satria memang tidak ada di rumah, kalau Bapak dan Ibu ada perlu penting bagaimana kalau langsung bertemu dengan Tuan Rudi dan Nyonya Ayu," jawab perempuan yang menyebut dirinya dengan Mbok.
Setelah menerima tawaran Mbok Darmi, Adipati dan keluarganya langsung dipersilahkan masuk. Setelah mempersilahkan Adipati dan yang lain untuk duduk, Mbok Darmi langsung masuk ke dalam untuk memanggil Rudi dan Ayu. Hampir 15 menit Adipati dan keluarganya menunggu kedatangan Rudi.
"Selamat malam," sapa Rudi yang baru saja datang dengan ditemani Ayu.
“Selamat malam, perkenalkan saya Adipati. Maksud kedatangan kami ke rumah Bapak dan Ibu adalah untuk bertemu meminta pertanggungjawaban Satria karena dia telah menghamili putri saya," jelas Adipati saat Rudi dan Ayu sudah duduk di sofa.
"Maaf, apa saya tidak salah dengar, anda datang malam-malam ke rumah kami hanya untuk memfitnah dan menuduh keponakan saya. Maaf mungkin Satria yang anda maksud bukan keponakan saya," jawab Rudi yang terlihat terkejut.
"Selamat malam."
"Satria … ." ucap Intan saat melihat Satria masuk ke dalam rumah.
Adipati yang mendengar nama Satria langsung berdiri dari tempat duduknya dan langsung menghampirinya. Dengan kasar Adipati menarik kerah baju Satria dan menariknya ke sebuah tembok. Rudi, Ayu, Intan dan Sukma berusaha untuk melerai perkelahian keduanya.
"Dasar bajingan, gara-gara kelakuanmu putriku harus menanggung malu. Aku tidak mau tahu, kamu harus segera menikahi Intan sekarang juga!" bentak Adipati sambil terus memegang kerah baju Satria.
"Gawat, bagaimana mungkin mereka tahu rumahku. Tapi aku tidak boleh gugup, aku harus tetap tenang," batin Satria yang terlihat kebingungan.
"Lepaskan tangan anda dari tubuh keponakan saya, atau saya akan laporkan kalian kepada Polisi karena sudah membuat keributan di rumah kami," ancam Rudi sambil mendorong tubuh Adipati.
"Melaporkan kami ke kantor Polisi? Silahkan, saya tidak takut. Justru saya yang akan melaporkan laki-laki brengsek ini ke Polisi dengan tuduhan pemerkosaan," ucap Adipati dengan tatapan tajam.
"Pemerkosaan. Asal anda tahu, putri kesayangan anda ini adalah perempuan kesepian, bahkan dia sering menggoda laki-laki kaya seperti saya untuk memuaskan nafsunya. Jika sekarang dia hamil itu bukan karena saya." Satria menyangkal sambil merapikan pakaiannya.
“Plak! " tiba-tiba Intan menampar Satria dengan sangat keras.
"Jaga mulutmu Satria! Asal kalian tahu, kehamilanku ini karena laki-laki ini telah menjebakku, bahkan dia mengatakan jika di dalam tubuhku memang ada ilmu hitam yang sengaja dikirim seseorang, dan semua itu akan hilang jika aku mau berhubungan badan dengannya," jelas Intan sambil berteriak.
“Kalian dengar sendiri 'kan penjelasan putri kami? Jadi mau tidak mau Satria harus bertanggung jawab atas apa yang sudah dia lakukan kepada Intan." ucap Sukma yang saat itu berdiri di samping Adipati.
"Satria, lebih baik kamu jujur, Nak. Jika memang anak yang ada di dalam kandungan gadis ini benar anakmu, lebih baik kamu cepat menikahinya," ucap Ayu sambil menggandeng tangan Satria.
"Ma, kamu tidak perlu ikut campur masalah ini. Lebih baik kamu masuk ke dalam kamar!" bentak Rudi kepada Ayu.
"Tapi, Mas … ."
"Aku bilang masuk, ya masuk!" bentak Rudi sambil menarik tangan sang istri dengan kasar.
Rudi dengan kasar menarik tangan Ayu dan menyeretnya ke dalam kamar. Bagi Rudi apa yang diucapkan Ayu bisa membuat Satria menikahi Intan. Dan jika itu terjadi, secara tidak langsung dia akan kehilangan harta warisan yang ditinggalkan oleh orang tua Satria.
"Satria tidak boleh menikahi wanita itu ataupun wanita lain kecuali dengan wanita pilihanku, karena jika itu terjadi aku yakin semua harta ini akan berpindah tangan dan aku akan kehilangan semua ini," gumam Rudi sambil berdiri di depan pintu kamar.
"Bagaimana, apa masalah sudah selesai? Karena tidak ada bukti yang menyatakan jika anak yang ada di dalam kandungan Intan adalah anak keponakan saya, jadi saya minta kalian pergi dari rumah saya sekarang juga," perintah Rudi yang sudah baru saja tiba di ruang tamu.
"Tidak kami tidak akan pergi sebelum laki-laki pengecut ini mengakui perbuatannya, dan bersedia bertanggung jawab!" bentak Adipati.
"Aku tahu, kalian mendesakku menikah dengan wanita tua ini karena kalian butuh uang untuk merawat anak ini 'kan?" tanya Satria dengan tatapan mata menghina.
"Maaf Tuan Adipati jika saya boleh sarankan, bagaimana jika anak yang ada di dalam kandungan putri Bapak di gugurkan saja. Lagi pula kasihan jika saat dia lahir hidup dalam kekurangan," Rudi tiba-tiba memberikan saran sambil tersenyum menghina.
Adipati memang tidak sekaya keluarga Satria yang memiliki perusahaan besar dan terkenal di Jakarta. Tetapi usaha rumah makan, serta butik kecil yang dimiliki Intan masih mampu menghidupi keluarga mereka. Adipati yang merasa tersinggung dengan penghinaan Rudi langsung memukul wajah laki-laki yang sudah terlihat keriput tersebut hingga jatuh di lantai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments