Insiden Rubby

Darah segar mengalir deras di kedua telapak tangan Rubby bahkan beling-beling kecil yang ada di lantai menancap di sebagian telapak tangan.

Rintihan kecil pun keluar dari mulutnya seraya menatap teduh wajah sang kakak yang telah tega mendorongnya dengan kasar.

"Luka di tangan mu itu belum seberapa di bandingkan dengan luka yang telah ibu mu perbuat kepada keluarga ku! Bahkan aku bisa saja membunuh mu jika aku mau!"

"Hiks kenapa kau tega sekali kak, padahal aku mencoba ingin peduli pada mu hiks hiks dan aku sama sekali tidak pernah jahat"

"Ck.aku tidak butuh rasa perduli mu itu! permainan mu licik kau sudah merebut 70% harta milik ku dan sekarang kau menginginkan aku menjadi suami mu!"

Rubby menyangga tangannya di tiang rak tempat menyimpan minuman, perlahan ia mencoba untuk berdiri kemudian membantu menjelaskan.

"Ah ti tidak kak bukan begitu maksud ku, itu bukanlah murni keinginan ku kak, dan aku bisa saja menolak akan tetapi Om Dewa dan...

"Arrrggghhh... Cukup....!!!" Andre terlalu tersulut emosi.

Bug!

"Arrggg...kak....maaf..."

"Ti tidak ap apa yang baru saja aku lakukan!"

Andre frustasi ia tertunduk lesu sembari memegang tubuh Rubby yang tak sadarkan diri dengan kondisi kepala yang berdarah akibat benturan penyangga minuman terjatuh dan menimpah kepala Rubby.

****************

Ambulan pasien gawat darurat memarkir di rumah sakit Permai lalu pasien di sambut dengan bangkar oleh suster menuju ruangan gawat darurat.

"Dok, tolong lakukan yang terbaik untuk keponakan saya" Pinta Suster Ana pada Dokter yang akan menangani Rubby.

"Kita akan berusaha melakukan yang terbaik karena jika di lihat dari kondisi pasien sepertinya ini luka yang serius. kalau begitu ibu bisa menunggu di luar"

"Iya baik dok"

Pintu ruangan gawat darurat tertutup rapat dan di dalam sudah banyak suster atau dokter yang menangani Rubby.

Andre telah baru saja sampai di rumah sakit setelah 10 menit Om Dewa dan suster Ana sampai.

"Andre! apa kau gila! apa kau berusaha untuk membunuh Rubby!"

"Tidak om! aku tidak berniat untuk melukainya apa lagi untuk membunuhnya lagian aku tidak sengaja mendorong rak berisi minuman ku dan menjatuhkan sesuatu hingga mengenai kepalanya lagian aku yakin itu hanya luka biasa om!"

"Luka biasa kau bilang! Andre. Apa kamu tau benda yang menimpa kepala Rubby itu sangat berat. Apa kau masih marah, tidak Terima kemudian masih menyalahkan Rubby?"

"Yah aku masih sangat tidak terima! aku masih tidak ingin di nikahkan secara paksa dengan gadis itu!"

"Baik, terus saja menolak karena sekarang ancaman terbesar mu adalah penjara!" Ucap Om Dewa terlihat mengancam."saya tidak tau apa respon semua orang yang bekerja di di hotel mu tentang atasnya yang mencoba untuk membunuh adiknya sendiri"

"Hooh sudah aku duga ini hanyalah sandiwara untuk menjebak ku! Om harus ingat om bukanlah siapa-siapa, om adalah bawahan papa saja tapi om sekarang berani menentang ku, bahkan sekarang tidak lagi menyebut ku dengan panggilan tuan!"

"Jangan mengalihkan topik Andre dan ada kalahnya saya bersikap tegas seperti kedua orang tua mu dan saya tidak akan menyia nyia kan amanah mereka untuk menjaga serta mendidik mu menjadi yang lebih baik"

"Om semua tidak terlihat baik-baik saja ketika anak pembunuh itu datang ke rumah ini!!"

Plak!!!

Sedari tadi Suster Ana hanya diam saja tapi ketika Andre mulai menyebut Rubby sebagai anak pembunuh dia menjadi emosi dan menampar Andre.

"Cukup Andre! setelah apa yang telah terjadi pada Rubby hari ini kau masih bisa menyebut nya sebagai anak pembunuh lalu apa kau tidak sadar apa perbuatan mu pada Rubby!"

Andre tersenyum miring sembari memegang wajahnya bekas tamparan Suster Ana.

"Lihat ternyata Suster Ana sudah mulai berani menyentuh mantan majikannya. hahaha luar biasa sekali"

"Keputusan mu untuk menolak di nikahkan dengan Rubby akan semakin berat setelah apa yang telah kau lakukan padanya!"

Pintu ruangan gawat darurat terbuka lagi dengan panik dokter berkata.

"Pasien terlalu banyak mengeluarkan darah, dia membutuhkan golongan darah O apa di antara kalian ada yang memiliki golongan darah itu karena di rumah sakit ini stok darah O telah habis"

Dengan panik Om Dewa dan Istrinya saling berpandangan.

"Lakukan, kebetulan saya memiliki golongan yang sama dengan pasien" Sahut seorang Pria yang tidak di kenalin.

"Kamu siapa?" Tanya Om Dewa.

"Kondisi pasien sedang tidak baik baik saja, setelah proses pendonoran darah selesai saya berjanji akan memperkenalkan diri kepada kalian semua" Ucap sang pria di sertain senyuman tulus.

Usai pengambilan darah berhasil sih pria yang baru saja mendonorkan darahnya untuk Rubby keluar dari ruangannya lalu segera menghampiri mereka.

"Maaf telah menunggu lama" Kata pria itu.

"Membosankan sekali entah siapa pria yang sok menjadi pahlawan ini" Ketus Andre di dalam hati.

"Katakan siapa kamu sebenernya, kenapa kamu baik sekali padahal kamu dan wanita yang ada di dalam ruangan itu tidak saling mengenal" Ucap Suster Ana, sedangkan Om Dewa hanya ikut mengangguk saja.

"Saya berhutang nyawa pada wanita itu karena berkat ia lah anak kakak saya selamat dari maut"

*Flashback*

Terkesan dingin tak banyak bicara tak memiliki banyak teman mungkin itu suatu keburukan yang ia punya. Di tepi jalan saat sedang menunggu taxi online Rubby memandang teduh kerikil kecil di bawah kakinya sekilas ia menendang-nendang kerikil itu dengan pelan.

Tidak berselang lama seorang bocah laki laki berusia 5 tahunan menghampiri Rubby dengan membawakan pistol mainan berisi air.

"Dorr...ayo main jika aku tembak maka kamu harus mati yah" Ucapnya sembari terus menembakkan air dari dalam pistolnya.

"Hey, ap- apa yang kamu lakukan, hey jangan begitu nanti aku bisa basah" Sahut Rubby seraya menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangan. Serta bayangan masa lalu

teringat, tentu ingatkan ini tidak akan pernah hilang bagaimana saat Andre kecil dulu ia juga pernah melakukan hal yang sama seperti boca laki-laki ini.

"Yah cemen, kenapa kakak tidak mati saat aku tembak" Keluh bocah laki-laki tersebut maka ia pun berhenti memainkan pistol tembaknya.

"Di mana orang tua mu, mengapa kamu sendirian di tepi jalan yang ramai seperti ini"

Sontak bocah laki-laki itu garuk kepala dan seperti kebingungan sendiri.

"Wah iya itu mama dan itu juga om Dimas" Tunjuk bocah laki-laki itu, maka detik ini juga bocah laki-laki tersebut berlari menghampiri orang yang dia maksud di sebrang jalan naas ada sebuah mobil melaju kencang hendak menabrak bocah itu namun beruntungan berpihak padanya karena berkat Rubby bocah laki-laki itu selamat.

*Flashback End*

"kalau bukan karena wanita itu mungkin anak kakak saya tidak akan berada di dunia ini lagi bahkan hari itu saya tak sempat mengucapkan rasa terimakasih karena wanita itu langsung pergi seperti terburu-buru"

"oh jadi begitu cerita nya, terimakasih yah karena kamu sudah menolong keponakan saya" Ucap Om Dewa.

Andre merasa bosan berada di situasi saat ini pada akhirnya ia memutuskan untuk pergi.

"Kabarin aku jika dia sudah menjadi mayat!''Kalimat yang Andre ucapkan terdengar sadis sampai-sampai pria yang di ketahui bernama Dimas itu sampai geleng kepala di buatnya.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!