Pria yang membawa Liana tadi turun kebawah sambil melepas jaket yang dikenakan nya.
"Arion, apa yang akan kau lakukan pada gadis itu?" Tanya salah satu pria
"Kita bicarakan itu nanti, persiapkan nanti malam. Kita akan pergi ke tempat pelelangan" mereka pun hanya menurut saja.
****
18:10
Para mafia itu berkumpul di ruang tengah dengan stelan pakaian rapih dalaman baju putih, jas hitam, dasi hitam, celana hitam dan sepatu hitam mengkilap bahkan ada yang memadu seperti jubah hitam panjang, terlihat Dark sekali.
"Hmm, Menurut ku lumayan juga"
"Jadi, gadis itu juga akan pergi ke tempat pelelangan?"
"Yah"
"Terserah kau saja"
Setelah mendapat persetujuan dari yang lain, salah satu dari mereka pun bangkit dari duduknya berjalan meninggalkan mereka.
Ya, mereka baru saja membicarakan Liana gadis yang masih di tahan di ruangan, mereka sepakat tak akan membunuh gadis itu melainkan menjadikan seorang gadis kesayangan mereka. Ah ntahlah ini tidak masuk akal tapi yang jelas dari awal mereka bertemu dengan Liana membuat mereka terpikat, Liana mempunyai paras cantik, soft jika di pandang, namun ya sedikit lugu dan seperti nya keras kepala.
Dengan cara apapun, mereka harus mendapatkan hati nya Liana sebelum ke inti. Dalam sebenarnya mereka tak suka yang namanya menunggu bisa saja mereka melakukan apapun demi mendapatkan yang mereka mau tapi mau bagaimana lagi, Liana belum mengenal mereka sudah pasti akan ada tolakan mentah-mentah jika tak di lembuti dahulu.
Di mana harga diri mereka jika seorang wanita/gadis menolak mereka? Sejauh ini tak ada siapapun yang menolaknya, tapi ntah kenapa mereka malah ragu dengan Liana jika melihat dari ekspresi sang gadis sangat berbeda dari wanita yang pernah mereka temui, suka saja tidak apalagi kagum.
Pria itu membuka pintu kamar terlihat seorang gadis duduk di lantai bersandar di ranjang kasur besar, tentu saja itu Liana. Sadar jika ada seseorang yang masuk gadis itu sedikit mendongak, pria berambut Silver-putih dengan potongan undercut, tinggi, tatapan datar dan sangat tampan.
Gadis itu menunduk sambil mundur ke belakang walaupun punggungnya sudah nempel banget di ranjang kasur, gemetar, ketakutan itu sudah pasti. Langkah pria itu mendekat kearah nya, gadis itu menggelengkan kepalanya kecil terus menerus seperti nya Liana sedikit trauma apalagi kejadian tadi sore.
Pria berambut silver-putih itu berjongkok di hadapan Liana yang menunduk menyembunyikan wajahnya diatas kedua tangan ditumpu lututnya yang di tekuk.
"Sekarang bersihkan diri mu, dan ikut aku" Suara nya deep namun berusaha lembut, tapi gadis itu tak merespon masih di posisi yang sama, pria itu menghela nafas berat.
"Dengarkan aku, jika kau tak menurut pikirkan Ayah mu. Dia, bisa saja dalam bahaya jika sampai memancing emosi ku dan yang lain" setelah mendengar itu rasanya Liana ingin berteriak, memukul, mencakar bahkan membunuh pria ini tapi apalah daya jika saat ini ia tak bisa melakukan apapun.
"Bersihkan diri mu, setelah itu pakai ini" meletakkan pape bag di samping Liana, gadis itu melirik pemberian pria ini.
"Jangan lupa berdandan, kau bisa berdandan kan?"
Liana melirik pria di hadapannya, melihat tatapan tajam dari sang pria ia pun mengangguk paham. Sengaja pria itu menatap tajam agar gadis ini cepat menurut. Astaga padahal perjanjian nya dengan yang lain harus bersikap lembut, tapi tak berlaku dalam hitungan detik.
"Gadis pintar..."
Baiklah walaupun sedikit kaku belaian nya tapi setidaknya pria itu sudah berusaha, kemudian pria itu berdiri dan meninggalkan Liana di dalam. Lalu tiba-tiba pria itu terhenti dan berbalik.
"Jangan lama-lama, 10 menit harus sudah selesai " Ucap nya. Hey, wanita berdandan 1 jam saja kurang bagaimana bisa 10 menit sudah selesai?
"Oh ya, aku Felix. Inget-inget nama ku" sambung nya.
Setelah itu pria yang bernama Felix itu pergi, Liana menatap pintu yang sudah ditutup kemudian beralih menatap paper bag. Ah sepertinya ia harus cepat-cepat jika sampai terlalu lama ia takut akan terjadi sesuatu yang tak ia inginkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments