Flashback off
"Tuan panggilan dari rumah sakit." Nafas pria 38 tahun yang baru masuk sambil membawa ponsel ditangannya itu terdengar tak beraturan.
Sementara pria dewasa berpenampilan khas Ceo muda dihadapannya nampak tak acuh, ia seperti sudah menduga akan kabar yang diberitahukan dari rumah sakit.
"Keguguran?" tebak Sagara Ganendra seraya tersenyum smirk.
Ia tak mengambil ponsel dari tangan Jhon sang asisten pribadi.
Sagara tertunduk lalu terkekeh pelan dan menghela nafas berulang kali.
"Benar Tuan, Nyonya Bella keguguran." Jhon menatap miris sang atasan, ini sudah yang ke 4 kalinya.
Dua kali keguguran karena janin tak berkembang, sekali hamil luar kandungan yang menyebabkan satu saluran tuba Bella harus diangkat, dan percobaan bayi tabung yang juga keguguran.
ini adalah proses bayi tabung pèrtama yang dijalani Bella dan kembali berakhir dengan keguguran. kemungkinan besar Sagara dan Bella harus mengubur dalam keinginannya untuk memiliki buah hati karena usia 35 tahun bagi Bella sudah sangat beresiko untuk kembali hamil apalagi dengan riwayat kegagalan kehamilan yang berulang.
Kembali ke 10 tahun yang lalu.
"Pamanku ingin aku melanjutkan study keluar negeri. kau mau ikut?" Pemuda 15 tahun yang terlihat sangat dewasa itu mendongak menatap langit biru yang begitu indah dengan perpaduan awan putih yang tipis.
Ia gila sudah mengajak Garina, namun Byan butuh seseorang disisinya.
Ibunya sudah menerima laporan jika ia sering bolos sekolah, dan hal itu kerena ia ingin mengikuti jam pulang sekolah Garina yang hanya sampai jam 1 sedangkan sekolahnya menerapkan sistem full day.
Maka dari itu wanita bergelar Nyonya besar Ganendra itu ingin memindahkannya ke Amerika.
Bukannya merangkul dan bertanya apa yang membuatnya melakukan hal seperti itu namun Byan merasa ia justru akan dibuang lebih jauh lagi. Namun Byan sebenarnya tak berharap banyak mengingat posisinya dikeluarga itu sebagai apa.
Fasilitas nomor satu di Amerika sudah menantinya namun Byan tahu selama beberapa tahun disana ia pasti akan sendiri ibu dan kakaknya tidak akan pernah punya waktu menjenguknya. Maka dari itu Byan tak ragu mengajak Garina untuk ikut, hal itu bukan masalah ia sanggup menyekolahkannya. Meski tidak banyak namun Byan yakin tabungannya mampu menghidupi Garina.
Garina menusuk nusuk lengan Byan yang keras dengan telunjuknya hingga pria itu menoleh dan Garina lekas menempelkan punggung tangannya di Jidat Byan.
"Kamu sakit Dek? Hehehe." Garina tertawa mengejek.
Ia fikir Byan tengah membual.
Amerika?
Dia ikut?
"Aku tahu pamanmu kaya, kenapa tidak pergi sendiri? Kenapa mengajakku? Aneh kalau mau pergi ya pergi saja." Tiba tiba raut wajah gadis itu berubah Sendu. dilingkungan ini sulit memiliki seorang kenalan bahkan Garina sangat jarang berbicara dengan para pekerja mansion Ganendra lainnya dikarenakan kesibukan mereka.
"Kau akan kesepian kalau aku tidak ada."ucap Byan Tidak aku akan lebih kesepian jika kau yang tidak ada. Batin Byan melanjutkan kalimatnya. Ia menatap nanar hamparan danau buatan dihadapannya. Sebuah tempat yang rutin mereka kunjungi untuk menikmati waktu sunyi yang sebenarnya selalu mengelilingi mereka.
Byan tahu Hubungan Garina dan ayahnya tidak begitu akrab, selain sang ayah tak punya waktu karna harus senantiasa berada disekitar kakaknya, ayah Garina juga selalu mengingat istrinya jika berada didekat putrinya. Garina sendiri yang mengatakannya namun anehnya saat bercerita gadis itu masih terlihat riang gembira.
"Hahh" Garina menghela nafas...sayup sayup suara burung kembali kesarangnya mulai terdengar. disekitar Danau terdapat jejeran pohon akasia besar dengan ratusan sarang burung diatasnya.
Yah sesepi itu tempat ini sehingga burung burung menjadikannya sebagai tempat pemukiman.
Mengapa orang kaya itu membuat hunian seindah ini jika tak dinikmati? Hanya sesekali Byan dan Garina melihat petugas kebersihan yang selalu merawat tempat ini.
Bahkan saat libur pun tempat ini hanya akan dipenuhi anak anak orang kaya dan para nannynya.
"Kalau kau pergi aku akan mencari teman lain." Ujar Garina.
"Kalau kau tidak ikut aku tidak akan pergi." Balas Byan.
"Hei bocah 15 tahun, kamu gila ya? Sudah syukur pamanmu ingin menyekolahkanmu ke tempat yang bagus kenapa berfikir seperti itu?"
"Mungkin kau akan menemukan teman lain tapi aku tidak akan menemukan Garina yang lain disana." Byan terlihat sangat serius ketika mengucapkannya.
Garina sempat terperanjat dengan air wajah Byan yang penuh dengan gurat keseriusan.
Ada apa dengan bocah ini?
Dia terlihat begitu dewasa.
"Kau beruntung diberikan paman yang kaya dan bisa menyekolahkanmu tinggi tinggi, jangan sia siakan kesempatan ini hemm." Garina mengusap pundak Byan dengan penuh kelembutan, "Anggaplah ajakan itu serius, memangnya pamanmu mau membiayaiku? Ini Amerika biaya hidup dan sekolah disana tinggi, dan kalaupun biayanya ada aku tidak mungkin meninggalkan ayahku yang selalu merindukan ibuku itu. Karena hanya ia yang kupunya didunia ini."
"Lagi pula aku mau sekolah apa di Amerika? Diindonesia saja aku selalu berada diperingkat bawah." gerutu Garina.
Byantara lupa ia hanya seorang bocah kelas 10, mana mungkin sanggup meyakinkan Garina untuk ikut bersamanya.
.
.
.
Tahun Sekarang
Sagara menatap wajah pucat istrinya, ia belum sepenuhnya sadar dari pengaruh obat bius.
karena masalah yang serius Sagara terpaksa menandatangi surat persetujuan pengangkatan rahim istrinya.
"Bagaimana bisa kau setuju rahim anakku diangkat Hah?" Sentak Tuan Arifin ayah Bella sekaligus mertua Sagara yang baru saja datang. Dadanya kembang kempis menahan amarah memikirkan sang putri tunggal kini sudah tak memiliki rahim lagi.
Lalu bagaimana Bella bisa melahirkan penerus untuk mewarisi seluruh kekayaan keluarga Ganendra yang jumlahnya berkali kali lipat dari hartanya yang tidak seberapa sebagai seorang pensiunan wakil bupati.
Sagara menatap tajam ayah mertuanya yang serakah itu, ia tahu apa yang tengah difikirkan sang mertua, 10 tahun yang lalu ia sudah dikelabui oleh pasangan ayah dan anak itu dan ia baru mengetahui semuanya dua tahun yang lalu. 8 tahun ia hidup sebagai kacung mereka berdua, tidak! Khusus bagi bella wanita itu sudah menipunya lebih dari 10 tahun dihitung sejak mereka berpacaran.
Ketika mengingat hal itu Sagara hanya bisa menahan amarahnya. Entah sudah berapa kali ia membunuh dirinya sendiri didalam benaknya.
Menyesal?
Jangan ditanya seberapa dalam penyesalan pria yang kini berusia 35 tahun itu, ia melepas sebuah batu berlian hanya demi batu kerikil yang banyak berhamburan dijalan. Dan bodohnya ia, batu kerikil itu ia simpan didalam kotak kaca berlapis berlian yang sangat indah.
Persetan dengan cinta pertama!
Sagara meninggalkan mertua dan Istrinya.
sepertinya ia sudah tak bisa bertahan lagi bersama bella. Dua tahun ini Sagara mencoba berdamai dengan kehidupannya namun tetap saja tak bisa.
"Katakan pada putrimu ketika dia sadar, ia sudah tidak pantas menyandang gelar Nyonya Sagara Ganendra." Tukas Sagara sebelum berlalu keluar dari ruangan VIP itu. Ia tak lagi peduli dengan umpatan Arifin yang ditujukan kepadanya.
"Brengsek kau Sagara, kau anggap apa putriku yang mendampingimu selama 10 tahun Hah!".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Hani Ekawati
Kak Deo, kenapa aku baru Nemu novel sebagus ini disaat udah tamat 😂 Waktu kisah Jingga, Danish dan Koa, aku ngikutin pas on going nya karena sebelumnya Nemu novel kisah Abi. Ah rasanya suka nyesel klo Nemu novel bagus tapi pas udah tamat. 😭
Kisah Garina, Byan dan Sagara ternyata tidak kalah bagus nya, baru beberapa bab baca tapi udah dapat feel nya tentang mereka bertiga. Penasaran cinta Garina berlabuh kepada siapa, aku mau lanjut baca 🤗🤗🤗
2025-04-15
1
Eti Alifa
stlh novel ini selesai , q akan berburu ceritamu yg lain.
OMG q sdh kecanduan karyamu👍🏻
2025-02-27
1
Erni Fitriana
bener katamu thor dibutuhkan konsentrasi penuh di novel ini ...walau sdh ada clue nya tetep sja konsentrasi aku yg ndlosor ini harus fokus......tapi aku jadi kecanduan sama 3 novel mu yg sedang ku baca ini..(senja-aby,cerit yg mempesona ku...sampe beres baca masih terkesan sama 3 tokoh itu aby-senja-nata)
2024-08-20
3