Setelah melewati masa kritis terbaring koma di rumah sakit pada akhirnya Rubby di perbolehkan pulang oleh dokter setelah keadaannya di nyatakan benar-benar pulih walaupun sebagian ingatannya telah hilang, akan tetapi Suster Ana sedikit membantu Rubby untuk mengingat siapa dirinya dan suaminya Dewa.
Dengan penuh semangat suster Ana merapikan baju-baju Rubby kemudian dengan telaten ia masukan ke dalam tas untuk di bawa pulang sementara Om Dewa membantu merapikan barang-barang nya dan juga istrinya ke dalam tas juga.
Seulas senyuman Rubby memperhatikan keduanya meski dirinya begitu tak mengingat siapa dirinya atau pun masa lalunya beruntung kedua orang di sisi-Nya memberi tahu jika dirinya bernama Rubby dan ia mempunyai kakak tiri yang bernama Andre.
"Kamu sudah siap?"
Lamunan Rubby sedikit terhentak karena suster Ana memanggilnya.
"I-iya sus"
Suster Ana tersenyum sembari berjalan ke arah Rubby yang masih duduk di ranjang pasien.
"ini pakai kaca matamu dulu sebelum pulang"
Rubby memandangi kaca mata itu, ia menyerengit aneh.
"Kaca mata,Apa ini kaca mata rabun?" tanyanya yang benar-benar tidak tau.
Suster Ana begitu bingung di buatnya begitu pun dengan om Dewa yang juga ikut menyambar omongan keduanya.
"kamu butuh kaca mata Rubby, karena kamu punya masalah dengan penglihatan mu"
"tidak tapi aku, mata ku maksudnya mata ku begitu terang tidak rabun sama sekali buktinya aku masih melihat kalian secara jelas"
"Kamu lihat ini angka berapa?" Tanya suster Ana sembari memperlihatkan kelima jarinya di depan mata Rubby.
"itu angka 5 sus"
"Astaga, rasanya aku tidak percaya ini, bukankah ini keajaiban" Suster Ana meletakkan kedua tangannya di bahu Rubby. "Rubby sewaktu kamu kecil, kamu selalu memakai kaca mata hingga kamu dewasa pun kamu selalu memakai kaca mata ini, tapi sekarang..."
"kita memang kehilangan ingatan Rubby tapi ingatan itu bukan kah menyembuhkan penyakitnya?" Sahut Om Dewa.
"Tapi sebelum pulang, kita ke dokter mata dulu yah kita harus benar-benar cek kondisi mata kamu agar tidak ada hal yang lain yang perlu kita khawatirkan"
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Dok, hari ini jam 3 sore dokter ada jadwal untuk mengoperasi pasien yang menderita kelainan jantung" ucap seorang perawat pada seorang pria tampan yang berpakaian seperti dokter.
Dokter itu pun tersenyum sembari berkata.
"Baiklah terimakasih atas informasinya sekarang kamu boleh bekerja kembali,"
Perawat itu pun pergi dan berbaur dengan perawat lainnya dan meninggal kan dokter tampan itu sendirian di dekat ruangan resepsionis. Dan baru saja beberapa melangkah seseorang seperti memanggil dirinya.
"Sepertinya saya pernah melihat kamu,"
Pria itu tersenyum pada sosok yang memanggilnya pemandangan itu hanya sebentar akan tetapi tatapan lebih dalam pada seorang wanita yang berada tepat di tengah-tengah wanita dan pria. Pria itu adalah Dimas dan mereka adalah Rubby, suster Ana serta om Dewa.
"Tunggu... Dari seragam mu, apa kamu seorang dokter?" Om Dewa menebak.
Membuat Dimas sedikit melepas tawanya. "Maaf sebelumnya saya tidak menyebutkan jati diri saya, yah benar saya seorang dokter spesialis jantung di rumah sakit ini"
"Luar biasa sekali yah, kamu udah tampan, terus seorang dokter lagi" puji suster Ana, membuat om Dewa yang berada di sampingnya mencuil pinggang istrinya lalu berkata pelan. "Gini-gini suami kamu juga tampan"
"Hehehe iya pokoknya suami aku juga tampan"
Dimas terkekeh pelan di buatnya, namun kekehannya terhenti ketika melihat seorang wanita yang belum ia ketahui namanya hanya terdiam diri tanpa sepatah kata pun.
"Syukurlah kamu telah sadar dari koma, apa sebelum nya kamu ingat saya?"
Rubby memandangi Dokter Dimas dari atas sampai bawah lalu yang terakhir ia hanya menggeleng kan kepala.
"maaf yah, Rubby ini mungkin lupa sama kamu setelah dokter menyatakan kalau dia hilang ingatan jadi dia mungkin lupa segalanya yang berkaitan dengan masalalunya" ucap suster Ana menjelaskan.
"Dulu emangnya apa pernah aku lakukan?" Tanya Rubby yang kini mulai berbicara.
Dimas terdiam memandangi wajah wanita itu dengan piluh. "Beberapa hari yang lalu kamu pernah menolong anak dari kakak ku, aku ingin mengucapkan terimakasih waktu itu tapi kamu malah pergi. Untuk tersaat aku senang kamu telah sadar dari koma tapii...."ucapan Dimas terputus ketika seorang suster memanggilnya dengan nada panik.
"Dokter...dokter.. Pasien di kamar 308...detak jantungnya menurun..."
"Astaga, baiklah saya akan segera kesana!" Dimas seketika hilang dari pandangan mereka.
"Rubby, asal kamu tau dokter Dimas itu baik sekali orangnya dia juga nolongin kamu dengan mendonorkan darahnya untuk kamu"ucap suster Ana.
" Terlihat dari matanya sus, itu terlihat kalau dia memang orang baik"sahut Rubby.
"Sayang apakah kamu masih ingin memujinya?" Sambar Om Dewa.
"Tidak mas, aku hanya memuji nya saja kok"
"Hmm awas saja kalau sampai kamu menyukai nya"
"Jangan konyol kamu mas, lagian aku ini sudah tua mana mau sama brondong"
"Suster Ana, Om. Apa kalian akan berdebat di sini atau mau pulang, kalau saja aku tidak hilang ingatan aku bisa saja pulang sendiri tanpa menghiraukan kalian yang sedang berdebat"
"Oke, yaudah kita pulang sekarang yah, sini sus bantuin jalan nanti kamu jatuh"
"Tidak apa-apa sus aku masih bisa jalan sendiri,"
"Sudah tidak masalah, lagian kamu itu baru keluar dari rumah sakit pasti belum terlalu pulih"
ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ
melihat rumah mewah bertingkat empat ini sungguh membuat Rubby di buat takjub sendiri rasanya seketika ia pun bertanya heran memandangi suster Ana dan om dewa secara bergantian.
"sus, om apa benar ini rumah ku?"
"iya ini rumah kamu, ayo sekarang kita masuk"
"non Rubby, akhirnya non Rubby pulang juga sumpah non saya sedih saat non Rubby di rawat di rumah sakit dan di nyatakan koma entah kenapa keadan rumah tanpa non Rubby terasa hampa, sepi" ucap pak agam yang datang dari belakang lalu menghampiri Rubby.
"Bapak siapa?"
Pak Agam tercengang, ia garuk garuk kepala sendiri. "non Rubby kalau ngomong suka becanda, masak gak kenal saya"
"Pak agam, maklumin saja yah Rubby ini hilang ingatan jadi dia lupa tentang masalalu nya"ucap om dewa.
"Oalah non non saya sungguh prihatin.."
"Rubby ini pak Agam satpam yang bekerja di rumah ini selama puluhan tahun"
Rubby menarik seulas senyum mengulurkan tangannya menggapai tangan pak Agam lalu mencium punggung tanganya.
"Maaf yah pak Agam, mungkin saya memang hilang ingatan tapi saya akan berusaha untuk mengingat bapak"
"Iya non, hiks saya jadi sedih sendiri jadinya"
"Pak Agam bagaimana keadaan di dalam?" Tanya om Dewa yang kelihatan serius.
"Oh iya Pak Dewa, saat ini tuan Andre sedang tidak berada di rumah soalnya malam kemarin dia pergi dinas ke luar kota mungkin sore ini pulang"
"Apa Andre itu kakak tiri ku om?"
"Iya dia kakak tiri kamu Rub,"
"Kakak tiri yang jahat, tidak punya hati, dan dia juga membuat kamu koma dan hilang ingatan lebih tepatnya!"
"Ck, dasar manusia tidak punya hati lihat saja aku akan membalas semua perbuatannya enak saja dia telah membuat ku tertidur lama tanpa makan dan minum!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Lovita BM
good Ruby ,ayo bikin kakak tirimu bonyok² ,lawan tanpa ampun 🤭
2023-09-20
0