Happy Reading🦋
"Aku mau kita putus Kai."
Kaisar terkekeh mendengar suara wanitanya dari sambungan telfon.
"Jangan bercanda Zela, sekarang aku sedang menunggu giliran untuk sidang. Kamu kangen?, setelah ini aku akan ke apartemen kamu tunggu sebentar ya."
Sambungan telefon terputus sepihak. Beberapa saat Kaisar mengernyit heran dengan Grizella yang tiba-tiba memutuskan pembicaraan itu. Tapi buru-buru dia menepis fikiran buruknya. Ia memasuki ruang sidang skripsi, Kaisar saat ini harus fokus terhadap studinya terlebih dahulu.
~Kaisar berfikir bahwa apa yang dikatakan Grizella hanya sebuah candaan dan tidak ingin digubris nya. Lagipula, sebelumnya tidak ada masalah diantara mereka.
Satu jam tiga puluh menit kemudian
Sidang selesai dan berjalan dengan lancar. Kaisar bisa menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh dosen penguji. Wajah nya terlihat tenang. Satu persatu kewajiban nya telah terselesaikan.
Pria tersebut memutuskan untuk menelfon sang kekasih, tapi tidak ada Jawaban di seberang sana. Setelah beberapa kali tidak diangkat oleh sang empu dan chat yang di kirim melalui aplikasi chatting hanya centang satu. Pria tersebut memutuskan untuk mengunjungi apartemen wanitanya.
Mobil sport berwarna hitam membelah jalanan yang tidak terlalu ramai.
Setibanya di sana, pemandangan pertama yang tampak yakni menampilkan Grizella berpelukan dengan lelaki yang tidak dikenalinya.
Kaisar sakit hati? tentu!.
Siapa laki-laki yang lancang sekali memeluk wanitanya?
Emosi nya memuncak ketika tangan sang pria memegang tengkuk wanita nya dengan posisi mereka yang semakin dekat.
Oh ****!
MEREKA BERCIUMAN?
Pria itu hendak masuk dan memberikan bogeman mentah lelaki yang menyentuh wanita nya, tapi
tiba-tiba seseorang membekap hidung dan mulutnya dari belakang sehingga Kaisar pingsan tak sadarkan diri.
Siapa yang bersama wanita itu?, mengapa mereka bisa berciuman layaknya sepasang kekasih? semudah itukah Grizella berpaling dari nya?
Grizella mengambil keputusan sepihak, memutuskan hubungan tanpa memberikan alasan dibalik ini semua.
🦋🦋🦋
"Wah Kak Hero ada di kantor sepagi ini" seru Aletheia.
" Hmm seperti yang kamu lihat sekarang."
"Aku sangat bersyukur mendengar kabar bahwa om Argan menyuruh Kak Hero untuk bekerja di sini, setidaknya ketika nanti akan membuat suatu keputusan, aku tidak perlu mengganggu om Argan atau pun Kaisar yang sedang dirumah sakit."
Hero menatap wanita yang ada di hadapannya saat ini. Tak lama kemudian pria itu merentangkan tangan nya sebagai tanda untuk wanita didepannya datang dan memeluknya.
Aletheia tersenyum dan memeluk lelaki tampan yang saat ini sedang mengenakan setelan pakaian kantor dengan rapi, sosok pria yang beberapa hari tidak ditemuinya karena kesibukan masing-masing.
"Do you miss me little girl?"
"Engga."
Aletheia mencoba melepaskan pelukan nya, tetapi tangan yang membelit tubuhnya ini semakin kuat saja dan tidak bisa dia lepas.
"Kamu sangat buruk dalam berbohong Alei"
Aletheia tertawa kecil,
"Kangen dikit, tapi kenapa kak Hero ga ada sama sekali menghubungi Alei, tidak seperti biasanya?"
"Beberapa hari yang lalu, aku lagi sibuk ngurusin rumah sakit yang baru," jawab Hero.
Aletheia menganggukan kepalanya.
"Baiklah, dimana ruangan untuk ku hmm?" tanya pria itu yang kini sudah melepaskan tangannya yang membelit tubuh ramping Aletheia.
"Ruangan Kak Hero masih sama dengan yang dulu kok, tidak berubah," sahut Aletheia.
Hero Santiago Parker. Dulu ketika masih kecil, Aletheia sangat mengagumi sosok Hero. Hero sudah dianggap seperti kakak laki-laki baginya.
Ketika dia di jahili oleh teman bermainnya, Hero selalu membela alei kecil dan memarahi anak-anak yang nakal kepada gadis kecil itu
tak terkecuali Kaisar.
Perasaan itu semakin tumbuh menemani pertumbuhan Aletheia. Hero bersikap overprotektif melebihi Bara kepada Aletheia.
Tidak ada laki-laki lain yang boleh menjalin hubungan dengan wanita itu. Kata Hero, umur Aletheia saat itu masih dibawah umur untuk menjalin hubungan dengan laki-laki asing.
Hingga ketika Aletheia berada di sekolah menengah atas, wanita itu harus mengubur perasaannya.
Sosok pria yang selama ini di puja nya, sudah bertunangan dengan seorang model terkenal, tak hanya di negaranya saja tetapi sudah mendunia.
Aletheia tidak percaya diri jika harus bersaing dengan tunangan pria itu.
~Meskipun sebenarnya tubuh Aletheia juga termasuk body goals.
Hero yang sekarang hanya lah sebatas kakak laki-laki nya, tidak lebih.
"Baiklah kak, Alei ke ruangan dulu ya, banyak pekerjaan yang harus di kerjakan. Kak Hero semangat ya, kalau butuh bantuan tinggal hubungi Alei," ucapnya dengan senyum yang dibuat semanis mungkin.
Tanpa menunggu respon dari Hero, Aletheia langsung melenggang menuju ruangan kerjanya.
Hero hanya menggelengkan kepalanya dengan terkekeh kecil.
"Dasar anak kecil."
🦋🦋🦋
11.30
Seorang wanita mengenakan kemeja putih dengan bawahan rok span berwarna cream dan rambut yang di cepol ke atas yang memperlihatkan leher jenjangnya tampak begitu serius berkutat dengan tumpukan berkas di hadapannya.
Wanita itu mengecek berkas keuangan bulanan perusahaan yang diserahkan oleh direktur keuangan. Seperti biasanya, sebelum laporan itu diserahkan kepada Kaisar, sudah menjadi tugas Aletheia untuk mengecek kembali berkas keuangan tersebut.
Jika ada yang janggal dari laporan itu, maka hal yang ditemukannya akan segera diberitahukan kepada sang atasan. Jemarinya dengan lincah mengetik pada keyboard komputer dengan sesekali memijat pelipisnya.
Kepala nya terasa berdenyut setelah berjam-jam berhadapan dengan berkas-berkas itu.
Pintu ruangan itu di buka,
Wanita yang berada di ruangan yang bernuansa abu-abu itu tidak menyadari ada sepasang mata dengan intens memperhatikannya.
"Alei"
"Iya?"
Tanpa menoleh pada sumber suara yang memanggil nama nya, perhatian wanita itu sepenuhnya ada pada layar monitor.
Seorang pria berjalan mendekati wanita yang tengah fokus mengerjakan pekerjaannya. Entah apa yang dikerjakan wanita itu hingga Hero yang sekarang sudah berada di sampingnya pun tetap saja tidak membuat Aletheia mengalihkan netranya dari berkas yang Keenan lihat adalah laporan keuangan.
Hero menarik hidung mancung Aletheia, membuat wanita itu membulatkan matanya.
Aletheia mencubit tangan kekar itu, "awww, sakit Alei!" dustanya.
Aletheia menoleh, seorang pria tampan berdiri disampingnya dengan tubuh yang menjulang tinggi, beberapa kancing kemeja atas nya yang terlepas menambah kesan seksi pria itu.
"Makanya jangan asal tarik hidung orang dong!."
Grizella tidak merasa bersalah malah sekarang wanita itu menatap tajam pria yang merupakan kakak dari Kaisar.
Kemudian ia kembali membuka suara,
"Kenapa kak? bukan kah tadi sudah ku bilang jika Kak Hero perlu sesuatu bisa menghubungi ku. Tidak perlu repot-repot ke sini kan?" tanyanya beruntun.
Wanita itu berdiri dari tempat duduknya. Dengan kondisi yang seperti ini, rasanya tidak baik untuk kesehatan jantung Aletheia.
"Sudah jam istirahat Alei, sekarang waktunya untuk makan siang."
"Kak Hero tidak perlu khawatir, Alei pasti akan makan siang. Tapi untuk sekarang nanggung banget kak. Biar nanti Alei pesan makanan secara online aja," lanjut nya dengan senyuman manis yang menghiasi wajah cantik nya.
Sesaat Hero terpukau dengan wajah wanita yang ada dihadapannya. Pria itu menyadari bahwa yang berhadapan dengan nya saat ini bukanlah seorang anak perempuan ingusan yang dulu selalu merengek padanya untuk mengajak bermain barbie.
Aletheia yang sekarang berbeda, wanita itu sudah tumbuh menjadi seorang yang terlihat sangat cantik, anggun dan juga memiliki tubuh bisa dikatakan nyaris sempurna. Wajah bersih mulus dengan make up tipis, bibir pink berisi, hidung mancung dan juga bentuk tubuh yang proporsional.
Hero menepis pikirannya yang seakan melalang buana. Ingat Hero, wanita yang ada di hadapanmu sekarang adalah adik perempuan mu setelah Ciara.
"Aku tidak bertanya kepada mu, tetapi ucapan tadi adalah perintah. Tidak ada pilihan yang lain. Pergi keluar sebentar bersama ku tidak akan membuat perusahaan ini bangkrut. Kamu hanya perlu duduk manis dan tinggal makan, itu saja."
"Tapi kak…"
Hero memberikan menaikkan sebelah alisnya melihat raut wajah kegelisahan wanita yang ada di depannya.
"Kamu ini kenapa?, kita hanya pergi sebentar alei, bukan dalam waktu yang berhari-hari." ujar Hero lagi mencoba untuk bersabar menghadapi Aletheia.
"Baiklah, tapi Alei boleh membawa laptop ya kak. Setidaknya ketika di jalan nanti ada bagian-bagian yang bisa Alei cicil"
~Alasan,
"Tidak boleh, sepulang makan siang nanti bisa di lanjutkan."
Aletheia menghela nafas panjang, Wanita itu melepaskan cepolan rambutnya.
Entah kenapa tadinya Aletheia merasa gerah.
~Padahal ruangan kerja nya ber AC.
Aletheia juga tidak menyangka akan kedatangan Hero yang berkunjung ke ruangan nya. Sungguh hal ini diluar dugaan wanita itu.
Tbc...
kalo ada yang typo kabarin yaakk
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
lollipop_lolly
tandain
2023-09-17
1