Cuaca di luar semakin lama semakin dingin membuat Rubby semakin mempererat tangannya di dengkul, jadi akan mustahil jika dapat tertidur dalam kondisi seperti ini.
Plak!
Plak!
Plak!
"Wahai nyamuk bisakah kalian membiarkan ku sedikit tenang mohon menjauh lah karena aku sama sekali tak mengganggu kalian"
Plak!
untuk sekali pukulan Rubby berhasil membunuh nyamuk yang baru saja menepi di kening nya. Noda darah pun membekas di telapak tangan.
"Hooh jadi percuma aku memakai baju dan celana panjang longgar tapi nyatanya kalian masih mengisap darah ku lewat kening." Rubby melumpuhkan dagunya di atas lutut dengan lesu sampai pada akhirnya ia pun terlelap di dalam mimpi.
****************
"Aduuh ini lagi malah males-malesan, bangun woy bangun udah siang mentang-mentang ini tanggal merah!"
Rubby tersentak bangun di saat ia merasakan cipratan air membasahi wajahnya, Samar-samar ia melihat Mutia yang berdiri depannya sembari berkacak pinggang. Mutia ini 5 tahun di atas usianya salah satu pelayan yang sudah lama bekerja di rumah ini.
"Mbak, bisa kah membangunkan ku dengan cara yang sopan"
"Ha.sopan? apa untungnya aku harus sopan pada seorang wanita yang tidak berguna seperti kamu. ingat Rubby posisi kita sama di rumah ini Sama-sama di anggap pelayan rumah tangga, yah meskipun kamu adalah adik dari tuan Andre akan tetapi bukan adik kandung kan melainkan adik tiri yang tak pernah di anggap"
Kata-kata seperti sudah sering terdengar dan untuk kali ini Rubby hanya mengabaikannya saja perlahan ia pun menegakkan tubuhnya. Tanpa harus membalas perkataan Mutia.
"Nih tugas pertama kamu!" Mutia memberikan sapu yang ia pegang kepada Rubby. "Kamu harus sapu semua ruangan yang ada di rumah ini jangan lupa habis itu pel nyampe bersih!"
"Aku akan melakukan nya tapi izinkan aku untuk tidur sebentar dulu di kamar karena mbak tau sendiri aku menghabiskan waktu tanpa tidur"
"Yah terserah! aku tidak perduli lagian itu juga dari ulah kamu sendiri yang senang sekali mencari gara-gara kepada tuan Andre, dan pokoknya kamu harus selesai kan tugas ini sekarang juga awas kalau tidak!"
Mutia melempar sapu ke lantai begitu saja lalu tak membutuhkan waktu yang lama ia pun pergi meninggalkan Rubby tanpa memperdulikan keluhannya.
ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ
Seorang pria paruh bayah tengah menikmati pemandangan di pagi hari lewat balkon terasnya kemudian seseorang yang di duga sebagai istrinya pun menghampiri nya.dengan membawakan secangkir teh hangat.
"Ini sudah lebih 12 tahun mas sudah saatnya mereka berdua harus menikah karena memang tidak baik menundanya lagi"
"Mungkin Andre akan menolak di untuk di nikahkan tapi apa boleh buat ini sudah keputusan dari almarhum pak Burhan"
Pria itu adalah Pak Dewa dan Istrinya Ana mereka menjalin hubungan sebagai suami istri semenjak usia Rubby menginjak 12 tahun.Sesudah menikah Ana harus berat hati meninggalkan Rubby bersama Andre dan ikut bersama suaminya Dewa.
Dewa menyeruput teh buatan istrinya lalu kembali berbicara.
"Siang ini juga kita harus ke rumah Andre kita harus memberi tahunya tentang surat wasiat itu yah kalau dia menolak dia harus terpaksa memberikan 30% hartanya kepada Rubby"
"Baiklah mas, aku sungguh tidak sabaran untuk bertemu dengan Rubby"
****************
Rubby menselonjorkan kakinya lalu menyandarkan tubuh nya di atas kasur waktu persiapan untuk melanjutkan tidur namun baru saja akan menepikan kepalanya di bantal suara keras Andre membangunkannya dari luar.
Dorr!!... Dorr!!... Dorr!! ...
"keluar!!.. keluar...!!"
"Ada apa kak" Sahut Rubby.
"masih bertanya kenapa! hey kamu sadar gak sih kerjaan kamu di rumah ini masih banyak dan sekarang kamu mau enak enakan tidur tanpa memperhatikan pekerjaan rumah yang belum beres!"
"Tapi kak aku sudah nyapu sama ngepel seluruh ruangan!"
"Kamu pikir aku anak kecil yang bisa di bohongin! sekarang kamu lihat!" Andre menarik tangan Rubby menyeretnya dengan kasar. "Lihat kamu lihat lantai-lantai yang ada di ujung sana!"
"Aww sakit kak!" Rubby kesakitan karena Andre mencengkram erat pergelangan tanganya."Apa kok bisa?bukannya tadi lantai nya sudah aku sapu sama pel"
Di balik ujung ruangan Mutia tertawa terbahak-bahak di kedua tangannya di penuhi tanah liat yang basah.
"Rasain kamu Rubby emangnya enak di marahin sama Tuan Andre"
"Jangan mentang-mentang 70% harta ini adalah milik mu dan kamu bisa seenaknya atas rumah ini!"
"Bukan hanya 70% tapi 100% warisan pak Burhan akan jatuh pada Rubby jika kamu tidak segera menikahi Rubby!"
Untuk sesaat Andre dan Rubby menoleh pada sumber suara.
"Suster Ana..." Lirih Rubby terlihat senang.
"Om Dewa, kenapa om tiba-tiba datang dan barusan apa maksud kata-kata om dewa?"
"Tidak! surat wasiat macam ini! tidak aku tidak akan mau dan aku tidak akan setuju untuk menikahi anak dari seorang pelac*r yang telah membunuh kedua orang tua ku!" Andre marah besar ia menatap bengis Om Dewa dan juga suster Ana.
"Kamu tidak akan bisa menolak Andre. karena papa mu lah yang telah menandatangani surat pernyataan ini dan ini sah di mata hukum kamu harus segera menikahi Rubby apapun yang terjadi!" Ucap Om Dewa yang tak kalah tegasnya dari Andre.
"Om, Tante Ana aku tidak mungkin bisa menikah dengan seorang pria yang tidak mencintai ku, tidak apa-apa tidak masalah karena aku ikhlas pergi dari rumah ini dan memberikan seluruh warisan yang telah di berikan kepada ku kepada kak Andre"
"Rubby sus tau apa yang saat ini tengah kamu rasakan, akan tetapi ini hak kamu juga, kamu pantas menerimanya sus mohon kamu harus setuju yah untuk menikah dengan Andre"
Brak!!
Andre menabrak meja ia mengacungkan telunjuk nya kepada Rubby.
"Kamu! kamu! bersama ibu mu pasti sengaja kan menghasut papa agar memberikan semua harta warisan ku kepada kamu ha. aku tidak menyangka pada mu,aku kira kamu begitu polos ck namun nyatanya kau Menjijikkan!"
"Berhenti untuk menyalahkan Rubby Andre.Karena Rubby waktu itu masih kecil dan dia belum tau apa-apa soal warisan."
"Ck.aku merasa hilang akal sekarang!" Andre terlihat frustasi ia berjalan kesana kemari sembari memegang kepalanya.
"Jadi solusinya kamu harus menikahi Rubby untuk mempertahankan warisan mu cuma itu jalan satu satunya agar kamu memiliki hak penuh atas hotel Doofan."
"Hahaha sangat lucu apa kata mereka jika aku menikahi itik buruk rupa yang selama ini paling aku benci" Kata Andre sembari berkacak pinggang dan geleng-geleng kepala. "Pokoknya apapun yang terjadi aku tidak akan menikahi dia! bahkan aku tidak perduli soal wasiat, warisan atau apalah dan pada intinya aku akan menyuruh pengecara saja untuk mengurus soal warisan aku menjamin 100% adalah milik ku bahkan setelah semuanya selesai aku berjanji akan mengusir dia dari rumah ini!" Kata Andre bicara tegas.
"Kak! menurut kakak aku mau di nikahkan dengan kakak dengan cara seperti itu, justru aku tidak mau kak, aku tidak mau menikah dengan seseorang orang yang selalu membenci ku!"
"Oh yah bagus kalau begitu! sekarang kamu jelaskan sendiri pada Om Dewa kalau kamu tidak setuju untuk di nikahkan dengan ku!"
"Tidak! apapun yang terjadi kalian harus menikah. dan kamu Andre kamu tidak bisa untuk merekrut pengacara karena surat wasiat ini adalah sah milik tanda tangan papa mu ini adalah asli"
"Ah persetan dengan surat wasiat ini!" Andre marah dan hendak merobek kertas bertanda tangan papanya.
"Walau seribu kali kamu merobek surat wasiat itu, percuma kamu akan sia sia saja karena saya telah memiliki banyak salinannya" Sahut Om Dewa yang membuat Andre langsung menciut dan tidak berani untuk merobek surat warisan itu.
Diam-diam Mutia menguping pembicaraan mereka ia mengatup bibirnya sembari berbicara pelan.
"Astaga aku tidak bisa membayangkan jika sih wanita jelek itu akan menjadi majikan ku jika dia sampai menikah dengan Tuan Andre"
****************
Trankk..... Trannkk... Trannkk........
Bunyi lemparan botol minuman berbunyi nyaring membahasahi dinding dan sebagian pecahan belingnya berserakan di lantai itu adalah ulah dari Andre yang marah karena masih tidak Terima akan di nikah kan secara paksa dengan adik tirinya.
"Pah! sudah cukup derita yang kamu buat kepada mama. dan sekarang kau menanamkan derita yang lebih parah kepada ku!" Andre tertunduk lesu menangis sembari melihat foto papa dan mamanya."Papa tau kalau dari dulu aku tidak pernah menyukai gadis itu dan sekarang papa...
Tok... Tok.. Tok...
"Kak..kak Andre.. kak apa kakak baik-baik saja?"
Andre semakin berwajah masam di kalah ia mendengar suara seseorang yang paling ia benci. Lekas ia buru-buru keluar dari dalam ruangan tempat menyimpan minuman beralkohol.
Rubby menarik seulas senyum di saat kakaknya sudah membukakan pintu untuk nya.
"Tadi aku mendengar suara dari dalam, apa kakak baik-baik saja?" Tanya Rubby yang masih terlihat sangat polos padahal ia tau apa penyebab nya.
"Sialan! kau adalah penyebab semua ini kemari kau!" Andre semakin marah, menarik tangan Rubby untuk masuk kedalam ruangan nya. Kini pintu sudah di kunci rapat-rapat.
Pranktt....
"Argg... sakit!!...."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments