Make up efek khusus yang telah dibersihkannya. Hanya menuruti kata-kata neneknya, membuat wajahnya terlihat buruk. Lulus SMU dengan nilai terbaik, namun sang nenek yang selalu menyuguhkan makanan kampung tapi berkelas itu, mengatakan dirinya tidak boleh kuliah ke kota. Karena faktor biaya, dan neneknya yang takut tinggal seorang diri.
Ini aneh baginya, benar-benar aneh. Mendapatkan beasiswa, tapi tetap tidak diijinkan kuliah. Tidak juga diijinkan untuk bekerja pekerjaan kasar, harus banyak membaca buku. Diajarkan tentang hal-hal dalam strategi bisnis oleh sang nenek.
Karena itulah dirinya sempat berfikir kala membaca sebuah buku tentang kesehatan. Apa neneknya menderita demensia (pikun)?
Entahlah, yang penting dapat belajar dan makan, mengikuti semua keinginan neneknya. Termasuk tidak boleh memperlihatkan wajah rupawannya. Apa sang nenek tidak ingin cucunya mendapatkan jodoh?
Tapi pria yang kini berusia 28 tahun itu, berguling-guling di tempat tidur, usai mandi dan memakai piyama. Siapa bilang dirinya tidak pernah puber? Dirinya melihat wanita itu, wanita yang begitu cantik baginya.
Apakah dirinya bisa memilikinya? Orang itu sudah pasti kaya, jika dilihat dari mobilnya. Satu-satunya modal untuk mendekati wanita itu hanya wajahnya yang tampan. Itupun harus tertutup make up yang membuatnya terlihat memiliki banyak luka.
Tidak ada cara untuk mendekatinya. Lagipula siapa yang mau dengan orang desa miskin?
*
Sang nenek tengah membuka laptop, mengenakan kacamata bacanya. Mengenyitkan keningnya, menerima panggilan dari seseorang, melalui phonecellnya.
"Berta, apa putraku sudah tidur?" Suara seorang wanita terdengar dari seberang sana.
"Sudah, tuan muda sudah tidur. Anda tidak perlu cemas, hari ini beliau mengikuti semua jadwal belajarnya. Walaupun lebih memilih belajar di luar rumah." Jawaban dari Berta pada seseorang di seberang sana.
"Beberapa bulan ini aku akan sulit dihubungi. Perusahaan di luar negeri mengalami masalah. Jika tidak ada masalah lagi, mungkin setelah kepulanganku dari luar negeri, kalian bisa pulang. Tapi untuk sementara waktu tetap waspada. Tatap sembunyikan Michael, waspadai setiap orang yang mendekatinya." Kalimat terakhir yang diucapkan seorang wanita, mematikan panggilannya dengan cepat. Bagaikan tidak ingin ada orang yang menguping.
Berta kembali meletakkan phonecellnya. Ini akan lebih mudah jika Tuan besarnya tidak meninggal akibat dibunuh. Tapi dirinya cemas akan suatu hal. Entah kenapa firasat buruk terlintas di benaknya.
*
Mungkin sebuah firasat buruk yang memiliki arti tersendiri. Kala pemuda yang memakai pakaian lusuh itu, membimbing sapinya satu persatu ke ladang. Langkahnya terhenti, menatap brosur pencarian jodoh.
Wajahnya berbinar seketika, wanita cantik yang kemarin ditemuinya di warung. Jujur saja, wujud aslinya lebih cantik daripada yang ada dalam foto. Brosur iklan pencarian jodoh.
Senyuman menyungging di wajahnya."Aku akan punya istri!" teriak pemuda itu bertekad, mencabut salah satu brosur dari pohon.
"Tidak tahu diri, si codet akan ikut?" Seorang pemuda berpakaian merah menertawakannya.
"Jangan salah dia itu cocok menjadi artis." Pemuda berpakaian kuning menyela.
"Artis?" Pemuda berpakaian merah tidak mengerti.
"Artis FTV judul filmnya, penjual krim wajah ber-merkuri, kulitnya mengelupas hancur, mengeluarkan nanah dan belatung." Jawaban pemuda berpakaian kuning.
Sekelompok pemuda yang kembali tertawa.
"Aku lebih tampan dari kalian..." Hanya itulah jawaban dari Michael, disambut dengan tawa semua orang.
Tidak peduli! Wanita ini tengah mencari jodoh. Mungkin lebih baik dengan dirinya, benar-benar percaya diri sebagai malaikat tidak bersayap. Pemuda yang pada akhirnya bernyanyi, sembari membimbing sapinya. Lebih tepatnya menyanyikan lagu, Malaikat Juga Tahu.
Benar-benar seorang pemuda desa aneh. Hingga hamparan ladang yang tertutup rimbunan rumput terlihat. Sapi miliknya mulai diikat. Memincingkan matanya, villa yang benar-benar indah itu terletak di dekat ladang.
Jika difikirkannya lagi, ini adalah ajang pencarian jodoh. Resah, itulah perasaannya saat ini. Jantungnya berdegup cepat, tidak! Mungkin dirinya akan ditolak sekali lihat.
Tapi apa salahnya mendaftar? Pada akhirnya mengepalkan tangannya. Menghela napas berkali-kali, berkata pada sahabatnya yang terdekat."Sapi, kamu diam disini dulu ya? Nanti setelah mendaftar aku baru akan membimbing temanmu kemari, Sipi dan Sepi. Kalau Om kerbau hari ini di pinjam pak Sukri, traktornya rusak. Yang sabar ya disini. Kalau ada orang menawarkan rumput, kamu jangan mau naik ke mobil orang sembarangan. Nanti kamu diculik, aku kan repot kalau orangnya minta tebusan." Ucap pemuda yang tengah bicara pada Sapi.
Tidak ada jawaban, sapi itu terlihat makan rumput dengan rakusnya. Pemuda yang berusaha percaya diri. Meletakkan buku pelajaran bahasa Jerman dan beberapa berkas aneh miliknya di bawah pohon jati.
Menghela napas kasar, berucap serius pada sapinya."Doakan aku! Semoga otak wanita itu sedikit oleng, jadi aku yang menjadi suaminya!"
"Mooo..." pada akhirnya sang sapi menjawab. Sapi yang sejatinya, mengalihkan pandangannya pada tumpukan buku di bawah pohon. Mungkin sudah bosan makan rumput, tanpa disadari Michael, sang sapi memakan bukunya.
Pemuda yang berjalan menatap gerbang besar di villa tersebut. Beberapa orang pemuda keluar, sebagian besar tertunduk, karena tidak sesuai dengan kriteria.
Menghela napas kasar, tidak membawa CV atau surat lamaran, surat tanah pun, manusia pemakan daging sapi Wagyu itu tidak memilikinya. Memakai sandal swallow, yang kotor, ditambah celana pendek selutut, kaos dengan warna yang pudar. Memang inilah pakaian luar rumah yang diatur neneknya.
Matanya menelisik, ada anak kades yang memakai jas, keluar sambil menghela napas, mungkin dia juga ditolak. Tetangganya juga terlihat, mengenakan baju bermerek pinjaman. Pemilik penggilingan padi, seorang duda satu anak turut serta disana. Berpakaian rapi, semua orang tampil semaksimalnya mungkin. Tanpa mengetahui bagaimana tipe wanita cantik nan kaya itu.
"Ditolak!"
"Ditolak!"
"Ta...tapi saya pemilik dari beberapa ruko..."
"Maaf, anda ditolak..."
Suara demi suara terdengar, semakin banyak juga orang yang tertunduk kecewa. Dari mulai perjaka ting-ting tampan, hingga duda keren juragan duit, entah kenapa tidak satupun yang diterima.
Dirinya mulai cemas, apalagi sebelum dirinya ada anak pemilik toko emas. Seumuran dengannya, wajah lumayan ditambah dengan kaya.
"Kamu datang juga? Sudahlah menyerah saja, dari pada si codet sepertimu sakit hati." Ucap pemuda itu menasehati Michael.
"Dia cantik, jadi aku tidak bisa menyerah." Kalimat jujur dari Michael.
"Tidak bisa ya?" Sang pemuda hanya tertawa, diantara para cumi-cumi yang mendaftar, dirinya lah yang terbaik.
Tapi apa benar? Segera setelah dirinya masuk pertengkaran terdengar.
"Aku anak pemilik toko emas! Kenapa aku ditolak! Aku sudah cukup tampan. Jadi---"
"Kamu tidak memenuhi kriteria nona kami..." tegas seorang wanita, membuka pintu lalu memaksa anak pemilik toko emas keluar.
"Pulang saja! Aku ditolak apalagi kamu!" Peringatan dari sang pemuda pada Michael.
Namun, ini keputusannya. Tidak ada jalan kembali sama sekali. Dirinya melangkah dengan pasti, memasuki ruangan yang dijaga seorang pelayan wanita.
Pada akhirnya wajah cantik itu terlihat tersenyum ramah padanya.
Dirinya duduk terlihat sungkan. Tapi wanita ini benar-benar cantik dari sudut manapun melihatnya. Dirinya hanya dapat menelan ludahnya kasar.
"Namamu siapa?" tanya Claudia penuh senyuman.
"Michael..." jawaban jujur darinya.
"Michael? Bukan seperti nama orang desa. Tapi tidak apa-apa. Selain rumah apa yang kamu miliki?" Claudia kembali bertanya.
"A...aku punya cinta."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Miss Typo
diterima padahal lainnya ditolak semua 😁
2024-10-04
0
May Tanty
ikutan baca lagi di sini tertarik cerita novel nya lucu² gak melulu tegang, yang istilah nya novel penuh warna warni manis asem asin macam permen nano nano.
2023-12-26
3
Meriana Erna
wah jujur ny 👍👍👍
2023-12-24
1