flashback on
Jangan menungguku, hari ini aku ada wawancara kerja part time' sebuah pesan dikirimkan Garina untuk Byan yang kini tengah menunggunya di Halte, seperti biasa lagi lagi pria itu kembali bolos sekolah demi bisa pulang bersama Garina.
Byan nampak tak bersemangat ia menjatuhkan bahunya.
Jika garina diterima bekerja itu artinya Garina akan menghabiskan waktu setelah pulang sekolah di tempat kerja dan kemungkinan sampai malam, apakah ia harus berhenti bolos agar bisa kembali menyamai jam pulang garina?
Hufht.....Byan hanya bisa mendes ah pasrah.
.
"Jangan terlalu kecewa masih ada kesempatan." Garina berbicara pada dirinya sendiri, memberi semangat pada jiwanya yang tengah bersedih karena ditolak bekerja.
Garina menoleh dan menatap kesal restauran mewah dibelakangnya, ia kembali menggerutu "Yang benar saja masa pelayan paruh waktu harus punya tinggi badan 1,65. restoran ini sebenarnya cari pelayan atau model." Garina lalu menatatap kakinya yang tidak jenjang, tinggi badannya yang hanya 153 cm ditambah ia yang mengenakan seragam SMA membuatnya terlihat masih kekanakan.
Gadis itu menghembuskan nafas pasrah lalu berjalan lunglai menuju jalan keluar, namun langkahnya terhenti ketika melihat ada mobil yang biasa ayahnya kemudikan terparkir di Bagian VIP.
Garina membawa langkahnya kesekitar Mobil mewah berwarna hitam yang nampak mengkilat itu.
"Wah." gumamnya menatap kagum sambil mengelus body mobil, baru kali ini Garina sedekat ini dengan kendaraan yang diKemudikan ayahnya.
Gadis itu menebak kemungkinan ayahnya sedang berada disekitar sini, menemani Tuan Muda Ganendra bertemu dengan salah satu klien di ruang VIP resto.
Garina menghembuskan nafas kuat kearah kaca mobil lalu mengambil selembar tissue dari dalam tasnya, membersihkan sedikit noda debu yang ada disana.
.
.
.
#masa kini
Sagara yang duduk di bangku belakang hanya bisa menatap kosong kearah luar, seakan meratapi kehidupannya yang begitu memilukan, ia bahkan merasa sepasang pemulung yang berjalan di trotoar jauh lebih bahagia dari pada dirinya yang bergelimang harta.
"Jhon."
"Iya Tuan." jawab Jhon yang duduk dibalik kemudi mobil, kali ini mereka terjebak macet sehingga mobil tidak melaju.
"Berikan ini pada mereka." Sagara mengeluarkan semua uang cash yang ada didompetnya dan memberikannya pada Jhon.
Asisten pribadi Sagara itu segera turun dari mobil dan memberikan amanah dari Atasannya.
Mobil bergerak perlahan, beberapa orang diluar yang mengendarai motor terlihat kegerahan, panas kota Jakarta benar benar meresahkan. Tapi tidak dengan suasana mobil Saga. Disana begitu sejuk hingga mampu membuat hati Saga mati membeku.
Mata Saga menatap dua siswi saling berboncengan dengan seragam Putih Abu abunya. Persis seperti yang digunakan Garina saat kali pertama mereka bertemu.
Saga tersenyum tipis dengan hati yang terasa dihujam belati tajam.
Jhon yang mengamati bossnya melalui spion depan hanya bisa menghela nafas.
"Jika anda memerintahkan saya mencarinya maka akan saya laksanakan detik ini juga." ujar Jhon, sudah sangat lama ia ingin mengutarakan isi hatinya ini, tepatnya dua tahun yang lalu sejak Sagara mengetahui rahasia istrinya yang selama ini ditutupinya rapat rapat.
Sagara menatap Jhon dengan tatapan datar, pandangan mereka bertemu di kaca spion namun Jhon segera menunduk ia tak sanggup melihat luka yang begitu dalam terpancar dari netra Sagara.
"Dia mengenakan seragam seperti itu saat aku pertama kali melihatnya." Sagara kembali melihat dua siswi yang tengah bersenda gurau dibawah teriknya matahari kota Jakarta.
"Senyumnya bahkan jauh lebih indah dari wanita manapun." pandangan mata Sagara menerawang jauh.
"Apa kau fikir aku pantas bertemu dengannya lagi?" Sagara mengajukan pertanyaan namun ia tak berharap Jhon menjawabnya karena ia sendiri sudah tahu apa jawabannya.
.
.
.
#flashback again
"Hei pencuri kecil!" Sagara berusaha mengulum senyumannya.
Sejak tadi gadis SMA yang keluar dari Resto itu mencuri perhatiannya, jalannya terlihat lucu dengan mulut komat kamit seperti tengah melafalkan mantra.
Garina menoleh dan menemukan seorang pria tampan dengan tinggi badan melebihi standar yang dicari oleh restoran.
180 cm, Tebak Garina dalam hati, namun ia segera menggeleng kuat guna menetralkan kembali isi kepalanya.
Ini bukan persoalan tinggi badan, namun pria dengan stelan jas yang pas melekat ditubuh tegapnya itu menyebutnya 'Pencuri kecil'.
Pencuri?
Sebenarnya Garina dan Sagara berjalan bersisian sejak keluar dari Resto namun Gadis itu sama sekali tak menyadarinya.
Sagara sempat berhenti tatkala melihat Garina justru terlihat menghampiri mobilnya.
"Apa aku terlihat seperti pencuri?" Garina gadis polos itu memindai tubuhnya sendiri.
Sagara tahu Garina bukan pencuri namun entah mengapa ia ingin menggoda gadis muda itu. Saga paham anak anak seusia Garina banyak yang kagum dengan kendaraannya.
"Heem, aku yakin kau bukan pemilik mobil ini."Tebak Saga, dan tentu saja benar karena mobil tersebut adalah miliknya.
"Apa aku terlihat seperti pemilik mobil ini? Tentu tidak! Tuan lihat aku dan lihat mobil mewah ini," Garina menunjuk dirinya kemudian mobil itu.
"Ini adalah mobil Majikan Ayahku, Lihat platnya," Garina menghampiri Sagara dan menariknya menuju depan body mobil padahal Sagara tadinya berdiri dibelakang mobil dan gadis itu menariknya hanya untuk melihat plat bagian depan? Yang sama dengan plat bagian belakang.
"B 1 GNR" Sagara membaca plat mobilnya sendiri, lalu melihat tangannya yang digenggam gadis SMA disampingnya.
"Mobil ini milik Tuan Muda Ganendra, ayahku adalah supir pribadinya." Ketus Garina seraya menghempaskan tangan Sagara dengan kasar, "Tadi ada debu Tuan, makanya aku lap." lanjutnya lagi dengan tersenyum semiring mungkin kearah Sagara.
Sagara kemudian tertawa terbahak bahak menatap tangannya yang di hempas dengan kasar.
Tangan yang beberapa wanita kalangan atas berharap untuk menggenggamnya namun bagai di lepeh begitu saja oleh gadis ini, gadis kecil yang mengaku anak dari supir pribadinya dan ia sama sekali tak mengenal siapa dirinya?
Garina menatap Sagara lekat, wajah tampan pria itu seperti tidak asing.
Yah ia pernah beberapa kali membuka situs bisnis yang memberitakan mengenai Ganendra group namun sayangnya Garina lupa dengan wajah Sagara yang ia lihat di berita karena pria itu selalu tampil dengan kaca mata hitam saat ada paparazi. Sementara untuk anggota keluarga Ganendra yang lain memang tak pernah diekspose kepublik jadi wajar jika sampai sekarang Garina belum mengenal Byan sebagai Tuan muda kedua Keluarga Ganendra yang bisnisnya menggurita dimana mana.
"Aku seperti mengenal anda tapi____"Garina menggantung ucapannya sambil memutar otak mencoba mengingat dimana kemungkinan ia pernah bertemu dengan pria dihadapannya.
"Ah sudahlah sepertinya terlalu banyak pria tampan didunia ini sehingga tampan sudah menjadi tidak asing." Garina mengibaskan tangan didepan wajahnya. sebelum pergi ia sekali lagi menatap Sagara namun lekas berbalik lagi lalu mencebik.
"Ia benar benar tidak asing." gumam Garina.
"Ada apa Tuan?" Jhon yang berlari menghampiri sang atasan bertanya tatkala melihat Tuan muda yang hampir tak pernah tersenyum itu justru tertawa lebar menatap punggung seorang gadis SMA.
"Urusanmu sudah selesai?" Wajah Sagara kembali Datar.
"Sudah tuan maaf membuat anda menunggu, sepertinya cumi goreng restoran ini benar benar pedas tidak cocok diperutku" keluh Jhon. setelah santap siang bersama klien tadi ia meminta ijin untuk ke Toilet.
Saat mobil Sagara melewati tubuh Garina gadis ia menoleh tatapan mereka seakan bertemu melalui kaca mobil dengan warna hitam pekat itu.
Sagara bisa melihat Garina namun tidak dengan sebaliknya.
"Ah...ayah benar benar profesional." Garina tersenyum, ia maklum sang ayah tidak menyapanya karena tengah bekerja.
Garina masih berfikir ayahnya lah yang berada dibalik kemudi itu namun ia salah karena Terkadang untuk pertemuan bisnis Sagara hanya mengajak serta sang Asisten pribadi.
"Apa memang terlalu banyak orang tampan sekarang?" Sagara tersenyum simpul mengingat ekspresi Garina, tak ada rasa kagum dan damba dimata gadis polos itu hanya ada raut wajah bingung.
"Anak anak sekarang sepertinya perlu membaca majalah bisnis." Sagara meraih majalah bisnis disampingnya, yang sampulnya adalah gambar dirinya yang terlihat begitu tampan.
"Ada apa Tuan? Tuan mengenal anak itu?" Jhon sejak tadi melihat Atasannya itu terus tersenyum melihat sang gadis SMA. Dan ia bersyukur karena ini adalah senyum tulus pertamanya sejak ia bekerja sebagai asisten pria itu.
Selama ini Sagara hanya tersenyum palsu didepan kamera dan para koleganya, apalagi sejak kekasihnya memutuskan hubungan mereka secara sepihak dan lebih memilih melanjutkan S2 nya di German, Sagara terlihat makin dingin.
"Dia putri pak Ahmad." ujar Sagara menjawab pertanyaan Jhon.
"Oh...putri pak Ahmad." Jhon hanya mangut manggut namun seketika ia teringat sesuatu.
"Anaknya yang baru saja berulang tahun yang ke 17 tahun. minggu lalu pak Ahmad membeli sepasang sepatu untuk putrinya. " Jhon teringat cerita mengenai kotak sepatu yang ia temukan di bagasi mobil Sagara.
"Benarkah?" Sagara kembali tersenyum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Hani Ekawati
Pertemuan pertama yang mengesankan, Garina begitu polos bikin Sagara gemes 😁
2025-04-15
0
Hani Ekawati
Sagara benar benar ga bisa move on dari Garina mantan istrinya 😂
2025-04-15
0
Hani Ekawati
Berarti disini usia Sagara masih sekitar 24 atau 25 tahunan ya.
2025-04-15
0