"Cinta?" Seketika Claudia tertawa, tidak disangka diantara semua pria orang inilah yang paling menarik.
"Aku tidak mempunyai wajah tampan, tidak juga mempunyai sepeda, hanya punya tiga ekor sapi dan seekor kerbau. Itupun bukan punyaku tapi punya nenekku. Jadi aku memang cuma punya cinta..." Kalimat jujur darinya, diucapkan dengan penuh keseriusan.
Tapi Claudia malah tertawa semakin kencang. Hingga memegangi perutnya, pria ini mengucapkan cinta dengan wajah sungguh-sungguh.
Menghela napas kasar menenangkan dirinya."Apa kamu menyukaiku?"
"Ji...jika tidak cinta bagaimana aku bisa datang." Jawaban dari sang pemuda, menbuat Claudia semakin tersenyum.
"Apa dariku yang kamu sukai? Apa penampilanku yang menarik?" tanya wanita itu kembali.
"Ti... tidak tau! Tapi setiap melihatmu, bagaikan ada suara lonceng yang merdu di kepalaku." Jawaban dari sang pemuda.
"Astaga! Astaga! Astaga! Jawaban yang membuatku ingin menjerit! Dengan begitu pengacara setan itu pasti juga akan tertipu." Batin Claudia penuh rasa percaya diri. Dirinya hanya harus membuat pria ini jatuh cinta padanya. Tapi membuat komitmen tidak akan melakukan proses perkembangbiakan. Lalu bercerai dengan aman setelah satu tahun pernikahan.
Yang paling utama sebagai persyaratan. Tidak boleh tampan dan harus miskin. Dirinya menjadi alergi dengan pria tampan karena Evan. Sedangkan harus miskin, agar tidak bisa menyewa pengacara saat proses perceraian nantinya.
Orang ini memenuhi kriteria, tinggal satu pertanyaan lagi.
"Apa yang kamu cari dari seorang wanita?" Satu pertanyaan dari Claudia.
"Aku mencari hatinya, aku hanya ingin hatinya hanya untukku. Jika tentang uang, walaupun tidak pernah bekerja, aku akan mencari cara untuk mendapatkannya." Itulah jawaban serius darinya.
Sedangkan Claudia mengenyitkan keningnya. Wajahnya kembali tersenyum."Kita belum saling mengenal. Bagaimana jika menbuat komitmen, berhubungan ranjang hanya jika aku menginginkan. Jujur saja, aku belum bisa."
"Tidak apa-apa, le... lebih baik saling mengenal dulu." Pemuda itu terlihat salah tingkah, benar-benar pemuda polos tidak terjamah wanita.
"Kamu tidak perlu bekerja, hanya akan menjadi suami yang aku manjakan dengan cinta dan uang." Teriak Claudia, begitu senang rasanya, memiliki pria yang dapat dibodohi olehnya.
"Tidak bisa begitu! Aku akan membantumu! Tapi..." Pemuda itu terlihat ragu.
"Tapi apa?" tanya Claudia penasaran, mendengarkan baik-baik.
"Jika kita satu tempat tidur, sebaiknya jangan tidur sambil pegangan tangan. Walaupun aku pernah membaca di buku biologi bagaimana manusia mempunyai keturunan. Tapi, nenek bilang jika pria dan wanita tidur berpegangan tangan, bisa hamil..." Penjelasan singkat dari pria ini membuat Claudia tertegun.
Wanita yang tertawa kencang."Tara! Gio! Hubungi catering dan butik! Aku ingin menikah dengan orang ini! Aku jatuh cinta pada pandangan pertama padanya!" Ucap wanita itu memegangi perutnya.
Bagaimana bisa ada orang sepolos ini? Berpegangan tangan saat tidur bersama saja tidak berani, apalagi tidur dengannya. Wanita yang melupakan masalahnya sejenak tanpa disadarinya.
"Berapa umurmu dan apa pendidikan terakhirmu?" Satu pertanyaan lagi dari Claudia. Jika pendidikannya terlalu tinggi, mungkin pria itu akan menggunakan cara apapun untuk menahannya, bercerai satu tahun lagi.
"28 tahun, pendidikan terakhirku SMU." Jawaban jujur dari pemuda yang entah telah membaca berapa buku, serta menguasai 4 bahasa negara lain.
"Bagus! Tapi lebih muda 5 tahun dariku. Tidak apa-apa, kamu akan menjadi suami yang baik. Bagaimana jika kita makan siang bersama. Biar mereka yang menyiapkan pernikahan kita?" Tanya Claudia tersenyum hangat, mengenyitkan keningnya. Dirinya akan mencari informasi lebih banyak tentang pemuda ini, dari warga sekitar. Memastikan segalanya berjalan aman.
"Ja... jangan sekarang! Sapiku masih di ladang. Kalau dicuri---" Kalimat pemuda itu disela.
"Yang mana lebih penting, aku atau sapi?" tanya wanita itu, mengigit bagian bawah bibirnya.
"Kamu...tapi jika itu tentang waktu. Tentu saja sapi." Pesona yang seakan memantul pemuda itu tidak mengerti Claudia tengah menggodanya.
"Tapi kita akan menikah. Bagaimana jika kita membuat beberapa foto untuk diunggah di acara pernikahan. Aku benar-benar jatuh cinta pada pandangan pertama padamu..." Dusta Claudia, memancarkan pesona wanita yang bagaikan berusia di awal 20 an. Wajahnya memang terlihat lebih muda daripada usia aslinya.
"Aku juga..." Pemuda itu mengalihkan pandangannya, wajahnya memerah bak kepiting rebus.
Kedua pelayan Claudia hanya dapat menghela napas kasar. Pria tampan, kaya, ada banyak di kota. Di desa inipun ada banyak pria yang dapat dikatakan berkwalitas. Tapi kenapa harus memilih pria yang bagaikan terkena kutukan? Ditambah miskin, nona mereka pasti sudah gila, saat mengatakan jatuh cinta pada pandangan pertama.
"Nona, anda tidak sedang demam kan?" Tanya Tara memastikan keadaan majikannya.
"Aku butuh dokter!" Jawaban dari Claudia.
"Kamu sakit?" tanya Michael terlihat cemas.
"Dokter cinta!" Jawaban Claudia, menbuat pemuda itu bersemu semakin merah.
"Astaga! Astaga! Astaga! Aku tidak tahan dengan pesona kebucinan yang tidak masuk akal ini!" Batin Tara ingin menangis rasanya, tidak terima, bidadari cantik menyatakan cintanya pada Dugong. Tidak! Ini bagaikan Dewi Sinta, ingin bercerai dari Rama, kemudian menempel bucin pada Rahwana.
Ini gila! Tapi seru untuk ditonton. Pemuda itu menghela napas kasar."Temui aku di lahan kosong dekat villa. A...aku ada disana hari ini," ucapnya yang memang harus pergi. Mengingat sapinya tengah kesepian seorang diri.
Kala melangkah keluar ruangan kalimat itu terdengar dari wanita tercantik yang pernah ditemuinya."Iya sayang..."
Astaga! Melodi dari surga! Pemuda itu segera berlari ke luar dari villa. Hampir saja terkena serangan jantung. Pemuda berusia 28 tahun yang untuk pertama kalinya memberanikan dirinya mendekati wanita.
Sejenak setelah kepergiannya senyuman di wajah Claudia menghilang. Berganti dengan tawa, dirinya terhibur dengan pria ini. Mungkin akan terasa nyaman untuk setahun ini. Satu tahun sebelum perceraian, dirinya akan membuat pemuda ini berkata dengan alami pada pengacara jika mereka saling mencintai.
Urusan ini memusingkannya, tapi tetap saja. Cukup menyenangkan mengenal pemuda itu.
*
Sementara kala Michael berlari keluar, anak pemilik toko emas menghentikan langkahnya. Matanya menelisik, sudah pasti Michael dihina habis-habisan. Itulah yang ada dalam fikiran pemuda itu.
"Bagaimana? Kenapa wajahmu memerah? Kamu ditolak ya? Sudah aku duga. Aku yang paling sempurna di sini saja ditolak. Apalagi kamu, patah hati tidak masalah. Lebih baik menjauh dari yang namanya cinta. Orang sepertimu akan banyak dikecewakan. Jangan bunuh diri." Wejangan dari sang anak pemilik toko perhiasan pada Michael.
"Dia mengatakan jatuh cinta pada pandangan pertama." Kalimat dari Michael malu-malu.
"Meskipun dia mengatakan jatuh cinta pada pandangan pertama. Eh ... tunggu dulu! Ja... jatuh cinta pada pandangan pertama!? Jangan bilang kamu diterima!" Ucap pria itu cepat.
"I...iya, aku diterima. Katanya dia jatuh cinta pada pandangan pertama. Pernikahan kami akan segera dipersiapkan." Jawaban dari pria dengan wajah yang hancur. Beberapa bekas luka, ada luka mengering dengan sedikit nanah.
"Wanita itu katarak ya!? Eh salah! Maksudku kamu pakai dukun mana?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Miss Typo
semangat Michael
2024-10-04
0
Jeng Ining
tp rahwana lah yg bener² mencintai sinta tanpa tapi, sedang rama sampe menguji sinta dengan api demi membuktikan kesucian sinta,..
2024-09-04
0
Meriana Erna
y Allah polos ny👍👍👍🤦🏼♀️🤦🏼♀️🤦🏼♀️☺️☺️☺️jgn kau sakiti claudia krn jika dia sakit hati bs jd iblis ,
2023-12-24
2