Pinjam Rahim Istri Kedua
"Jadi, Ibuku sakit apa Dok?" Tanya Yuni kepada pria berkacamata yang sedang duduk dihadapannya.
"Dia sakit ginjal, dan harus segera dioperasi," sahut sang Dokter.
Air mata Yuni perlahan jatuh membasahi pipi, satu satunya anggota keluarga yang dia punya kini sedang sakit keras. Bisa tidak bisa Yuni harus bisa mengobati Ibunya, dia tidak mau sang Ibu meninggal dunia dan mejadikan untuk selama lamanya.
Satu tahun lalu Ayah Yuni meninggal karena kecelakaan, baru dua bulan lalu juga adiknya meninggal karena bunuh diri. Sekarang Ibunya sakit keras, betapa perihnya cobaan hidup yang harus Yuni jalani saat ini.
Yuni menyeka air matanya, dia mencoba untuk kuat dan tegar. Dia tidak boleh lemah, dia yakin kalau Tuhan tidak akan memberikan masakan tanpa adanya jalan keluar.
"Lalu, berapa kira kira biaya yang diperlukan untuk operasi itu Dok?" Tanya Yuni lagi.
"Sekitar dua ratus juta,"
"Apa? Dua ratus juta?" Yuni terkaget kaget. Uang sebanyak itu, dari mana dia bisa mendapatkannya? Untuk makan sehari hari saja susah.
Yuni hanya tukang cuci piring disebuah restoran cepat saji, gajinya jauh dari kata UMR, tidak ada uang bonus, uang lembur, atau tunjangan lainnya. Yuni memijit keningnya, kepalanya tiba tiba didera rasa sakit yang luar biasa.
"Dok, apa tidak ada cara lain selain operasi?" Yuni terlihat begitu sangat putus asa.
"Sayangnya tidak ada. Jalan satu satunya mengobati penyakit Ibumu hanya dengan operasi itu," sahut sang Dokter.
"Kalau begitu aku minta waktu, aku akan berusaha mencari uang untuk biaya operasinya,"
"Baiklah, tapi kalau bisa jangan lama lama. Karena keadaan Ibumu saat ini sudah sangat memprihatinkan. Telat penanganan sedikit saja bisa berakibat fatal bagi kesehatan Ayumi," tekan sang Dokter.
"Baik Dok, akan aku usahakan."
Yuni melangkah keluar dari ruangan spesialis penyakit dalam itu, tubuhnya terasa lemas, terlebih sudah beberapa hari ini dia tidak bisa menelan makanan. Bagaimana bisa dia makan? Orang yang paling dia cintai di dunia ini sedang sekarat.
Yuni duduk disebuah kursi yang ada disalah satu lorong rumah sakit, dia mencoba untuk mencari bantuan dengan menelfon saudara, tetangga dan teman teman dekatnya. Sayangnya, diantara mereka semua tidak ada satupun yang bisa membantu Yuni.
Jalan satu satunya yang Yuni punya adalah meminta bantuan pada Bosnya yaitu Nona Inggrid. Pemilik restoran tempat Yuni Bekerja. Meski Nona Inggrid terkenal sangat pelit dan perhitungan, Yuni harus tetap mencobanya. Lagi pula rezeki orang kan tidak ada yang tau.
Tut... Tut... Tut...
Suara telfon tersambung, setelah menunggu beberapa saat suara seorang wanita terdengar dari speaker handphone.
"Hallo..." Ucap Inggrid.
"Hallo Bos, ini aku Yuni," ucap Yuni dengan penuh kehati hatian.
"Iya, ada apa Yun?" Tanya Inggrid.
"Bos, aku sedang berada dalam masalah besar. Saat ini aku membutuhkan uang dua ratus juta, apa Bos bisa meminjamkannya kepadaku? Aku janji akan mencicil hutang itu hingga lunas tak bersisa," cerita Yuni panjang lebar.
"Datanglah ke rumah untuk membicarakan masalah ini lebih lanjut," perintah Inggrid.
"Baik Bos, aku akan kesana sekarang juga."
***
Yuni pergi kerumah Inggrid dengan menaiki ojek, kebetulan dia sudah pernah datang kesana dua kali untuk mengantar barang milik Inggrid yang tertinggal di restoran. Rumah itu sangat besar, kokoh dan antik. Namanya juga rumah orang kaya, mana ada yang jelek?
Setelah menempuh perjalanan sekitar tiga puluh menit, tibalah Yuni di depan gerbang rumah Inggrid. Yuni membayar ongkos ojek sesuai tarif lalu memencet bel beberapa kali.
Ting... Tong...
Bel rumah berdering, seorang satpam keluar membuka gerbang dan melempar senyum ramah kepada Yuni.
"Mbak Yuni ya?" Tanya penjaga keamanan yang sudah lumayan tua itu.
"Iya betul Pak,"
"Mari masuk, Non Inggrid sudah menunggu di dalam,"
"Oke Pak."
Tanpa ragu, Yuni melangkah masuk ke dalam rumah berukuran besar itu, dia langsung mencari keberadaan Nona Inggrid yang ternyata sudah menunggunya di ruang tamu. Yuni melirik kearah koper yang ada disisi Inggrid, apakah koper itu isinya uang? Yuni mencoba menebak nebak.
"Untuk apa uang sebanyak itu Yuni?" Tanya Inggrid terus terang.
"Untuk biaya operasi Ibuku Bos," sahut Yuni.
"Aku bisa memberi kamu uang itu, bahkan secara cuma cuma. Asal, kamu mau mengabulkan satu permintaanku,"
"Mengabulkan permintaan? Permintaan apa?" Yuni merasa sangat penasaran.
"Menikahlah dengan suamiku, jadilah istri keduanya." Ucap Inggrid lantang.
Yuni melongo, bisa bisanya wanita itu meminta Yuni untuk menjadi madunya. Apakah Inggrid sudah gila? Atau mungkin dia baru saja jatuh dan kepalanya terbentur hingga isi kepalanya sedikit bergeser?
"Kenapa kamu melamun Yuni?" Inggrid mencoba mengajak Yuni kembali berbicara.
"Tolong jangan bercanda Bos, ini benar benar tidak lucu! Bos memintaku untuk menikah dengan Pak Angga?" Yuni masih saja menganggap omongan Inggrid sebagai sebuah lelucon.
"Aku tidak bercanda Yuni, aku serius. Aku sedang melamar kamu untuk menikah dengan suamiku," ucap Inggrid.
"Maaf Bos, aku tidak bisa. Aku tidak mau di cap pelakor oleh orang orang, apa lagi kalau Ibuku sampai tau, bisa mati mendadak dia," tolak Yuni mentah mentah.
"Pikirkan dulu baik baik Yuni, aku adalah satu satunya orang yang bisa membantumu saat ini. Menikahlah dengan suamiku, dan aku akan memberikan uang dua ratus juta secara cuma cuma." Inggrid mencoba meracuni pikiran Yuni dan membuat hatinya bimbang.
Benar yang dikatakan oleh Inggrid, memang hanya dia yang bisa membantu Yuni saat ini. Mau pinjam ke Bank pun tidak mungkin, Yuni tidak punya barang berharga untuk dijadikan jaminan.
"Bagaimana Yuni? Kamu mau kan menikah dengan suamiku?" Inggrid mengulangi pertanyaan itu lagi.
"Hanya menikah saja?" Tanya Yuni polos.
"Tentu saja tidak, kamu harus melayaninya dengan baik hingga kamu bisa hamil dan melahirkan keturunan untuknya," jelas Inggrid.
"Tapi Bos. Apa Pak Angga mau menikah denganku? Aku akan hanya wanita miskin, tidak cantik, dan tidak berpendidikan," Yuni menjabarkan semua kekurangan yang ada di dalam dirinya.
"Asal kamu mau, hal itu bisa aku atur." Inggrid tersenyum lebar.
"Baiklah, aku mau menerima tawaran Bos untuk menikah dengan Pak Angga." Ucap Yuni mantap.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments