Ranayaja. Keluarga nomer satu di Indonesia, memiliki bisnis property dan retail membuat nama Ranayaja terkenal di seluruh tanah air dan baru-baru ini perusahan dengan nama The R Coperation memasuki jajaran top ke-10 terbaik dunia.
R Coperation banyak membuat inovasi bagi masyarakat kecil, contohnya mereka yang memiliki UMKM berkesempatan memasarkan produknya di market yang disediakan R retail, tentu saja gagasan ini dikembangkan oleh kakek Jean. Pada masa kejayaan R Coperation saat itu masih dipimpin oleh kakek Jean yang bernama Ranayaja, hal ini tentu saja tak luput dari pada rival dan pada saat ini perang dunia masih berlangsung.
Suatu hari Ranaya pulang dari perjalanan bisnis, akan tetapi saat diperjalanan Ranajaya dihadang oleh beberapa komplotan perampok tentu saja itu dari para musuh saingannya yang ingin melihat kehancuran Ranajaya. Beruntung saat kejadian Kakek Salova yang bernama Fredi lewat dan menolong Ranajaya dari sinilah kisah persahabatan mereka terjalin hingga membuat wasiat menjodohkan cucu mereka, karena para anak mereka telah berumah tangga. Fredi sendiri adalah seorang kolenel yang akan pensiun dalam dua tahun lagi.
“Pastikan perjodohan cucu kita berlangsung.”
Pesan Fredi sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, Perjodohan itu harus berlangsung terlebih saat Fredi dengan suka rela menaruhkan nyawanya demi Ranajaya. Hingga Ranajaya segera membuat wasian untuk cucu tertuanya yaitu Jeandro Ranayaja.
Dan kini perjodohan itu terjadi antara Salova dan Jeandro. Sayang, pernikahan itu hanya diingakan oleh Salova seorang tidak dengan Jeandro. Pernikahan yang begitu menekah metal Salova tiada hari tampa teriakan dan tamparan dari Jeandro pada dirinya, bebal karena terlalu mencintai Salova seolah kebal dengan perluakan kasar Jeandro.
Sama halnya ketika di awal pernikahan Salova mencoba mengubah sedikit tatan interior serta memberi sentuhan warna pada rumah mediang ibu Jeandro. Namun, usahanya hanya kesia-siaan semata, pada hari itu Jeandro pulang dan melihat semuanya berubah seketika lelaki itu menyeret Salova ke lantai atas dan mencambuk tangan Salova yang lancang.
Ctas
“Bukankah sudah ku peringati? Apa kau tidak mendengar? Apa perlu telingamu ku potong agar ku menjadi tungan rungu?”
Salova memandang pilu pada kedua pegelangan tangannya yang sudah memerah akibat dari cambukan Jeandro, perih dan sakit hanya bisa ditahan Salova. Namun, airmatanya tak bisa berhenti mengalir menandakan betapa itu sangat menyakitkan.
“Jangan merubah apapun, urusi saja dirimu … jika kau tidak mendengerkanku … maka kau harus menerima kehilangan tanganmu.”
Semenjak saat itu Salova tidak pernah berani melakukan apapun, bahkan tembok yang terakhir dirinya rubah masih sama bedanya foto serta lukisan mediang ibu Jean kembali pada posisi semula. Luka demi luka diterima Salova, sekuat apapun gadis itu berusaha akan tetap mendapatkan penolakan sama halnya hari ini luka kecil kembali diterimanya.
Plak
“Apa yang kau lakukan!”
Jeandro menatap penuh benci terhadap gadis yang telah berstatus istrinya, muak dan jijik. Entah apa yang membuat Jeandro tak menyukai Salova, padahal gadis itu begitu baik dalam memperlakukan Jeandro. Apakah mungkin kebebasan Jeandro terganggu karena perjodohan, atau kesal karena telah berusaha keras untuk perusahaan tetapi untuk mendapatkan hak milik seutuhnya harus melalui Salova, hanya Jeandro yang tahu alasnya.
“Jean?” Salova bergumam penuh tanya, perih dipipinya tak dihiraukannya karena Salova sendiri tak tahu mengapa Jeandro tiba-tiba menamparnya usai pulang dari kantor.
“Jangan pura-pura bodoh Salova, Aku sudah meperingatkanmu untuk tidak menggangguku atau mengirimiku makanan!”
Salova tertegun sejenak, hanya karena dirinya mengirimi bekal makan siang Jeandro semarah ini padanya. Dahulu hal ini pernah terjadi tetapi tidak sampai menamparnya hanya peringatan kecil. Namun, makanan yang diberi Salova tetap dimakan Jean, dan sekarang apa ini? Mengapa lelaki ini menamparnya dan makanan tadi tak tersentuh sama sekali.
“Gara-gara kau, wanita yang ku dektika tak mau berbicara denganku dan kau tahu alasanya tak mau menjadi orang ketiga!” Jeandro menatap kearah Salova. “Kaulah orang ketiganya Salova, bukan dia.”
Kurang lebih sudah satu bulan Salova mulai magang di peruhaaan Jeandro, meski satu kantor dengan Jeandro gadis itu tidak mengetahui jika suaminya pemilik peruhaan. Salova hanya tahu jika Jean berkerja di sana, gadis itu tidak mengetahui jika suaminya dari keluarga Ranajaya yang berpengaruh yang terkenal, dia berpikir Ranajaya dari keluarga kaya biasa.
***
Brukk
“Aku minta maaf, kau tak apa?”
Suara lembut menyapu indra pendengaran Salova, gadis itu tengah magang usai mengambil cuti dua hari karena pipinya yang membekak akibat ulah Jeandro. Gadis itu berdiri usai merapikan berkas yang akan difotocopynya dan menatap kearah seorang gadis yang berpenampilan sedikit terbuka dan berambut pirang bak boneka Barbie.
“Maaf bajumu basah,” ucap Salova.
“Ah, tidak masalah ini kesalahanku yang tak melihat jalan.” Gadis itu mentapa ke arah Salova “Kau tidak apa-apa? Apa ada berkasmu yang basah atau kau terluka?”
“Ah, tidak aku baik-baik saja_”
“Julie, pak Jean memanggilmu.” Salah seorang pegawai memanggil gadis yang menabrak Salova yang membuat perkataan Salova terpotong.
“Salova, sedang apa kau di sini? Sana kerjakan tugasmu,” usir karyawan tadi yang menyapa Julie, Salovapun berlalu meninggalkan kedua gadis atau wanita yang lebih dewasa dari Salova mungkin.
“Siapa gadis tadi, aku baru melihatnya,” ucap Julie.
“Dia, si bodoh Salova anak magang,” jawab karyawan tadi yang bernama Sarah.
“Tadi kau bilang Endro memanggilku?” tanya Julie.
“Iya, dia ingin menjelaskan prihal kejadian beberapa hari lalu.” Julie mengingat-ingat hal apa yang terjadi beberapa hari lalu.
“Owh, soal kotak bekal … ha ha ha, itu semua hanya trikku saja, agar aku tampak seperti wanita polos dan baik … lagi pula jika dia sudah beristri tak jadi masalah … yang peting rekeningnya bisa aku keruk,” ucap Julie dengan suara sedikit pelan.
Tampa mereka tahu Salova mendengar semuanya, gadis itu kembali karena file aslinya tertinggal di mesin fotocopy, kantor tempat Salova mengang memiliki ruang fotocopy yang terpisah dari ruang kerja agar suara mesin fotocopy tidak menganggu konsentrasi karyawan hingga ruangan itu terletak jauh disudut dekat tangga darurat.
“Apa wanita ini yang dimaksud oleh Jean? Endro, sebutan yang sangat bagus.” Salova lalu pergi dari ruangan itu tampa mengambil file tadi, gadis itu segera kembali keruangan dan melanjutkan perkerjaanya, biarlah file itu nanti saja dirinya ambil.
Salova selalu berkerja keras, tetapi hasilnya selalu dinikmati oleh orang lain hingga dirinya kerap sekali mendapatkan julukan Si Bodoh. Semua itu tak masalah bagi Salova yang terpenting nilai magangnya aman serta tak satupun yang mengganggu miliknya yaitu Jeandro. Tetapi, apa ini seseorang telah mengusik Salova dan berusaha merebut Jean dari sisinya.
“Salova!”
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments