5 : Pengasuh Baru Nayra

"Hari ini saya habis diusir dari kontrakan. Maklum, saya orang tidak punya. Jadi sudah menunggak selama 3 bulan, sampai akhirnya saya diusir." Ucapan itu mengalun begitu saja dari bibir Naya, padahal orang di depannya ini sama sekali tidak ia kenal.

Naya mengangkat pandangan, dilihatnya raut wajah Kaivan yang terkejut dengan apa yang terlontar dari bibirnya. Melihat itu, Naya mengangkat satu sudut bibirnya ke atas.

"Kalau sudah tidak ada urusan lagi, saya lebih baik pergi saja. Sekali lagi terimakasih atas kebaikannya, Pak Kaivan." Usai menyampirkan tas ransel di pundaknya, pun dengan dua tangan yang menjinjing tas besar—Naya melangkah perlahan, dengan sedikit kaki yang masih terasa ngilu. Biarlah, dia hanya perlu menahan sedikit rasa sakit di kakinya untuk sampai ke luar.

Tapi baru dibuat berjalan sebanyak 3 langkah, suara dari Kaivan menginterupsi. Alhasil membuat langkah kakinya tertahan.

"Tunggu!"

Begitu Kaivan menahan kepergiannya, Naya memutar tubuh kembali. Dilihatnya lelaki berusia 30 tahun itu dengan satu alis terangkat.

"Ada apa, Pak Kaivan?" tanya Naya.

Kaivan memulai dengan berdehem singkat, lantas mengucapkan sebuah perkataan yang membuat Naya terkejut.

"Kalau kamu mau, kamu bisa tinggal di sini. Saya lihat, Nayra sepertinya menyukai kamu. Dia terlihat betah mengobrol lama-lama dengan kamu. Kebetulan saya sedang mencari pengasuh untuk Nayra. Kalau kamu mau, kamu bisa menjadi pengasuh untuk Nayra sekarang juga. Bagaimana?" Begitu Kaivan berkata demikian, Naya melirik seorang anak perempuan berusia 5 tahun yang berdiri di samping Kaivan itu menganggukkan kepalanya begitu antusias.

"Saya sudah lama mencari sosok pengasuh untuk Nayra yang bisa membuatnya nyaman, selama ini—saya sudah berkali-kali memperkerjakan banyak pengasuh. Tapi banyak dari mereka, yang hanya bertahan paling lama satu bulan. Mereka mengatakan, jika Nayra terlalu dingin untuk anak seusianya. Tapi terkadang juga nakal dengan berkali-kali mengerjai mereka." Kaivan memperjelas.

"Saat saya meninggalkan kamu dengan Nayra selama 10 menit, saya melihat Nayra banyak mengobrol dengan kamu. Dan binar di wajahnya membuat saya yakin, jika Nayra nyaman dengan kamu. Jadi Naya, jika kamu bersedia—kamu bisa menjadi pengasuh Nayra. Saya akan beri kamu gaji yang sesuai dengan pekerjaan kamu. Bagaimana dengan nominal gaji di angka 10 juta? Apa kamu mau?" tanya Kaivan.

"S-sepuluh juta?" Naya membelalakkan mata, terkejut dengan nominal gaji seorang pengasuh yang dilontarkan oleh Kaivan.

"Ya, apa masih kurang? Saya akan tambahkan jika pekerjaan kamu baik nanti," ucap Kaivan.

"Bukan, Pak!" Naya mengangkat tangannya. "Nominal itu benar-benar besar untuk saya. Yang saya tau, menjadi seorang pengasuh paling diberi gaji tidak lebih dari 3 juta."

"Bagi saya, seorang pengasuh itu penting. Saya hanya ingin memberikan kenyamanan untuk semua pekerja saya. Jadi bagaimana? Kamu bersedia?"

"Saya bersedia, Pak. Selain karena saya juga membutuhkan tempat tinggal, saya juga butuh pekerjaan. Saya janji akan menjaga Nayra dengan baik," ujar Nayra.

"Ada satu kamar di sebelah kamar saya, kamar itu biasa dipakai oleh Nayra untuk tidur siang. Karena sekarang ada kamu, kamu bisa pakai kamar itu. Dan Nayra, biarkan dia memilih untuk tidur dengan saya atau dengan kamu."

Naya menganggukkan kepala mengerti, senyumnya mengulas manis. Dia lega setelah mempunyai tempat tinggal.

***

"Ada beberapa hal yang harus kamu tau tentang Nayra, dia tidak seperti anak-anak lain yang bebas bermain ataupun bebas memakan apa pun. Puteri saya Nayra, divonis mengidal penyakit lupus. Sebuah penyakit autoimun yang sampai sekarang belum bisa disembuhkan. Hanya dengan menjaga baik-baik dan berobat jalan untuk mencegah agar penyakitnya tidak kambuh. Saya mengobrol secara personal dengan kamu seperti ini, agar kamu bisa lebih berhati-hati dan memperhatikan Nayra." Naya benar-benar tidak menyangka, jika anak seimut Nayra sudah diberikan ujian penyakit yang begitu berat.

"Lalu apa yang harus saya perbuat untuk menjaga Nayra, Pak?" tanya Naya.

Saat ini, mereka berdua berada di ruang kerja Kaivan. Usai membuat Nayra tertidur dengan nyenyak di kamarnya, Naya datang ke ruang kerja Kaivan untuk menandatangani kontrak kerja dengan pria itu.

"Untuk saat ini, tolong jaga pola makan Naya. Jangan buat dia terbebani banyak pikiran, dan jangan buat dia terkena sinar matahari kelamaan. Kalau sampai pipinya keluar ruam-ruam merah, segera bawa Naya pulang dan minum obat. Untuk minum obat, pastikan dia meminum obat teratur. Dia agak susah untuk minum obat." Kaivan menjelaskan secara rinci pada Naya, yang sontak saja membuat gadis itu menganggukkan kepalanya mengerti.

"Apa penyakitnya Nayra sudah lama ada, Pak?"

Mendapatkan Naya bertanya seperti itu, Kaivan menyandarkan punggungnya pada kursi kebesarannya. Dia juga menaruh kedua tangan yang bertautan di atas meja, pun dengan kakinya yang menyilang di bawah meja.

"Penyakit ini sebenarnya turunan dari nenek di keluarga ibunya Nayra, jadi penyakit ini penyakit genetik yang sulit disembuhkan." Mendengar penjelasan Kaivan, Naya dibuat tersenyum miris. Kasihan sekali Nayra. Anak kecil yang imut itu sudah tidak mempunyai seorang ibu, sekarang diberikan penyakit yang tak main-main.

Meski Naya tidak tau kejelasan ke mana ibunya Nayra, tapi dia bisa menyimpulkan sendiri—ada kerinduan yang besar dari mata Nayra akan sosok seorang ibu. Untuk itu, kenapa dia membiarkan Nayra memanggilnya dengan sebutan 'mama'.

"Saya turut prihatin mendengar tentang Nayra, Pak. Saya janji, saya akan menjaga Nayra dengan baik. Bahkan akan saya anggap Nayra seperti puteri saya sendiri," kata Naya dengan bersungguh-sungguh.

Melihat kesungguhan Naya, Kaivan tersenyum tipis. Tak salah memang takdir mempertemukan mereka berdua. Karena setelah ini, Kaivan yakin—Nayra akan nyaman berada dalam pengasuhan Naya.

"Saya pegang janji kamu, saya juga berjanji akan memberikan kamu kenyamanan di sini. Ini berkas kontrak yang harus kamu tandatangani," ucap Kaivan sembari menyodorkan sebuah berkas kontrak kerja menjadi pengasuh Nayra.

Naya mengambil berkas itu lalu membacanya sebentar, sebelum gadis itu membubuhkan tanda tangannya di tempat yang sudah tersedia.

"Mulai hari ini, kamu resmi menjadi pengasuh Nayra, Nona Nayanika Zora Anjani," ucap Kaivan sambil berdiri dengan tangan mengulur pada Naya.

Naya pun turut berdiri lalu menjabat tangan besar Kaivan dengan seulas senyum terukir di wajah cantiknya.

"Terimakasih, Pak Kaivan. Mohon bimbingannya jikalau saya melakukan kesalahan," ucap Naya yang diangguki oleh Kaivan.

"Kamu tenang saja untuk hal itu," balas Kaivan yang membuat Naya tersenyum lega.

Di hari ini, dia mendapatkan kesedihan juga kebahagiaan sekaligus. Kesedihan karena diusir dari kontrakan, lalu kebahagiaan karena mendapatkan tempat tinggal baru dan pekerjaan baru yang lebih menguntungkan. Tentu saja Naya bahagia, dia tidak akan lagi harus berpanas-panasan mencari uang recehan ataupun menjadi buruh cuci piring lagi di kedai makanan.

Dengan hanya bertugas menjaga Nayra dengan baik, Naya bisa mengirimkan banyak uang untuk ibu di kampung.

"Tuhan, terimakasih karena sudah menjawab doaku dengan langsung seperti ini."

Terpopuler

Comments

ciara_UwU

ciara_UwU

Bikin nagih deh!

2023-09-19

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!