Bab 4

"Tcih, jika dia gadis lain sudah ku bunuh karena terlalu lama!" Kesal pria bertubuh kekar.

"Sabarlah Kenzo, aku pun sama namun namanya gadis jika berdandan memang lama" malas pria di sampingnya, Elvino.

"Biar aku susul" ucap pria berambut silver-putih tadi yaitu Felix.

Setelah Felix sampai di kamar Liana tanpa menunggu lama ia mendorong pintu masuk ke dalam. Lian yang sedang menatap dirinya di pantulan cermin sedikit terkejut menoleh.

Begitu sangat cantik dan terlihat seperti wanita yang anggun, walaupun sedikit berbeda tapi ini lah yang Felix cari hingga pria itu tak sadar karena terlalu lama menatap wajah bahkan tubuh Liana.

Gadis itu berdiri dari kursi tanpa sandaran dan sedikit menunduk memainkan jarinya, sebenarnya Liana tak nyaman memakai pakaian kurang bahan ini. Punggung putihnya terlihat, belahan dada, hingga paha mulusnya, wajar saja Liana kan tak suka pakaian yang terlalu terbuka maksimal celana pendek di atas lutut sudah cukup.

Felix melangkahkan kakinya mendekati Liana yang tak hentinya menatap, saat ini pria itu rasanya seperti di goda oleh seorang gadis yang masih belum cukup umur. Wajah nya, bukan umur nya. Liana sudah berumur 23.

Tangan Felix menyentuh pipi Liana sambil mengelus nya, gadis itu hanya diam perlahan menatap pria di hadapannya. Keduanya saling menatap, sungguh Felix malam ini di mabuk oleh gadis di hadapannya, melihat mata coklat Liana membuat jantung nya berdetak kencang, wajah baby face nya masih terlihat tipis walau ditaburi make up dan hiasan bak wanita lainnya.

Jika ia tak ada acara mungkin Felix lebih baik berlama-lama di sini bersama gadisnya.

Tiba-tiba saja Felix mengecup bibir Liana dan membuat gadis itu membulatkan mata, oh tidak First kiss nya.

"Kau sangat cantik" gumam Felix, seketika pipi Liana memerah untung saja ia pakai blush-on jadi tak terlihat merahnya tapi Felix tahu bahwa gadis nya baru saja merasakan salah tingkah, jadi langkah pertama nya berhasil untuk mendapatkan hatinya.

"Kita pergi" senyum Felix kemudian menarik tangan Liana.

Ya ampun, jika saja pria ini tak kejam seperti pria yang mengancamnya sore tadi sudah pasti Liana akan mengagumi nya. Liana akui jika mereka memang tampan, tapi sayang sangat kejam.

.

Felix & Liana berjalan menuruni anak tangga sambil bergandengan tangan, bukan kemauan Liana melainkan Felix rasanya pria itu sedang di hipnotis akan kecantikan Liana.

Para mafia yang kelihatan kesal itu langsung melihat pada 2 orang yang berjalan menghampiri mereka, sama seperti Felix yang awal melihat Liana begitu sangat cantik dan sexy. Jika saja mereka tahu di balik Liana yang cantik, gadis itu sangat kesulitan berjalan dengan sepatu hak tinggi apalagi pakaian yang kurang nyaman berkali-kali gadis itu berusaha menutupi bagian dada dan bawahnya.

"Bisa kita pergi?" Ucap Felix menyadarkan mereka yang masih memandang Liana.

"Emm... Yah, ayo" kaku salah satunya, mereka pun pergi.

****

Mereka pergi menggunakan mobil mewah bermerek Lamborghini bermuatan 10, jadi itu pas untuk mereka yang berjumlah 9. Setelah sampai mereka keluar dari mobil, Felix mengulurkan tangannya pada Liana setelah ia keluar dari mobil mau tak mau gadis itu menyahutnya dan keluar dari mobil. Tak lupa Liana membenarkan pakaiannya rasanya tidak sopan sekali memakai pakaian seperti ini.

"Terlihat lah anggun setelah memasuki gedung ini" bisik pria yang berada di belakang Liana.

Gadis itu menetralkan nafasnya rasa nya juga gugup. Mereka pun berjalan untuk masuk ke pintu kaca transparan yang sudah ada 2 penjaga, bodyguard itu membungkuk hormat pada mafia itu awalnya Liana sedikit terkejut tiba-tiba saja mereka membungkuk.

"Tenang lah, dia hanya memberi hormat" ucap Felix kemudian beralih memeluk pinggang Liana yang awal menggenggam tangan.

Tempatnya sangat besar, luas, mewah, bahkan banyak sekali orang di sini yang terlihat seperti orang yang terpandang terutama wanita-wanita. Liana melirik sana-sini ia mengagumi desain tempat ini, begitu sangat indah serasa ada di rumah presiden tapi ia tidak tau ini acara apa? Ada pesta kah?

"Selamat malam, Tuan Felix yang terhormat dan tuan-tuan lain nya" ucap seorang pria yang lebih tua sambil memegang segelas minuman, Felix hanya menanggapi anggukan kepala.

"Wah, lama tak bertemu, apakah kalian datang ingin membeli lelangan?"

"Tentu saja, jika tidak kita tak akan datang kesini"

"Hahahaha, iya-iya..." Kemudian pria itu melirik gadis yang dirangkul oleh Felix.

"Apakah dia wanita anda?"

Felix menoleh ke arah Liana dan gadis itu ikut menoleh namun hanya sekilas kemudian menunduk.

"Ya, bukan wanita ku. Tapi wanita kita " Ucap Felix mengangkat dagu Liana agar bisa menatapnya.

"Waw, kalian memang selalu berbeda dari yang lain"

"Tentu saja" decih nafas.

Acara pelelangan pun di mulai semua peserta yang ingin membeli barang dengan harga selangit sudah duduk di kursi dan dihadapan mereka sudah ada papan nomor agar mereka bisa menawar atau membeli.

"Jika ada benda yang membuat mu tertarik, angkat saja papan no ini" kata Felix pada Liana sambil menggeser papan nomor di hadapan Liana, gadis itu tak mengerti namun ia hanya mengangguk paham-paham saja.

"Hadirin Tuan-Nyonya yang terhormat, selamat malam, sangat senang sekali bisa bertemu kalian semua. Apalagi membawa seorang wanita yang di sayangnya, ya kan Tuan Felix Alteeza? " Ucap MC pelelang itu, Felix tersenyum tipis mengangguk sambil menaikan tangannya.

"Oke, sangat cantik sekali wanita anda"

Liana yang masih tidak tau apa maksudnya hanya bisa mengangguk kan kepalanya kaku, itu membuat Felix dan yang lainnya terkekeh pelan melihat ke luguan gadis mereka.

"Disini, saya ada beberapa barang yang paling mahal dan bagus yang baru saja meng-inpor ke negara yang paling di kenal yaitu Inggris. Hanya ada 4 barang yang akan saya perlihatkan, jika Tuan-Nyonya tertarik tolong angkat papan nomor nya dan sebutkan harga yang anda inginkan. Jika misalkan anda menginginkan benda itu dengan harga 2 JT, dan tak ada yang menyainginya dialah orang yang bisa mendapatkan benda tersebut " jelas MC nya, mereka mengangguk paham kecuali 8 mafia yang bersama Liana.

Ini posisi Liana itu duduk ditengah-tengah 8 mafia itu.

Benda teknologi dihadapan mereka bergerak untuk memperlihatkan sebuah benda yang sangat indah dan pastinya sangat mahal, benda itu mengkilap karena sinar yang diberikan oleh lampu di dalamnya, berbentuk segitiga dan lumayan besar.

"Lukisan Nafea Faa Ipoipo karya Paul Gauguin. Nafea Faa Ipoipo menggambarkan wanita yang tinggal di pulau tersebut. Kalau di artikan dalam bahasa Indonesia, artinya "kapan anda menikah?" Hmm... Cocok nih yah buat Tuan-tuan yang ingin menikah namun tak dapat calon nya " canda MC nya.

Para tamu hanya tertawa kecuali 8 mafia yang bersama Liana.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!