PERTARUNGAN TINGKAT DEWA

Gagak Bayan menyarungkan pedang yang tadi sudah dihunusnya. Ia berniat menyelamatkan harga dirinya. Andai saja ia menang, dunia persilatan tentu akan menertawakannya. Apa yang bisa dibanggakan dari kemenangan melawan bocah yang tidak terkenal, bertangan kosong dan menutup matanya lagi? Namun ia sudah mempersiapkan jurus andalan Cakar Tunggal. Ia berharap dengan satu gebrakan daging Jaka Wingit dapat tersayat-sayat disaksikan 100 orang prajurit ilegalnya.

" Bersiaplah kau, bocah pongah!"

" Silahkan, Tuan."

Tubuh Gagak Bayan menegap. Mengangkat dua tangannya, menarik napas panjang, ditahannya untuk membangkitkan tenaga dalam yang kemudian disalurkan penuh ke jari-jari. Ia tarik dua tangannya, turun ke dada, menyilang. Setelah itu diluruskan ke depan. Kali ini jari-jarinya sudah menegang membentuk cakar sejajar. Ini adalah prinsip jurus Cakar Tunggal, menyatukan dua cakar dengan arah dan tenaga secara bersamaan.

Dua cakar sejajar terbentuk. Pengerahan tenaga dalam membuat lengan Gagak Bayan berkilau kehitaman, kuku-kukunya terlihat mengkilap serupa logam, menyerupai belati runcing. Sungguh persis dengan cakar seekor Gagak. Itulah rupanya yang membuat ia dikenal sebagai Pendekar Gagak pada masanya. Lembu Peteng menyeringai senang, baru kali ini ia melihat kesaktian junjungannya. Pasti menang, batinnya.

Karna memiringkan wajah sedikit, mengerahkan pendengarannya untuk menangkap arah gerakan serangan Gagak Bayan. " Hmmmm...cukup bertenaga," batinnya menangkap gerakan tangan yang merobek udara.

" Aaaarrrgghhh... ! " Gagak Bayan menerjang. Dua cakarnya bergerak berayun dari kiri ke kanan menyilang turun bermaksud merobek perut Karna. Gerakan yang sangat cepat.

Karna memiringkan bahu, menggeser kaki kanan hingga lolos perutnya dari sergapan.

Cakar Gagak Bayan tidak berhenti bergerak ketika menyadari serangan pertama luput. Cakar itu tidak ditarik, tetapi kini berubah arah. Telapak cakar menghadap ke atas dan naik vertikal ingin merobek dengan tubuh menyusur tubuh dari samping. Karna menggerakkan pinggang dengan menarik ke kanan dan memundurkan bahunya hingga lolos lagi kombinasi serangan itu. Namun ternyata belum usai, begitu cakarnya sampai di atas luput dari sasaran, Gagak Bayan merobah lagi arah serangannya dari kanan ke kiri secara mendatar bermaksud merobek wajah Karna.

" Wuzzz...." Kombinasi serangan arah ketiga juga lolos, hanya menyusur di depan mata Karna yang tertutup kain hitam. Karna cukup memundurkan wajah sedikit.

" Jurus Pertama usai, Tuan." Karna berbisik. Gagak Bayan terbelalak tak menyangka 3 kombinasi arah jurus Cakar Tunggalnya dapat digagalkan dengan mudah.

Terlihat kain penutup mata Karna terkoyak cakar. Sungguh sangat tajam daya Cakar Tunggalnya Gagak Bayan. Tanpa tersentuhpun sanggup meninggalkan sayatan di kain. Bagaimana jadinya kalau menyentuh daging?

Gagak Bayan menyiapkan jurus Kedua. Kali ini Cakar Sayuta ( Sejuta Cakar ) yang menggunakan kombinasi gerakan tangan dari berbagai arah. Ia menerjang dengan didahului dua cakar menghujam dada yang diantisipasi Karna dengan mundur selangkah. Gagak Bayan senang, ia berpikir Karna terdesak. Selanjutnya kakinya yang juga sudah melengkung di telapaknya membentuk cakar, menyapu kaki Karna yang masih menapak ke bumi, karena kaki yang satu masih dalam posisi terangkat.

" Dug!" Terdengar benturan dua kaki. Kaki Karna tersapu. Tubuhnya miring, jatuh hampir menyentuh tanah. Gagak Bayan tertawa girang, dipikirnya perkelahian segera selesai dengan jatuhnya tubuh Karna. Tapi justru di situ ia salah. Karna memang sengaja membiarkan kakinya tersapu, sehingga dengan meminjam tenaga sapuan itu, posisi tubuhnya miring melintang. Namun sebelum tubuhnya menyentuh bumi, pinggangnya memutar sehingga tak sampai terpelanting. Dengan posisi tubuh di bawah, cakar tangan Gagak Bayan tidak bisa efektif untuk melanjutkan serangan Cakar Sayuta. Gagak Bayan baru menyadari kesalahan itu setelah kakinya yang masih dalam posisi menekuk membuat jangkauan cakarnya jauh dari sasaran.

" Jurus Kedua usai, Tuan."

Karna sudah berdiri dalam sikap biasa setelah tubuhnya berputar sejenak di atas tanah, diikuti menjejak tanah melenting untuk mendarat dengan anggun seperti seorang penari.

Gagalnya jurus kedua melahirkan rasa cemas di hati Gagak Bayan. Rasa marah bercampur malu mengaduk-aduk dadanya. Ia dilanda panik sehingga tanpa persiapan langsung menerjang sekuat tenaga dengan asal-asalan. Inilah kebodohan yang ditunggu Karna yang dengan cukup memiringkan tubuh, terjangan itu gagal dan fatalnya pengerahan tenaga tanpa kendali membuat tubuh Gagak Bayan terus melaju ke depan padahal tangannya masih bergerak. Membentur pohon asem di belakang Karna. Akibatnya, kulit pohon Asem itu tercabik-cabik hingga masuk ke seperempat batang.

" Jurus Ketiga yang dahsyat, Tuan. Kasihan...pohon Asemnya sampai terluka parah," ujar Karna dengan nada sedikit mengejek.

Kemarahan Gagak Bayan tak terbendung lagi. Sudah lupa pada niat semula untuk mengimbangi Karna dengan tangan kosong. Nyatanya, jangankan bisa mengimbangi, secepat dan sekuat apapun serangan tangan kosong yang ia lakukan, hasilnya ia dipermainkan seperti tikus di hadapan kucing. Hatinya membara. Di punggungnya, disamping pedang yang tadi sempat ia hunus, melintang sepasang senjata khas yang pernah membesarkan namanya di dunia persilatan. Dicabutnya kiai Gagak Pamungkas!

Kiai Gagak Pamungkas adalah nama senjata khas milik Gagak Bayan. Berujud sepasang kait bergagang gading, dengan ujung berbentuk cakar gagak yang terbuat dari besi, sementara di keempat ujungnya diikatkan semacam belati kecil yang sangat tajam. Konon, cakar kiai Gagak Pamungkas inilah yang digunakan oleh Gagak Bayan untuk merobek perut harimau raksasa saat menerkam raja Majapahit Kalagemet.

" Wuuuzzzz....!" Kiai Gagak Pamungkas menerjang menyilang dari dua arah yang berbeda. Satu menuju kepala, satunya menyapu perut. Tidak bisa dibayangkan lagi bentuk daging seseorang bila 8 belati di cakarnya mendarat di tubuh manusia. Karna sadar untuk serangan bersenjata aneh ini tidak bisa dihadapi dengan cara biasa. Arah serangan yang datang dari sudut yang berbeda harus dikunci salah satunya agar yang satu dapat diduga arahnya. Ia memutuskan untuk mengunci serangan yang datang ke perut. Serangan yang menuju kepala lebih mudah. Dengan memiringkan wajah atau menariknya ke belakang, serangan ke kepala dapat dihindari. Gerak kepala lebih elastis, mengingat sendi-sendi yang menunjang leher dan pinggang cukup elastis. Tapi perut tidak. Perut tidak memiliki sendi, sehingga sulit bergerak kecuali menggerakkan kaki. Tapi kalo cuma menggerakkan kaki mundur, itu hanya mampu untuk menghindari serangan namun tidak bisa mengunci. Dan bila hanya mundur, itu berbahaya. Ia bisa terpojok sehingga tak mampu menghadapi serangan susulan. Karna memutuskan untuk menekuk tubuhnya dari pinggang ke belakang tanpa memundurkan langkah. Serangan menuju kepala luput. Konsentrasi pendengaran Karna kini ditujukan pada serangan perut. Ia hitung dalam batin untuk mendahului datangnya ujung cakar. Tangannya bersiap menangkap gagang kiai Gagak Pamungkas. Dan....Tapp !!! Kiai Gagak Pamungkas yang sebelah kiri sudah tergenggam gagangnya. Laju serangan seketika terhenti.

" Jurus Keempat usai, Tuan!" Desis Karna sembari menyentakkan dorongan sekaligus melepaskan genggamannya pada senjata Gagak Pamungkas hingga Gagak Bayan terhuyung-huyung ke belakang nyaris jatuh kalau saja penggungnya tidak ditahan oleh Lembu Peteng.

" Hati-hati, Gusti." Ujar Lembu Peteng.

Dengan wajah merah padam menahan malu, Gagak Bayan menepis tangan Lembu Peteng yang memegang bahunya.

Bagi Gagak Bayan, kejadian ini lebih mengerikan daripada semua mimpi buruk yang pernah ia alami. Tidak masuk akal ! Bagaimana mungkin seorang bocah bau kencur mampu menghadapinya dengan tangan kosong dengan menutup mata, bahkan menjatuhkannya hanya dalam satu sentakan tunggal? Puluhan waktunya dihabiskan untuk belajar silat dan kanuragan sejak masih kecil dan hasilnya hanya jadi bahan permainan seorang bocah di depan 100 pasang mata anak buahnya sendiri?

Rasa marah, malu yang tak terkira membuat Gagak Bayan terpaksa harus menggunakan ajian Pamungkasnya. Apa itu ? Kelicikan, keculasan, menghalalkan segala cara untuk menang. Itulah ajian pamungkas bagi semua orang yang sudah memadamkan seluruh cahaya Batinnya demi tujuan duniawi; kemenangan.

Gagak Bayan berpikir, Karna dapat menahan serangannya karena mengandalkan pendengarnya yang tajam. Ya, pendengaran itu yang harus dikacaukannya !

" Pukul-pukulkan pedang, tombak, rantai, dan tameng kalian! Buat suara segaduh-gaduhnya. Berteriak-teriaklah sekencang mungkin!"

Lembu Peteng yang culas segera paham dengan maksud Gagal Bayan. Ia segera memerintahkan 100 prajurit untuk membuat bebunyian sekacau-kacsunya. Sementara Gagak Bayan berjalan perlahan-lahan mengelilingi Karna agar tidak terdeteksi asal arah serangan. Jurus terakhir ini harus berhasil dengan satu tujuan; membunuh Karna demi menyingkirkan cerita aib yang sangat menista namanya ini.

Karna mendengus dingin. Ia segera paham bahwa lawannya sangat licik. Namun sikap ksatria yang sudah ditanamkan oleh Mpu Angalas sudah menyatu di jiwanya. Bisa saja ia buka penutup mata untuk menghadapi serangan terakhir. Tapi itu tidak sesuai dengan jiwa seseorang Ksatria. Dia sudah menutup mata sejak awal, pantang baginya untuk membukanya sebelum pertarungan usai. Kemenangan memang penting, tapi cara untuk menggapainya itu yang membedakan seorang Satria dengan Pencoleng pecundang! Lagipula, Gagak Bayan tidak paham, bahwa Karna bukan hanya mengandalkan pendengaran, namun ia bisa merasakan tekanan angin sebelum sebuah serangan datang. Itu yang tidak diketahui Gagak Bayan.

Tapi ada yang aneh di janji jurus terakhir ini. Gagak Bayan seperti tidak menyiapkan serangan. Ia hanya berkeliling mengamati telinga Karna untuk memastikan bahwa posisinya tidak terdeteksi. Gagak Bayan tidak menyiapkan kuda-kuda! Justru ia mengarahkan kiai Gagak Pamungkas seperti mengacungkan tongkat. Dan...mendadak cakar-cakarnya bergerak. Lembu Peteng baru pertama ini tahu, bahwa ternyata cakar-cakar kiai Gagak Pamungkas dapat bergerak. Rupanya ada semacam benang yang dapat mengendalikan gerak per cakaran untuk membuka dan menangkup. Tiba-tiba, cakar kiai Gagak Pamungkas merentang penuh hingga tidak lagi berujud cakar namun sebuah lingkaran dengan jari-jari 4 belati per batang, sehingga total sepasang berjumlah 8. Dan, tepat di tengah-tengahnya ada lobang sangat kecil.

" Tesss...!!!" Melayang sebentuk jarum yang sangat halus dari lobang sepasang cakar itu.

" Senjata rahasia....," Lembu Peteng mendesis tidak menyangka bahwa di dalam batang kiai Gagak Pamungkas ada semacam pegas yang mampu menembakkan senjata rahasia berupa jarum. Dapat dipastikan bahwa itu adalah jarum beracun dengan bisa yang sangat mematikan.

Karna yang menunggu serangan terakhir Gagak Bayan sejenak termangu-mangu tidak menyadari bahwa ada dua jarum beracun yang meluncur ke arahnya. Ia hanya berdiri dalam sikap siaga, sementara dua jarum maut itu terus terbang menuju ke arahnya. Tidak ada bunyi sedikitpun. Tidak ada tekanan udara yang berubah. Apa yang terjadi? Apakah Gagak Bayan membatalkan serangannya?

' Tik ! Tik ! ' ada guncangan halus sekali di bungkusan kain yang terselip di pinggang Karna. Bungkusan kain itu berisi Batu Lintang Sapu Jagad yang ia ikat erat tak terpisahkan dari tubuh.

Karna terkesiap. " Senjata Rahasia !" desisnya menahan marah yang seketika meledak. Penggunaan senjata rahasia dalam pertarungan satu lawan satu bagi dunia persilatan adalah kejahatan terkutuk yang paling merendahkan sikap kekasatriaan. Ini melanggar semua prinsip di dunia persilatan!

Dengan ketetapan Sang Hyang Widdhi, rupanya meteor Sapu Jagad ternyata mengandung daya magnet yang mampu menghisap arah terbang 2 jarum beracun itu. Gagak Bayan tidak pernah menduga hal ini, bahkan Karna sendiri. Hanya Yang Maha Kuasa yang tahu rancangan penyelamatan jiwa ini.

" Sudah usai jurus Kelima, kau manusia terkutuk!"

Gagak Bayan pucat. Jaka Wingit ini manusia atau Dewa? Bagaimana mungkin ia bisa lolos dari Kematian serangan jarum beracun rahasia? Ia tidak tahu bahwa sebuah meteor berdaya magnet telah membelokkan arah serangannya.

Dengan merasakan arah tancapan jarum, Karna segera tahu di mana posisi Gagak Bayan berada. Ia hentakkan kaki, melenting berputar ke udara kemudian meluncur menuju ke tubuh Gagak Bayan yang sudah hancur nyalinya.

Kaki Karna mendarat tepat di pundak Gagak Bayan sehingga Gagak Bayan tersungkur ke tanah. Karna duduk dengan lutut menekan punggung Gagak Bayan yang tidak mampu mengangkat tubuh. Tangannya meronta memukul-mukul bumi seperti anak kecil yang menangis minta jajan. Karna yang sudah sangat marah karena penggunaan senjata rahasia meraih gagang pedang yang bersarung di punggung Gagak Bayan. Ia tarik rambut Gagal Bayan yang panjang sehingga kepalanya tertarik ke belakang dan lehernya meregang.

Karna menghunus pedang.

Gagak Bayan seketika hancur lebur nyalinya. Yang ia bayangkan, Karna akan mengakhiri nyawanya dengan menggorok lehernya.

" Ampun....ampuni aku, Tuaaaannn..." Gagak Bayan merintih. Matanya berurai air.

Karna tidak peduli. Ia tambah tarikannya di rambut Gagak Bayan. Leher Gagak Bayan makin terbuka untuk ditebas.

Karna mengangkat pedang. Mengayunkan. Berkebat kilat pedang memantul sinar matahari berbarengan dengan kemarahan Karna yang mendidih melebihi panas kawah gunung Brahma (Bromo). Menukas! Memutus!

" Arrrrrrrggggghhhhhh.....!!!! Terdengar jeritan terakhir Gagak Bayan serak memanjang.

Sebuah jeritan terakhir sebelum rambut panjang Gagak Bayan terpangkas dari kepalanya.

Karna membuka tutup matanya. Wajah tampannya terlihat sempurna berwibawa Matanya yang dingin tajam menatap sekeliling. Seluruh prajurit yang diterpa tatapan Karna lututnya goyah. Gemetar ketakutan.

" Aku tidak mau melawan Dewa!" Seorang prajurit berbisik.

Tubuh Gagak Bayan lunglai. Rambut panjang kebanggaannya sudah terpangkas. Bentuknya tak lebih bagus daripada potongan seorang pengemis.

***.

Terpopuler

Comments

Win Hirtatiyanto

Win Hirtatiyanto

jadi gagak botak dong hehe

2022-02-15

1

Edi yuzzardy

Edi yuzzardy

suara bunyi2an dr tameng prajurit,senjata tdk di ceritakan alias terlewat....kan di suruh sama si boss nya ah wkwkwk

2021-12-16

0

Edi yuzzardy

Edi yuzzardy

mantep...dub seruuuuu......alur cerita bagus dan nya enak di baca..profeaional banget.....lanjut thor

2021-12-16

0

lihat semua
Episodes
1 KELAHIRAN
2 PEMANASAN
3 JAWARA BANDOT GAGAK BAYAN
4 PERTARUNGAN TINGKAT DEWA
5 Pesona Bayu Bajra
6 KIDUNG ASMARA PERDANA
7 PERANGKAP GAGAK BAYAN
8 AKAL GAGAK BAYAN
9 PRAJURIT INTI MILITER MAJAPAHIT
10 BAB 1 0 PENDEKAR TERSESAT
11 11 DUEL KSATRIA
12 12 PUTRI IMPIAN
13 13 KEKUATAN CINTA
14 14 Kidang Panah Menyerahkan Kepalanya
15 15 MURID KEGELAPAN
16 16 KAWAH CANDRADIMUKA KIDANG DAN KARNA
17 17 Karna dan Nama
18 18 POLITIK JULIG
19 19 FALSAFAH KSATRIA ANGKER
20 20 PUSAKA AIR MATA WANITA
21 21 TIPU DAYA DI SAAT TITI YONI
22 22 KARNA vs KIDANG PANAH
23 23 KELAT BAHU SMARADAHANA
24 24 KSATRIA JUGA BUTUH MAKAN
25 25 KUDA PUTIH SI JULIG
26 26 CINCIN STEMPEL MAHAPATIH
27 27 MISI SATU SUKLAPAKSA
28 28 MURLI KATONG BATHARA KRESNA
29 29 MISTERI PANEMBAH SWARA
30 30 JULIG ADALAH KUNCI
31 31 PASUKAN ULAR
32 32 MENERKA LOBANG UDARA
33 33 TEKA-TEKI RENCANA JULIG
34 34 SIASAT ANAK KANCIL
35 35 JULIG GAGAL?
36 36 PUTRI NINI HINTEN
37 37 DI ISTANA SHRI BATHARA KRESNA
38 38 KARUNIA TULASI DEWI
39 39 SUARA GAGAK
40 40 PERTEMPURAN DI ISTANA KRESNA
41 41 DAHSYATNYA CHANDRA BIRAWA
42 42 KARNA & KIDANG PANAH TAK BERDAYA
43 43 MURLI KATONG VS BAYU BAJRA
44 44 AJIAN TERKUAT ADALAH PIKIRAN
45 45 PERDEBATAN DEWA VS MANUSIA
46 46 SERANGAN MENDADAK
47 47 AKTIFNYA BATU METEOR SAPU JAGAD
48 48 MISTERI BENTENG BASWARA
49 49 MELACAK BASWARA
50 50 PERUBAHAN YANG ABADI
51 51 PRASASTI CUNGGRANG
52 52 TITIK TERANG
53 53 MEMBELI KESERAKAHAN
54 54 GODAAN IBLIS KESOMBONGAN
55 55 JALIR dan POLITIK
56 56 PETUNJUK PERTAMA
57 57 MEMBAWA CUCAK
58 58 ASMARA NI SMARA DARAH PERWIRA
59 59 MENYUSUP
60 60 KECELAKAAN
61 61 TERKAPAR
62 62 RASA LEBIH KENTAL DARIPADA DARAH
63 63 PARA ALAS KAKI NEGARA
64 64 YAMADIPATI SANG PENCABUT NYAWA
65 65 MELULUHLANTAKKAN BENTENG BASWARA
66 66 MEMBENTUR DEMANG SURANGGANA
67 67 PERTEMPURAN ADU CERDIK
68 68 SENJATA TERBERAT DI DUNIA
69 69 DUA KUPU-KUPU
70 70 MEROBEK TIRAI
71 71 LAHIRNYA KSATRIA BARU
72 72 MERIAHNYA KOTARAJA
73 73 JULIG BERULAH
74 74 AWAL PETAKA
75 75 RACUN DUNIA
76 76 BANGKITNYA IBLIS
77 77 DESA SAMUDERA GAIB
78 78 RAKSASA BERMATA BIRU
79 79 DAHAN CIKAL BAKAL
80 80 LARI MENITI TANGGA PELANGI
81 81 REKAAN MIMPI PUSPA TAJEM
Episodes

Updated 81 Episodes

1
KELAHIRAN
2
PEMANASAN
3
JAWARA BANDOT GAGAK BAYAN
4
PERTARUNGAN TINGKAT DEWA
5
Pesona Bayu Bajra
6
KIDUNG ASMARA PERDANA
7
PERANGKAP GAGAK BAYAN
8
AKAL GAGAK BAYAN
9
PRAJURIT INTI MILITER MAJAPAHIT
10
BAB 1 0 PENDEKAR TERSESAT
11
11 DUEL KSATRIA
12
12 PUTRI IMPIAN
13
13 KEKUATAN CINTA
14
14 Kidang Panah Menyerahkan Kepalanya
15
15 MURID KEGELAPAN
16
16 KAWAH CANDRADIMUKA KIDANG DAN KARNA
17
17 Karna dan Nama
18
18 POLITIK JULIG
19
19 FALSAFAH KSATRIA ANGKER
20
20 PUSAKA AIR MATA WANITA
21
21 TIPU DAYA DI SAAT TITI YONI
22
22 KARNA vs KIDANG PANAH
23
23 KELAT BAHU SMARADAHANA
24
24 KSATRIA JUGA BUTUH MAKAN
25
25 KUDA PUTIH SI JULIG
26
26 CINCIN STEMPEL MAHAPATIH
27
27 MISI SATU SUKLAPAKSA
28
28 MURLI KATONG BATHARA KRESNA
29
29 MISTERI PANEMBAH SWARA
30
30 JULIG ADALAH KUNCI
31
31 PASUKAN ULAR
32
32 MENERKA LOBANG UDARA
33
33 TEKA-TEKI RENCANA JULIG
34
34 SIASAT ANAK KANCIL
35
35 JULIG GAGAL?
36
36 PUTRI NINI HINTEN
37
37 DI ISTANA SHRI BATHARA KRESNA
38
38 KARUNIA TULASI DEWI
39
39 SUARA GAGAK
40
40 PERTEMPURAN DI ISTANA KRESNA
41
41 DAHSYATNYA CHANDRA BIRAWA
42
42 KARNA & KIDANG PANAH TAK BERDAYA
43
43 MURLI KATONG VS BAYU BAJRA
44
44 AJIAN TERKUAT ADALAH PIKIRAN
45
45 PERDEBATAN DEWA VS MANUSIA
46
46 SERANGAN MENDADAK
47
47 AKTIFNYA BATU METEOR SAPU JAGAD
48
48 MISTERI BENTENG BASWARA
49
49 MELACAK BASWARA
50
50 PERUBAHAN YANG ABADI
51
51 PRASASTI CUNGGRANG
52
52 TITIK TERANG
53
53 MEMBELI KESERAKAHAN
54
54 GODAAN IBLIS KESOMBONGAN
55
55 JALIR dan POLITIK
56
56 PETUNJUK PERTAMA
57
57 MEMBAWA CUCAK
58
58 ASMARA NI SMARA DARAH PERWIRA
59
59 MENYUSUP
60
60 KECELAKAAN
61
61 TERKAPAR
62
62 RASA LEBIH KENTAL DARIPADA DARAH
63
63 PARA ALAS KAKI NEGARA
64
64 YAMADIPATI SANG PENCABUT NYAWA
65
65 MELULUHLANTAKKAN BENTENG BASWARA
66
66 MEMBENTUR DEMANG SURANGGANA
67
67 PERTEMPURAN ADU CERDIK
68
68 SENJATA TERBERAT DI DUNIA
69
69 DUA KUPU-KUPU
70
70 MEROBEK TIRAI
71
71 LAHIRNYA KSATRIA BARU
72
72 MERIAHNYA KOTARAJA
73
73 JULIG BERULAH
74
74 AWAL PETAKA
75
75 RACUN DUNIA
76
76 BANGKITNYA IBLIS
77
77 DESA SAMUDERA GAIB
78
78 RAKSASA BERMATA BIRU
79
79 DAHAN CIKAL BAKAL
80
80 LARI MENITI TANGGA PELANGI
81
81 REKAAN MIMPI PUSPA TAJEM

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!